NovelToon NovelToon
Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Status: tamat
Genre:Mafia / Duda / Ibu Pengganti / Tamat
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kacan

Dijual oleh ibu tiri ke pada seorang duda kaya berumur 40 tahun tidak serta merta membuat Citara bahagia.

Kekejaman pria beranak dua itu menjadikan Citara sebagai pelampiasan hasratnya.

Sampai sebuah fakta mengejutkan diketahui oleh Citara. Jika, pria yang dinikahinya bukan pria biasa.

Sisi gelap dari pria itu membuat Citara menjulukinya dengan sebutan Monster Salju. Pemarah, dingin, misterius dan mengerikan.

Akankah Citara mampu meluluhkah hati ayah dan anak itu? Simak kisahnya hanya di "Pelampiasan Hasrat Suami Kejam "

Author : Kacan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PHSK 22

Mata Citara mengerjap pelan, dengan perlahan mata indah itu mulai terbuka sempurna.

Gelap! Ia tidak dapat melihat apa pun.

Tiba-tiba gemuruh menyergap dada Citara kala sebuah kilas kejadian melintas di kepalanya

Kilasan tentang bagaimana kejamnya Varen dalam menghancurkan bola mata seseorang dengan satu kepalan tangan.

Sontak wajahnya berubah panik.

"M-mataku." Tangan Citara meraba kedua matanya dengan tangan bergetar tak karuan.

Sesak semakin terasa, kekhawatiran wanita berlesung pipi itu berada pada puncak tertinggi.

Suara isakan pilu mulai terdengar, ia sungguh merasa takut. Takut jika Varen sudah merenggut indra penglihatannya secara keji seperti yang dilakukan Varen pada pria tadi.

"Tolong, a-aku takut sekali." Linangan air mata membanjiri wajah manisnya.

Takut, ia sungguh merasa takut.

Citara menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan. Namun, ia tetap saja tidak dapat melihat apa pun.

Seketika suara tangisan wanita berlesung pipi itu melengking lebih kuat dari sebelumnya. Lolongan kencang menyayat hati menjadi tanda bahwa sang empu begitu terluka.

"Kau kejam ... a-aku aaaaa!" Citara berteriak histeris sembari memukul-mukul dadanya secara membabi-buta.

Ia meyakini bahwa Varen telah membuatnya buta, dan itu sungguh membuat perasaannya hancur berkeping-keping.

Citara terus saja menangis, ia memeluk kedua lututnya sambil merutuki semua perbuatan Varen yang semena-mena.

"Jahat, jahat, sangat jahat."

Tap! Tap! Tap!

Sebuah suara langkah kaki terdengar berat muncul secara tiba-tiba, yangmana hal itu membuat Citara terkesiap.

Air wajahnya berubah tegang, ia menegakkan tubuh dengan kepala menoleh tak tentu arah.

Suara langkah kaki itu kian mendekat.

Citara semakin waspada, secara naluri ia memundurkan tubuh, dan terus mundur sampai gerakannya terhenti karena sebuah penghalang yang terasa keras menyentuh punggungnya.

Sontak Citara meraba sesuatu yang menghalangi jalannya.

Matanya mendelik seketika, itu adalah sebuah dasboard ranjang.

Citara baru menyadari sesuatu, tempat yang ia duduki saat ini terasa empuk.

Kamar, ruangan yang ditempatinya adalah sebuah kamar.

Suara derap langkah kaki semakin mendekat, dan Citara dapat mendengarnya.

Bulir-bulir keringat mulai menetes dari pelipis Citara, kedua telapak tangannya pun tak lepas dari keringat dingin yang membasahi.

Suasana mencekam kental terasa.

Seiring dengan jantungnya yang bertalu-talu, Citara merasakan sebuah pergerakan dari tempat yang didudukinya.

Sontak Citara beringsut mundur.

Duk!

Na'as! Citara lupa jika dirinya sudah berada di sisi terujung ranjang.

Ia tidak dapat lari ke mana-mana, dirinya tersudut.

Napas Citara mendadak tersendat saat sebuah telapak tangan besar mencengkram kakinya.

"Lepas!" pekik Citara histeris.

Ia melakukan pemberontakan dengan menendang-nendangkan kaki tak tentu arah.

Namun, kekuatannya tak sebanding dengan seseorang yang saat ini tengah mengencangkan cengkraman di kakinya.

