NovelToon NovelToon
Pesona Gadis Penebus Hutang

Pesona Gadis Penebus Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:487.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Park alra

Sinopsis:

Sungguh malangnya nasib Lentera Kirana, seorang gadis cantik bak peri turun dari khayangan namun memiliki hidup yang begitu memilukan.

Kiran di jual oleh paman dan bibi yang telah membesarkan nya, demi menebus hutang piutang mereka pada seorang juragan tua yang ingin menjadi kan Kiran sebagai koleksi istri ke enam, tapi Tuhan masih melindunginya hingga takdir membawa gadis malang itu pada seorang tuan muda keluarga kolongmerat ternama, Arshaka ian Najendra.

Bagaimana perjalanan kisah cinta mereka yang pelik? akankah mendapat kebahagiaan. Ikuti novel nya❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Park alra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PHGP 06 | Kemelut hati

Happy reading 🌻🌻🌻🌻🌻

Kiran keluar kamar, setelah di bantu seorang maid untuk bersiap, gadis yang hari ini sudah resmi menyandang gelar sebagai nyonya muda Rajendra itu, nampak rapi dan cantik dengan balutan dress sebatas paha bermotif kupu-kupu dengan sapuan make up tipis dan rambut panjangnya yang di ikat setengah.

"Menantu ku sangat cantik ... " Renata memuji begitu Kiran tiba di meja makan. "Duduklah di sini nak," ajak Renata kemudian menepuk kursi di sampingnya.

Kiran menurut, ia berjalan pelan menghampiri dan duduk di samping sang ibu mertua.

Helen menatap lembut pada Kiran. "Kamu cantik jika di dandani seperti ini, nak. Shaka sangat beruntung memiliki mu sebagai istri nya."

Pujian demi pujian di lontarkan untuk Kiran, sementara gadis itu hanya berani menunduk, tersenyum miris dengan perasaan getir.

"Jika saja kalian tahu fakta yang sebenarnya." gumam Kiran dalam hatinya.

Olivia duduk di sebrang, merasa iri dengan kerukunan yang sedang ia tonton saat ini, terlebih bagaimana Renata dan Helen yang begitu perhatian kepada Kiran membuat rasa iri Olivia semakin menjadi. Sementara ia menoleh ke kiri dan kanan, suami dan ibu mertuanya tampak acuh mereka seolah sedang sibuk masing-masing dengan ponsel di genggaman. Padahal mereka akan menikmati makan siang bersama, sesuatu yang jarang terjadi di keluarga ini.

"Hei, Olivia, berikan mami sayur lodeh itu."

Ucapan sedikit kasar itu terlontar dari mulut ibu mertua nya bukan pujian yang seperti Kiran dapatkan dari sang ibu mertua sungguh sangat berbeda.

"Baik, bu."

"Oliv, di mana dasi ku, aku sudah harus berangkat sekarang." Arkan di sampingnya berseru, pria itu terlihat sibuk dengan tab di genggaman nya tengah memeriksa laporan yang di kirimkan oleh sekretaris nya.

"Biar aku ambilkan dulu mas," ucap Olivia kemudian hendak beranjak dari tempatnya duduk.

"Arggghh! Olivia!" Matilda tiba-tiba membentak.

"Kau ini gimana sih, sayur nya hampir mengenai ku!" Matilda melotot garang.

"Maaf mam.Aku tak sengaja." karena terlalu fokus mendengar perintah dari sang suami, Olivia hampir lupa jika ia sedang memberikan sayur pada mertuanya.

"Oliv! cepetan dong di mana dasi ku?!" Arkan menggeram emosi. "Lelet banget sih jadi istri!"

"Maaf mas. Biar aku ambil kan dulu." Olivia hendak bangun tak ingin Arkan semakin marah namun suara meninggi Arkan menggertak.

"Ah, sudahlah. Aku sudah tidak mood!" Arkan langsung pergi dari sana, nampak ia terlihat kesal dengan menjinjing tas kerjanya.

