Gejolak Cinta Sang Asisten
"Kau pergi lah!! tak ada lagi tempatmu disini." Teriak seorang pria paruh baya dengan kedua tangan bertengger diatas pinggangnya.
Tatapan tak bersahabat dilayangkan nya pada sosok laki-laki yang berdiri dihadapannya kini. Laki-laki tampan dengan bola mata sedikit kecoklatan, kulit bersih dan pakaian yang tak kalah rapih. Namun penampilannya tersebut tak juga mampu membuka mata pria paruh baya tersebut.
"Maaf, pak. Saya hanya ingin bertemu dengan Rani sebentar saja. Ada hal yang harus kami bicarakan, saya janji setelah itu akan pergi."
"Halah alasan!! kamu pikir aku tak tahu siapa kamu?"
"Kamu itu anak pembawa sial. Bahkan ibumu pun pasti bersyukur karena mati terlebih dahulu dari pada menanggung malu mempunyai anak berandalan sepertimu. Bajumu tak mampu menyembunyikan jati dirimu sebagai berandalan. Jangan bermimpi untuk bisa mendekati anakku lagi."
Brakk
Rayyan menatap nanar pintu bercat putih tersebut. Hatinya berdenyut nyeri mana kala masa lalunya kembali menjadi bumerang dalam hidupnya yang kini telah tertata rapih.
Sudah 7 tahun lamanya, namun ternyata semuanya tak semudah yang dia bayangkan.
Rayyan Kevlin Sanjaya.
Seorang mantan anak jalanan yang harus berjuang melawan kerasnya kehidupan setelah kepergian sang mama untuk selama lamanya.
Rayyan yang kala itu masih berusia15 tahun harus dihadapkan dengan cobaan yang membuat jiwanya terguncang. Kematian sang mama menjadi puncak pemberontakan pemuda tersebut.
Rayyan memilih pergi dari rumah yang rasa neraka baginya. Satu satunya orang yang peduli padanya telah tiada, tak ada lagi lengan yang mampu memeluknya kala sesak itu kembali menghimpit dadanya.
.
.
.
"Apa kau yakin akan pergi ke sana?"
Raka Aditama, pemimpin perusahaan Aditama Grup yang sekaligus sebagai atasannya itu bertanya tanpa mengalihkan pandangan.
Raka sangat tahu bagaimana perasaan asisten pribadinya tersebut. Kota B, adalah tempat yang sama dimana gadis pujaan sang asisten berada. Bukan tak senang namun Raka sangat tahu pasti bagaimana hubungan keduanya yang kandas hanya karena masa lalu seorang Rayyan.
"Ya, Tuan. Biarkan saya yang pergi, lagipula tuan tak akan bisa fokus disana saat tuan kecil sedang sakit. Nyonya muda pasti sangat membutuhkan anda."
Huuft, Raka menghela nafasnya dalam. Apa yang dikatakan Rayyan memang benar adanya. Dia tak akan bisa fokus dengan pekerjaannya.Saka, putra kecilnya sedang sakit. Bayi menggemaskan tersebut bahkan sedang dirawat dirumah sakit akibat dehidrasi.
"Kalau begitu aku minta maaf untuk kali ini harus kembali merepotkan mu, Ray."
Rayyan tersenyum, Raka dan keluarganya tak pernah merendahkannya sekalipun. Hal itulah yang membuat Rayyan benar-benar mengabdikan dirinya pada keluarga Aditama. Keluarga yang mau menerimanya dengan latar belakang yang buruk. Lahir dari keluarga ternama tak membuatnya menjadi bangga. Rayyan bahkan memilih melepaskan nama sang ayah dalam namanya hingga orang kini hanya mengenalnya dengan sebutan asisten Rayyan.
"Setelah Rico kembali, aku akan menyuruhnya untuk menyusulmu kesana."
"Baik, tuan."
Keduanya kembali terdiam hanyut dalam berkas berkas yang berada di hadapan keduanya. Hingga dering ponsel Raka mengalihkan pandangan lelaki 2 anak tersebut.
Nama sang istri membuatnya tersenyum kecil. Ada bahagia menyeruak dalam hatinya namun juga rasa khawatir mengingat sang putra sedang dirawat.
"Ya, sayang."
"Mas, sudah makan siang?"
Wajah Denisa nampak memenuhi layar ponsel Raka. Ada ketenangan menyeruak dalam hati Raka ketika menatap wajah cantik sang istri.
