zahra seorang wanita cantik yang sederhana menikah dengan alif. mereka menikah bukan dari hasil perjodohan namun mereka menikah karena mereka saling mencintai.
zahra pikir suami nya ialah suami yang setia, padahal ia menyembunyikan sesuatu dari nya.
bagaimana kelanjutan rumah tangga zahra dan alif, apakah zahra masih mau mempertahankan rumah tangganya demi anak nya atau lebih memilih pergi?
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isy_yuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
zahra dan yang lainnya sudah berada di kampung halaman zahra. di sini lah zahra harus bangkit . zahra dan sisil akan memulai dari sini.
"nduk nanti kamu buka warung nya di samping rumah, kan masih ada tanah agak luas" ucap pak eko kepada zahra yang sedang duduk di teras
zahra melihat sang bapak dan melirik ke arah samping yang cukup luas. zahra tersenyum kepada bapak nya ia sangat beruntung mempunyai orang tua yang menyayanginya .
"iya Pak makasi pak sudah bantuin zahra. nanti ikut zahra ke toko bangunan ya pak. bapak juga ada kenalan tukang gak? " tanya zahra. pak eko menepuk bahu anak nya
"kamu anak bapak nduk. jika tanah itu memang akan jadi milik mu karena hanya kamu anak satu satunya anak bapak dan ibu. iya nanti bapak temenin ke toko bangunan. kalau tukangnya nanti bapak yang bilang ke mang dudung " ucap pak eko
"yaudah pak. zahra serahin sama bapak. semoga warung zahra berkah ya pak" ucap zahra. diaminnin oleh pak eko
.
hari berikutnya zahra sibuk dengan membeli barang untuk membangun warung impiannya. ia di bantu bapaknya pergi ke toko bangunan. besok nya baru tukang akan membangun warung. zahra sudah memberikan sketsa warung nya kepada tukang yang dipilih oleh bapaknya. sedangkan sisil di jaga oleh ibu nya.
zahra juga menyempatkan untuk menulis novel hanya 1 atau 2 episode.
hanya membutuhkan 10 hari warung zahra sudah berdiri kokoh. barang barang yang di pesan oleh zahra sudah datang.
Zahra dan kedua orang tuanya menata semua barang di rak yang sudah ia pesan.
"ma cicik bantu ya? " tawar sisik . zahra tersenyum melihat sang anak.
"anak mama mau bantuin hem. kalau gitu mama Minta tolong kasik barang itu ke tangan mama nanti mama yang susun di rak" ucap zahra
"siap ma. " ucap semangat sisil.
"eh.. bu wati mau buat warung ya bu ? " tanya ibu ibu yang bernama bu jainab
"iya ini mau buat warung. tapi bukan punya saya melainkan punya anak saya zahra" jawab bu wati
"kenapa gak nikah lagi si zahra. ketimbang kamu kerja buat warung penghasilan nya juga gak seberapa" celetuk ibu mar yang terkenal julid
"astaghfirullah. eh Mar anak saya tuh baru berduka ditinggal suami nya ya. malah nyuruh anak saya nikah lagi " geram bu wati.
"kan saya cuman ngasik saran, kalau gak diterima saran ku yasudah jangan di ambil " ketus bu Mar dengan sinis
"terimakasih saran nya bu mar , tapi saya masih mau fokus sama warung dan anak saya dulu " ucap zahra tersenyum lembut.
"udahlah mar. kamu ini mulut nya kayak petasan saja" tegur mak atun. bu mar hanya mencebikkan bibir nya.
"yasudah kami mau ke masjid dulu. bu wati gak ke pengajian" kata bu jainab
"gak nab saya libur dulu. saya mau bantu beberes ini dulu. kasian hanya berdua yang bisa bantu" ucap bu wati
"yasudah. kami duluan ya. mari " kata mak atun dengan ramah.
.
pagi hari zahra membantu sang ibu memasak untuk sarapan pagi. setelah memasak zahra memandikan sisil, memakaikan bajunya dan mengkuncir rambut.
"beres. ayo kita makan. setelah itu. ibu mau buka warung. do'ain ibu ya semoga warung kita ramai" ucap zahra mengelus rambut sang anak.
"iya ma. cicil akan celalu do'ain mama. cicil ikut mama ke walung ya? "
"iya. nanti sisil sama nenek ikut mama ke warung. ok" kata zahra.
"yeayy asik " sorak sisil
.
hari pertama warung zahra dibuka banyak warga berbelanja. karena zahra tidak mematok harga yang mahal. prinsip nya gak papa murah dan untung dikit yang penting laris manis. Dan terbukti warung nya sangat ramai.
Bu wati yang awalnya hanya duduk di bawah kasir. sekarang membantu sang anak. ia sangat bangga kepada sang anak.