"Aku tak peduli dengan masa lalu. Yang aku tahu adalah masa kini dan masa depan. Masa lalu hanya hadir untuk memberi luka, dan aku tak ingin mengingatnya!!" (Rayyan)
"Aku sadar bukan gadis baik baik bahkan kehadiranku pun hanya sebagai alat. Hidupku tak pernah benar benar berarti sebelum aku bertemu denganmu." (Jennie)
"Aku mencintaimu dengan hati, meski ku akui tak pernah mampu untuk melawan takdir."( Rani)
Kisah perjuangan anak manusia yang hadir dari sebuah kesalahan masa lalu kedua orang tua mereka. Menanggung beban yang tak semestinya mereka pikul.
Mampukah mereka menaklukkan dunia dan mendirikan istana masa depan yang indah dengan kedua tangan dan kakinya sendiri?
Atau kejadian masa kelam orang tua mereka akan kembali terulang dalam kehidupan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6.06. Sisi lain
"Den, Rayyan itu nyeremin ya pak." Celetuk istri pak Tyo sepeninggal Rayyan beberapa saat lalu.
"Hust, ibu ini ngomong apa? mbok ya dijaga itu mulut kalau ngomong. Kalau kedengeran orangnya gimana coba? apalagi sampai kedengeran tuan Raka, bisa berabe bu."
"Iya Pak, maaf. Tapi bener lo pak, ibu aja sampai kadang takut liat matanya den Rayyan." Sang istri kembali bergidik.
"Sudah bu, kita kerja aja. Jangan mikir macam macam penting bisa makan saja udah tenang." Pak Tyo berlalu dengan membawa cangkul di bahunya. Sementara sang istri kembali ke dalam villa untuk bersih bersih.
Sementara pemuda yang sedang mereka bicarakan saat ini tengah berada di sebuah gudang berisi berbagai macam bahan baku. Rayyan juga secara langsung bertemu dengan pemilik toko. Bahkan sang pemilik secara langsung mengucapkan banyak terimakasih karena perusahaan Aditama mau mempercayai toko miliknya sebagai pemasok bahan.
Setelah dirasa cukup, Rayyan pergi meninggalkan toko.
Mobil berjalan pelan, Rayyan menyandarkan sebelah tangannya pada pintu mobil sementara sebelah lainnya memegang kendali setir. Dalam diam dan pandangan fokus kedepan pikirannya berkelana jauh. Tak ada yang mencurigai dari gelagat pemilik toko maupun pegawainya. Rayyan bahkan tak menemukan bahan bahan yang kurang baik disana.
"Apa ada pihak lain yang terlibat tapi siapa? orang dalam kah atau ada yang lainnya?"
Semua laporan jelas bahkan sama persis dengan nota nota yang dimiliki oleh pemilik toko. Kedua mata Rayyan mengernyap pelan, mengingat sesuatu yang baru saja melintas dalam pikirannya.
"Aku harus memeriksanya, semoga saja kecurigaan ku tak benar."
Baru beberapa meter mobil melaju sedikit kencang kini mobil tersebut kembali melambat. Sedikit memicingkan matanya Rayyan menajamkan penglihatannya.
Nampak sosok gadis cantik dengan baju kantoran yang rapih sedang berjongkok di hadapan seorang wanita tua. Wanita tua tersebut bisa dipastikan pengemis melihat dari pakaian yang dikenakannya. Namun bukan itu yang menjadi fokus Rayyan hingga membuat mobil nya benar-benar berhenti disebrang mereka.
Rayyan menutup kaca mobilnya agar lebih leluasa mengamati apa yang kedua orang di hadapannya itu sedang lakukan.
"Benarkah itu dia? sedang apa dia disini dan apa ini?"
Rayyan membulatkan matanya, dia bahkan mengusap wajahnya untuk meyakinkan bahwa penglihatannya tak salah. Gadis itu adalah Jennie Aquila, seorang gadis yang angkuh dan sombong sedang berjongkok dihadapan seorang pengemis. Bukan itu saja, apa yang dilakukan oleh Jennie membuat Rayyan mengukir senyum tipis diujung bibirnya.
Sebuah kotak berisi makanan nampak diterima oleh wanita tua tersebut dengan tangan yang gemetar. Bahkan Jennie menuntun wanita tersebut untuk duduk di sebuah bangku yang berada di depan rumah makan yang mungkin baru saja gadis itu datangi. Wajah Jennie nampak beberapa kali tersenyum dan berbicara entah apa. Kadang wanita tua tersebut terlihat menyeka air matanya sebelum kembali menyuapkan makanan dalam mulutnya.
"Dia bisa bersikap baik juga ternyata." Rayyan menggeleng.
Pandangannya pada Jennie tak pernah baik sejak lama. Dia bahkan masih mengingat bagaimana gadis itu menggunakan segala cara untuk membuat Raka masuk dalam jebakannya. Jennie juga terkenal dengan sikap arogan nya yang tinggi. Dia yang suka merendahkan orang lain membuatnya semakin muak. Bahkan ketika mereka harus dipertemuan kembali dalam acara pernikahan Radit waktu itu tak membuat pandangan Rayyan pada Jennie berubah. Baginya, Jennie adalah salah satu jenis wanita yang harus diwaspadai sama seperti mamanya Reni Daguan yang mampu melakukan berbagai cara bahkan menghabisi nyawa orang lain demi ambisinya.