Citara tak patah arang, ia semakin intens menghentak-hentakan kakinya sampai sebuah geraman kasar menusuk telinganya.

Mendadak ia terdiam.

"T-tuan," gumam Citara dengan bibir bergetar.

Grep!

Tangan itu menarik kasar kedua kaki Citara sampai-sampai tubuh itu terlentang di tengah ranjang.

"Bodoh." Varen menggeram samar.

Dengan emosi bercokol di hati, Monster Salju itu merangkak ke atas tubuh sang wanita.

Citara terperangkap, ia sudah masuk dalam kungkungan pria kejam nan sadis bergelar monster.

Tangan Varen mulai merayap ke wajah Citara yang ketakutan.

"Cih! Air mata sialannn!" decih Varen ketika merasakan basah di telapak tangannya.

Tanpa perasaan Varen mencengkram kuat kedua pipi Citara.

"Sttss, s-sakit." Kening Citara membentuk kerutan halus, rasa perih yang diciptakan Varen membuatnya meringis.

"Rasakan ini, Jaalaanng sialaan!" ucap Varen sebelum dirinya menancapkan gigi di salah satu bukit Citara.

"Arggh," jerit Citara tertahan.

Tangan Varen yang mencengkram kuat kedua pipinya, serta gigitan yang diberikan pada dada kirinya membuat tubuhnya menegang—menahan rasa sakit.

Tetes air mata luruh dari sudut mata wanita berlesung pipi itu.

Sakit dan perih merundungnya dengan sadis.

Dengan gemetaran Citara berusaha menggerakkan bibirnya.

"L-lepaskan s-saya," ucap Citara terbata.

"Tidak akan!" sahut pria berhati dingin yang masih berada di antara dada Citara secepat kilat.

Varen, pria dengan julukan monster salju itu melepaskan gigitannya dari dada kiri sang istri. Namun, bukan untuk meringankan rasa sakit istrinya, melainkan untuk menambah rasa sakit itu menjadi dua kali lipat lebih besar.

"Bagaimana dengan ini?!" tanya Varen seiring dengan tangannya yang mere-mas gumpalan sintal milik Citara secara kasar.

Sontak mata Citara mendelik lebar, pipinya yang belum terbebas dari cengkraman Varen hanya bisa bergetar.

Di tengah kegelapan Citara hanya mampu berteriak tertahan.

Sementara Varen mengangkat salah satu sudut bibirnya yang tak dapat dilihat oleh mata Citara.

Varen mendapat kepuasannya setelah menyiksa Citara secara bertubi-tubi. Ia tidak merasa bersalah sedikitpun atas apa yang telah dilakukan nya pada sang istri.

Terdengar kejam memang. Akan tetapi, pria dengan julukan Monster Salju itu tidak perduli karena itu adalah sebuah bayaran atas perbuatan Citara yang sudah merutuki dan mengatai dirinya.

Varen yang sedari tadi sudah berada di dalam kamar yang ada di markas X Black—duduk bersandar di single sofa yang terdapat di kamar.

Yangmana hal itu membuat dirinya dapat mendengar segala rutukan dan juga suara isak tangis Citara yang menggema dalam ruangan tanpa cahaya itu.

Varen berdeham kuat, sontak membuat tubuh Citara tersentak kaget.

"Kau mengira dirimu buta karena aku, hmm?" ejek Varen tepat di sebelah telinga Citara.

Citara tidak menjawab.

Wanita berlesung pipi itu mematung ketakutan, cengkraman kuat di pipinya membuatnya tak berdaya.

"Ahrg!" Citara mengerang sakit saat tiba-tiba tangan Varen melepas cengkraman itu dengan kasar.

Seolah semua itu belum cukup, Varen melepaskan Citara dari kungkungan tubuhnya lalu beranjak turun dari ranjang.

Keadaan sekitar yang gelap gulita tidak menjadi hambatan bagi Varen untuk bergerak.

Baginya kegelapan adalah hal yang biasa.

Dengan lihai kaki Varen melangkah menuju ke saklar lampu yang ada di kamar markasnya.

Cklek!

Citara yang mendengar suara itu sontak memejamkan matanya erat, ia takut dengan apa yang tengah dilakukan oleh pria berhati dingin seperti Varen.

"Buka matamu!" perintah Varen dengan suara terdengar berat.

Kepala Citara menggeleng kuat, ia enggan untuk membuka matanya.

Penolakan itu tentu membuat emosi Varen terpancing.