"Kamu sih, jadi istri tuh harus bisa gesit dan cekatan. Kalau begini mami juga eneg dengan mu."

Perkataan kasar Matilda seperti ribuan jarum yang masuk ke telinga Olivia hingga rasa sakit itu menjalar ke hatinya. Sangat menusuk.

Matilda lalu meninggalkan area makan dengan bersungut-sungut setelah berucap ia tak berselera lagi dan akan makan di kamarnya saja.

Suasana tiba-tiba menjadi sedikit canggung. Bisa Olivia rasakan tatapan semua orang yang tersisa di meja makan tengah menatap penuh kasihan terhadap nya.

"Kalau begitu aku juga hendak permisi. Silahkan lanjutkan makan siang kalian." Dengan masih menundukkan wajah, Olivia ijin undur diri berlalu ke kamarnya.

Helen dan Renata saling melempar pandang, merasakan empati untuk Olivia, mereka menggeleng pelan.

Lain halnya dengan Kiran yang tak tahu apa-apa, ini bahkan baru menjadi hari pertama ikut bergabung pada keluarga ini. Rasanya aneh juga asing.

"Kiran, ayo makan. Anggap saja kejadian tadi tidak ada."

"M- maksud nya?" Kiran kurang paham. Ia penasaran. Kasihan juga melihat Olivia yang di perlakukan seperti itu, terlihat jelas raut sedih Olivia sebelum pergi dari meja makan tadi entah kenapa membuat hati Kirana seperti turut merasakan kesedihan wanita itu.

Helen menghela nafas sebelum berucap lagi. "Biar Oma jelaskan sedikit. Kamu adalah anggota baru di keluarga ini, jelas kamu perlu banyak mengetahui apa saja yang terjadi di mansion ini untuk beradaptasi.

"Olivia adalah mantan pacar Shaka yang kebetulan kini menjadi isteri Arkan. Mereka menikah bukan karena cinta, melainkan karena ambisi Arkan ingin mengalahkan Shaka dalam hal apapun. Jadi kau tak usah kaget jika kelak peristiwa seperti tadi terjadi lagi. Ibu Arkan memang tidak menyukai menantunya sendiri sementara Arkan sama sekali tak peduli dengan perasaan Olivia, itulah sedikit yang ingin oma cerita kan."

Kiran tertegun mendengarnya.Jadi seperti itu? pantas ia merasa tatapan Shaka terkadang berbeda dengan Olivia ternyata mereka dulunya adalah mantan kekasih.

"Nak ... " Renata berseru, membelai lembut rambut Kirana hingga membuat wanita yang semula termenung itu kaget dan menoleh ke arahnya.

"Pernikahan mu dengan Shaka terjadi begitu mendadak. Meski Shaka tak bercerita apapun tapi kami tahu, jika kamu di paksa untuk menikah dengan nya, betulkan?"

Pupil mata Kiran membesar, "B- bagaimana kalian bisa tahu?"

"Tentu saja, kecurigaan kami ada sejak pertama kamu datang dengan penampilan lusuh dan raut wajah penuh ketakutan memperkenalkan diri mu sebagai calon isteri Shaka, tentu ada yang aneh yang kami rasakan," tutur Renata menjelaskan.

"Jadi benar dugaan kami? kamu di ancam oleh Shaka?" timpal Helen, bertanya. Kasihan sebenarnya melihat kondisi Kirana yang selalu merasa ketakutan dan terancamnya entah apa saja yang telah di laluinya sebelum Shaka membawanya kesini.

Kiran awalnya menutup mulut tapi akhirnya dengan dorongan dan dukungan penuh perhatian dari nenek dan ibu Shaka, Kiran pun luluh menceritakan segala perjalanan nya dari awal hingga berakhir ada di sini.