.
.
Ibu kota.
Meninggalkan Rayyan yang sedang bergelut dengan segala permasalahan yang masih belum terpecahkan di kota B.
Jimmy yang baru saja memarkirkan mobilnya di perusahaan pusat keluarga Darou langsung menghadap pada Raja Darou. Pemuda itu sungguh sangat mengkhawatirkan keadaan Jennie yang hanya ditinggalkan sendiri di kota B.
Jimmy juga merasakan keanehan dengan perasaannya saat ini. Biasanya dia akan santai saja meninggalkan gadis yang menjadi bos nya itu sendiri. Ya, Jimmy adalah anak dari seorang pengawal keluarga Darou yang diperintahkan langsung oleh tuan Darou untuk menjadi asisten sekaligus pengawal untuk Jennie. Meski tak mengakuinya secara terang terangan namun tuan Darou selalu memerhatikan apa saja yang putrinya itu kerjakan.
Sebagai orang yang masih memiliki ikatan dengan keluarga Darou tentu saja Jennie bisa menjadi santapan para pesaing bisnisnya. Karena itulah dia meminta Jimmy untuk selalu bersama gadis itu.
"Maaf, Jim. Tuan muda baru saja keluar untuk bertemu klien." Ucap okta, sekertaris Raja.
"Apa akan lama? kalau tidak aku akan menunggu disini?"
"Untuk itu aku kurang tahu, karena seperti biasanya tuan muda memiliki agenda lain diluar agenda kantor."
"Baiklah, kalau begitu tolong sampaikan pada tuan muda jika beliau kembali bahwa aku mencarinya."
"Ok." Okta mengangguk sambil menyunggingkan senyum manisnya.
"Aku harap ini benar-benar hal penting dan sepadan hingga aku harus meninggalkan Jennie disana beberapa waktu."
Jimmy kembali ke luar gedung dan melaju menuju kediaman keluarga Darou. Tempat dimana keluarganya mengabdi.
"Entah mengapa perasaanku sangat tak tenang hari ini. Tapi tak tahu mengapa?" Diusap nya kembali wajahnya dengan kasar. Jimmy bahkan mengemudikan mobilnya dengan kencang hanya ingin cepat sampai ke ibu kota dan mempertanyakan langsung kepada Raja mengapa dirinya diminta untuk segera kembali.
.
.
"Malam Den."
"Malam bu, pak Tyo mana bu kok nggak kelihatan?"
"Bapak tadi pamit mau ke bawah den, ada warga yang sedang hajatan katanya bapak diminta untuk hadir disana."
"Oh begitu, baiklah bu sebaiknya ibu istirahat saja. Lagipula ini sudah malam dan tak ada yang harus dikerjakan lagi."
"Tapi, nanti kalau aden butuh apa apa gimana? minum atau makan misalnya."
Rayyan tersenyum membuat istri pak Tyo membeku di tempatnya. Beberapa hari sejak kedatangannya tak pernah sekalipun dia melihat Rayyan tersenyum meski hanya sebentar.
"Ternyata Den Rayyan kalau tersenyum ganteng juga ya." gumamnya dalam hati sambil terus menatap wajah Rayyan yang nampak berbeda di hadapannya. Tak lagi menakutkan seperti sebelumnya.
"Nanti kalau pengen sesuatu Ray bisa melakukannya sendiri bu. Ibu istirahat saja!! oh ya bu, boleh tidak besok pagi saya dibikinkan coklat panas sama pisang goreng?"
"Baik den, besok saya akan kepasar pagi pagi sekali." Rayyan mengangguk lalu kembali tenggelam pada laptopnya berbalas pesan dengan Raka yang menanyakan perkembangan proyek yang sedang Rayyan pegang.
Bu Tyo melangkahkan kakinya menuju salah satu kamar yang berada tak jauh dari dapur. Kamar yang dia dan suaminya tempati selama bekerja menjaga villa. Sebenarnya pasangan suami istri tersebut ingin menempati sebuah rumah yang masih berada di sekitaran villa dan hanya berjarak beberapa meter saja. Tapi Raka melarang nya kala itu dan meminta keduanya untuk tingal bersamanya dalam villa dan menjadikan rumah kecil tersebut sebagai gudang.
karena mereka berdua sama-sama menempati posisi istimewa di hati Rayyan
yang penting Daddymu selalu bersikap baik padamu toooh
koneksinya gak main-main seeeh
aaahh aku telat bacanya ya, harusnya pas maljum kemaren 😅😅😅
pasti rayyan bahagia dpet.jackpot yg masih tersegel.
wkwkw bisa langsung hamil itu kan thor, kasian para orang tua pingin punya cucu, bakal jadi rebutan pasti.
ok lah makasih ry udah buat rayyan dan jenie bahagia disini