Tangan Varen terkepal kuat dengan gigi bergemeletuk.

"Buka! Atau aku cungkil matamu sekarang?!" ancam Varen sembari berjalan mendekat kembali pada wanita yang selalu berhasil memancing kemarahannya.

Citara yang termakan dengan ancaman Varen spontan membuka kedua matanya dengan segera.

Mata Citara mengerjap berulang kali, kedua bola matanya merasakan silau yang teramat saat cahaya lampu kamar masuk ke dalam netra indahnya.

Samar-samar Citara melihat bayangan tubuh tinggi nan tegap sudah berada di hadapannya.

"A-aku bisa melihat," gumam Citara merasa lega.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena detik berikutnya Varen sudah mengangkat tubuhnya.

Citara eflek mengalungkan tangan di leher Varen, ia nyaris terjatuh, untung saja ia memiliki reflek yang bagus.

Mata Citara tidak berani menatap ke arah wajah Varen, nyalinya terlalu kecil untuk melakukan hal itu.

Brak!

Tubuh Citara tersentak kaget, Varen menendang pintu kamar mandi yang menimbulkan dentuman nyaring, pintu itu sukses terbuka lebar hanya dengan satu kali tendangan.

Varen membawa tubuh istrinya ke atas wastafel bergaya modern dengan warna hitam yang lebih dominan.

Tubuh mereka saling berhadapan, Varen menatap lekat wajah Citara. Namun tidak dengan menatap mata wanita itu.

Citara merasa tidak nyaman dengan posisi saat ini, pahanya jadi terbuka lebih lebar karena Varen berdiri di antara sela kakinya.

Tanpa kata Varen mulai menurunkan wanita itu dan membalik tubuh si wanita menjadi menghadap cermin.

"Kau tahu ... aku paling benci dengan tuduhan tanpa dasar!" kata Varen penuh penekanan sembari menatap wajah ketakutan Citara lewat pantulan cermin.

Deg!

Jantung Citara nyaris berhenti berdetak saat suara berat dengan penuh penekanan itu berbisik di telinganya

"Kira-kira hukuman apa yang pantas untukmu, hmm?" Tangan Varen yang masih bernodakan bercak darah dari musuhnya dengan lihai membelai salah satu pipi Citara.

Tangan berurat itu turun secara perlahan, memberikan sensasi yang sulit untuk dijabarkan setiap kali sapuan tangan itu membelai kulit Citara.

Mirisnya, Citara hanya mampu menatap pantulan dirinya lewat cermin dengan tatapan nanar.

Bersambung ....

Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Varen?

1
Zellin
yang ngejual citara juga hidup bahagia ya thor..
aagnes
keren ceritanya sukses ya thorrr
Zellin
sampe sini aq baca..GK etis gak ada etika nya..menyiksa org yg tak bersalah..yang bersalah hidup bahagia sehabis menjual citara...mungkin ini kisah nyata sang penulis kali ya..
Diana Hariadi
jgn2 kaki veren gk di amputasi cuma ngerjain citara aja untuk melihat kesetiaan citara
Rani Ayu
thor.. kapan buat si varen bucin dan anak sulung nya sadar ?
Diana Hariadi
paman varen🤣🤣🤣🤣
Diana Hariadi
serem amat thor
Diana Hariadi
citara goblok bilang aja gk tau,malah bilang gk mau itu berarti kamu tau,habis lah kau tiara😢
Diana Hariadi
aduh thor serem amat😢
Diana Hariadi
syukur lah citara di culik biar tau rasa tu si varen bahwa citara sangat berarti untuknya
aagnes
Luar biasa
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
varen stres😂
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
itu namanya kualat varen tau kualat?
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
GK suka sm sikap Ara... kebanyakan ngelamun...lelet...muak lama2
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
sudah umur 20 msh ogeb aja...sdh tau varen GK bisa d bantah msh aja bantah...
muak lama2 sm si Ara ini...suruh nurut susah banget..
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
takut tp masih pengen liat kebelakang...bego apa oon km ini Ara... pantesan varen gemes sm km...
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
tak baca pelan2 sambil ngeri2 sedep...yg penting si mafia Endingnya bucin setengah modar...
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
masih blm kapok...masih punya pikiran kabur kau Ara?
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
udah..kl tau suami km kek gitu nurut makanya...nurut malah aman kan...
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
gpp...drpd hidup sm ibu tiri dan kakak tiri mu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!