Area 21+
Anak di bawah umur dilarang mendekat.
Tentang Bianca yang memendam perasaan cinta terhadap Alexander Valentino sahabat kakaknya. Ia rela dijadikan partner di atas ranjang bagi pria itu meski ia tau hati Alex begitu kuat berpaut pada kekasih yang sangat dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
Bianca tersenyum sumringah sehabis menyanyikan lagu itu, teman-teman nya bersorak mengelu-elukan dirinya, bahkan sebagian besar memintanya untuk kembali menyanyikan sebuah lagu namun karena melihat perubahan raut wajah Alex membuat gadis itu menolak permintaan teman-teman nya.
" Maaf ya, Bian cuma penyanyi kamar mandi, bukan penyanyi profesional. Satu lagu aja uda bikin suara Bian serak. Jadi cukup ya lagu dari Bian, selamat malam terimakasih untuk apresiasinya" Ucap gadis itu beralasan. Ia meletakkan gitarnya lalu beranjak menuju kursi nya dan duduk kembali ke posisi semula.
Bianca tersenyum ceria, sangat berbeda dengan Alex yang raut wajah nya berubah sendu. Hatinya sedikit kacau atas ulah Bianca barusan. Suara dan ekspresi Bianca saat bernyanyi begitu menusuk hatinya.
"Bang, gimana suara sama permainan gitar Bian? bagus kan?" Tanya Bianca pada Alex. Bermaksud agar pria itu tak marah karena ia nekat tampil di depan banyak orang
"Iya bagus, belajar di mana?" Alex berusaha menata hatinya kembali agar tak terhanyut dalam kegundahan.
"Waktu SMA kemaren Bian ikut ekskul seni. Sebenarnya uda lama nggak pegang gitar, ternyata masih bisa" Bianca tersenyum ceria.
"Oh gitu, by the way gimana rasanya jadi pusat perhatian? seneng? " Alex mengangkat alisnya dengan tatapan tajam membuat Bianca menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Ia tersenyum salah tingkah. Namun sejurus kemudian ia menghela nafas lega saat mendengar suara seseorang yang memecah ketegangan diantara dirinya dan Alex.
"Kakak nggak nyangka suara kamu sebagus itu bi" Bianca mendongak dan Andre sudah berpindah duduk ke samping nya.
"Makasih kak" Bianca tersenyum bangga.
"Lagu yang kamu pilih juga keren, menggambar kan isi hati kakak" Ucap Andre yang membuat Alex mendengus pelan, ia masih terus menyimak pembicaraan Bianca dan pria itu.
"Wah benarkah? beruntung sekali gadis yang kakak cintai sebesar itu" Ucap Bian dengan wajah berbinar.
"Yah semoga dia memang merasa beruntung seperti apa yang kamu ucapkan bi, karena pada kenyataan nya gadis itu begitu sulit untuk ditebak." Ucap Andre, Bianca dan pria itu sontak menoleh pada Alex yang terkekeh.
"Kasihan" Ucapnya yang membuat raut wajah Andre sedikit masam.
"Abang apaan sih, gak ada empatinya sama sekali" Ucap Bianca sewot.
Alex melengos, tak menanggapi ucapan Bianca. Merasa Alex tak menanggapinya dengan mendengus kesal gadis itu akhirnya kembali menatap Andre dengan serius.
"Kakak jangan menyerah, perjuangkan gadis itu kak. Bian juga mengalami hal yang kakak alami, tapi bedanya Bian sudah tidak bisa memperjuangkan nya. Karena kesempatan itu sudah tidak ada, juga karena keterbatasan Bian sebagai perempuan yang kodratnya dikejar bukan mengejar. Tapi kakak meski gadis itu menunjukkan penolakan tetap jangan menyerah ya, karena lelaki itu memang sejatinya tak boleh menyerah memperjuangkan apa yang ia inginkan"
Ucapnya sendu. Alex memalingkan wajahnya dengan cepat ke arah Bianca yang tertunduk sedih, lagi-lagi hatinya terasa diremas. Ia menatap iba pada Bianca, namun ia juga tak bisa memaksakan hatinya yang terlanjur sudah ada Salsa di dalam nya.