"Belum, sebentar lagi mas akan makan bersama dengan Rayyan. Bagaimana dengan mu? apa Saka kembali rewel?"
"Tidak mas, hari ini Saka sudah bisa tertawa, badannya juga tak lagi demam."
"Pulang kantor aku akan langsung ke rumah sakit ya."
"Boleh ajak Sara? aku kangen."
Sara, bayi imut kembaran Saka tersebut terpaksa ditinggal dirumah bersama mama mertuanya. Mengingat rumah sakit tak baik untuk bayi berlama-lama disana. Saka yang rewel tentu saja membutuhkan perhatian yang ekstra. Meski begitu bukan berarti Denisa akan mengabaikan putrinya. Setiap satu jam sekali wanita cantik tersebut akan menghubungi mama mertuanya hanya untuk menanyakan tentang putri kecilnya.
"Baiklah, nanti aku akan pulang dulu kerumah menjemput Sara dan mama. Tapi janji hanya sebentar ya sayang." Senyum Denisa terukir disana.
Dua hari lamanya dia tak bisa mendekap sang putri membuatnya rindu berat. Meski Asi tetap tak pernah putus dia berikan. Denisa akan selalu memompa asinya mengingat Saka pun tak lagi bisa meminum Asinya dengan maksimal selama putranya tersebut sakit.
.
.
Lupita Anggraini.
Gadis yang keseharian nya berpenampilan tomboy tersebut nampak mengulas senyum tipis kala melihat penampilannya berubah drastis. Dia yang kembali ke kampung halaman karena paksaan kedua orang tuanya terutama sang ayah kini menjelma menjadi gadis dengan penampilan anggun.
Wajah yang dulu hanya dibalur bedak tipis itu kini mengalami kemajuan. Ada sapuan lipstik berwarna pink di bibirnya juga kedua alis yang kini nampak rapih.
Wajah yang selalu mengumbar senyum manis tersebut membuat orang lain ikut tersenyum. Meski demikian tak pernah ada yang tahu bagaimana gadis 26 tahun tersebut menyimpan lukanya dengan sangat rapi.
Dengan mata dan telinganya sendiri gadis dengan rambut sebahu itu menyaksikan bagaimana sang ayah mengusir bahkan menghina lelaki yang berstatus kekasihnya tersebut.
"Maaf." Hanya kata itu yang sering dia gumamkan saat mengingat sosok Rayyan.
"Sudah siap, mbak?"
"Sudah, ini baru selesai."
"Wow, mbak Rani cantik sekali hari ini." Pekik Laelah, sepupu Rani. Gadis yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA itu nampak heboh. Memandangi Rani dari berbagai sudut membuat membuat Rani berdecak.
"Kenapa nggak dari dulu saja mbak berpenampilan begini, kan lebih terlihat cantik dari pada pakai kemeja dan jeans."
"Itukan kamu, lah. Mbak kan nggak centil seperti kamu. Lagipula lebih nyaman pakai pakaian casual ketimbang pakai beginian." Rani mencebik.
Sangat menyiksa baginya harus berpenampilan feminim meski kodratnya memang demikian. Dia yang sejak kecil lebih suka memakai kaos dan celana tak pernah mau dipusingkan dengan berbagai macam alat make-up dan juga barang barang seperti tas, maupun perhiasan.
Disaat teman teman sebayanya sibuk ber rias disalon, Rani lebih memilih menguncir kuda rambutnya. Tapi semua berubah sekarang, lebih tepatnya 4 bulan yang lalu. Bukan karena keinginannya, namun gadis itu tak punya pilihan lain selain menurut.
"Bahkan hidupku pun tak lagi menjadi hak ku sepenuhnya." Gumamnya kala itu.
Keduanya beranjak pergi. Satu minggu lagi adalah hari dimana pertunangannya dilaksanakan. Sang ayah telah menetapkan perjodohan nya jauh jauh hari tanpa persetujuan Rani. Ingin menolak namun Rani tak punya kemampuan untuk itu. Beberapa fakta mengejutkan tak lagi mampu membuat Rani kembali memberontak seperti dulu sebelum dirinya melarikan diri ke ibu kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R ve
Mampir thor 😊
2024-02-14
0
@☠Arina
kasian Rayy diomelin sama papa Rani
2023-12-04
0
☠@AngguN
jahara banget kan yah mulit pp rani
2023-12-03
0