"Astaga, jadi kamu di jual oleh paman dan bibi mu sendiri?" Renata menutup mulut syok mendengar keterangan itu, sementara Kirana mengangguk mengiyakan. Sesak juga sedih itu kembali menghimpit dadanya namun dengan tegar ia berusaha menahannya agar tidak menangis di sini.

"Sungguh biadddap sekali." Helen merasa ikut marah mendengar nya lalu prihatin dengan apa yang di alami Kiran.

"Kamu tenang saja nak, sekarang kamu di sini aman bersama kami," ujar Helen menatap sendu membelai pipi Kiran, gadis itu tergugu tak bisa lagi membendung air matanya merasa sedih sekaligus haru masih ada yang mau mendukung nya.

"Apa yang di alami mu pasti sangat lah berat." Renata kembali mengelus punggung Kiran seolah menyalurkan kekuatan untuk gadis malang itu.

"Tinggalah di sini bersama kami nak. Meskipun pernikahan kalian awalnya di dasari paksaan demi Shaka agar bisa mengamankan harta warisan ayahnya. Tapi oma merasa jika kamu dan Shaka berjodoh."

"Itu tidak akan mungkin Oma. Jelas Shaka saja sangat membenci ku," gumam Kiran hanya bisa ia ucapkan dalam hatinya.

"Apa yang di katakan oma benar." Renata menimpali, setuju.

"Bunda merasa kamu bisa meluluhkan hati keras Shaka. Dulu sifatnya tidak sedingin seperti sekarang. Shaka adalah anak yang selalu optimis dan menebar senyum. Tapi semenjak kematian ayahnya Shaka jadi berubah seperti kehilangan arah hidup nya, di tambah tentang kasus terpidana nya membuatnya harus terpaksa mendekam di penjara, dan penghianatan Olivia terhadap nya menjadikan Shaka seperti sekarang,"

"Jadi bunda mohon pada mu nak. Jangan tinggalkan Shaka, karena naluri bunda sebagai seorang ibu, kamulah jawaban yang di cari Shaka selama ini."

Ucapan optimis dari ibu dan nenek Shaka membuat Kiran merasa sangat di hargai. Apakah ia bisa menjalankan apa yang nenek dan ibu mertuanya ucapkan, sementara Shaka sama sekali tak pernah menghargai kehadirannya.

To be continued ....

1
Melda Nathalia
ayoooo.thoorrr
lanjut lagii
Susanty
Mafia kok babak belum sih Shaka 🤭🤦🏻‍♀️
Susanty
Alhamdulillah kamu beruntung kiran ....
semoga setelah ini lebih beruntung lagi
Mama Ikha
Luar biasa
Rini Puspitayani
kisah x seperti senetron
Sity Herfa
Mampir
mudahan seru ceritanya
Keisha Parmadita
dari kapan Kirana memanggil mas Sakha?
Altje Bambuta
lanju dong ..👍👍
Tuti Hayuningtyas: lanjuuuut teruuuuus thooooooooor
total 1 replies
Healer
Fiona tegah sekali ya dgn adik kandung nya sendiri.....btl la harta itu jg ujian buat manusia ✌️
NOVITA SITORUS: dah kayak sinetron Indosiar, menderita teruss Kirana 🤣🤣
total 1 replies
Ijoh Ijah26
iklan nya trlalu thor pusing aku
Bela Negara
Luar biasa
Keisha Parmadita
aku gak suka sama perlakuannya Sakha😡😡
pasti dia yg nabrak orangtuanya kirana
Vicky Wahyuni
Luar biasa
Aqil Aqil
sy lg emosi liat kirana 😣😤
Sehune 🐣
thor ayo uppp lgiiiii
Ida Layla
Kemana thor ko, ga dilanjutkan lagi tetap semangat jadi paporitku
Nunuk Ariati
lanjut
Mamah Kekey
bikin saka bucin thor
Mamah Kekey
akhirnya ketua mafia nurut juga...
Mamah Kekey
pernah baca tapi lupa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!