"Iya kakak akan memperjuangkan nya bi" Ucap Andre dengan wajah berbinar, seolah ia telah mendapatkan kekuatan nya. Ucapan Bianca ia anggap sebagai kode bahwa Bianca ingin diperjuangkan oleh nya
🍁🍁🍁
"Kamu tau gadis yang Andre maksud itu?" Tanya Alex, suasana malam itu begitu hening, hanya terdengar bunyi hewan malam menemani Bianca dan Alex yang masih belum terpejam meski mereka sudah membaringkan tubuh sejak 1 jam yang lalu.
"Tentu saja tau, gadis yang dia maksud itu Bian" ucap nya dengan suara lembut. Alex terkejut ternyata Bianca tau bahwa gadis yang Andre maksud adalah dirinya.
"Jadi kamu menyadari bahwa Andre suka sama kamu?" Ulang Alex
"Iya, sejak awal kak Andre selalu menunjukkan perasaan nya ke Bian. Kak Andre tak pernah berusaha menutupinya dari Bian" ucap Bianca sambil tersenyum, ia memutar tubuhnya agar menghadap pada Alex, pria itu juga melakukan hal yang sama.
"Kamu memintanya berjuang? apa itu artinya kamu juga menyukainya?" Alex menahan sesuatu yang begitu mengganggu hatinya saat mengatakan itu. Senyuman Bianca membuatnya semakin tidak suka. Hati nya tak rela.
"Ya Bian memang meminta kak Andre terus berjuang untuk Bian bang" Ucap gadis itu, ia melihat kegusaran di mata Alex.
"Kenapa? bukankah kamu bilang kamu mencintai abang? kenapa malah meminta Andre berjuang?" Bianca tersenyum getir.
"Karena abang itu mustahil untuk Bian, Bian nggak mungkin meminta abang untuk memperjuangkan Bian sementara hati abang sudah dimiliki oleh kak Salsa. Lagian abang tidak perlu berjuang juga Bian sudah menyerahkan diri terlebih dahulu, tapi Bianca tidak bisa terus hidup dalam angan karena faktanya abang tidak mungkin untuk Bian gapai sampai kapanpun. Bian harus melanjutkan hidup, tidak mungkin terus mengharapkan sesuatu yang secara logika sudah sangat jelas kemustahilan nya" Bianca terkekeh namun hatinya terasa perih. Alex menyunggingkan senyum getir, ucapan Bianca nyata nya memang benar adanya.
"Bian harap suatu saat hati Bian akan luluh melihat pengorbanan kak Andre. Dengan begitu Bian bisa mulai melepaskan perasaan Bian ke abang" Bianca mengucapkan nya dengan ekspresi yang ia buat sesantai mungkin, Bianca ingin menunjukkan bahwa ia baik-baik saja pada Alex, gadis itu tak mau Alex terbebani dengan perasaan yang ia miliki.
Alex memalingkan wajahnya pria itu kehilangan kata-kata untuk membalas ucapan Bianca , ia menyelami hatinya yang merasa tidak rela jika Bianca berpaling dari perasaan terhadapnya, namun ia juga tak bisa memastikan bahwa ia menginginkan Bianca menjadi pendamping hidup nya karena bayangan Salsa masih mendominasi mimpinya untuk mengisi masa depan nya kelak. Alex dirundung kebingungan pada perasaan nya sendiri, apakah perasaan nya pada Bianca hanya sebatas hasrat semata karena ia merasa candu akan kenikmatan yang kerap kali tubuh Bianca suguhkan padanya?
"Bian ngantuk, Bian tidur duluan ya bang. Good night " bisik Bianca, Alex segera memalingkan wajahnya kembali ke arah gadis itu, mengulurkan tangan nya untuk meraih Bian dan menarik Bian ke dalam pelukan nya, sudah lebih dari seminggu ini ia dan Bian tidur dengan posisi seperti ini setiap selesai dari sesi percintaan nya, Alex tak ingin melewatkan malam ini tanpa memeluk gadis itu meski malam ini mereka melewatkan kebiasaan untuk bertukar keringat.
"Selamat istirahat Bi" Alex menciumi puncak kepala Bianca, dan merapatkan dekapan nya. Berusaha mengalirkan kehangatan dan memberikan kenyamanan pada gadisnya di tengah kondisi malam yang begitu dingin. Namun tanpa pria itu sadari air mata meleleh di pipi gadis itu, Bianca menangis dalam diam. Meratapi nasip cintanya yang begitu tragis.
🍁🍁🍁