Pesona Gadis Penebus Hutang
Happy reading 🌻🌻🌻🌻
Brak!
Kiran tersungkur ke lantai, di saat paman dan bibinya mendorong tubuh nya dengan begitu kuat.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Kiran tak mengerti, ia merasakan teramat sakit di pergelangan tangan dan lutut kakinya.
"Bawa dia pergi. Gadis ini akan menjadi penebusan hutang kami pada juragan Bahar!"
Jedder! bagai disambar petir di siang bolong, Kiran terkejut tak percaya. Pamannya sendiri menjual nya untuk penebusan hutang, yang bahkan sama sekali tak ia tahu menahu.
"Paman, sungguh tega paman menjual ku, begini?"
"Heh, jadi orang tuh tau diri. Kamu tahu utang kami menumpuk juga karena habis untuk membiayai mu yang yatim piatu, mana orang tuamu gak meninggalkan warisan sepeserpun. Masih untung kami mau merawat mu hingga sebesar ini, makanya kamu harus balas budi!" sentak sang bibi berteriak tepat di wajah Kiran.
"Cepat bawah saja dia dari sini! sudah tidak berguna buat apa terus di tampung!" sergah sang bibi cepat memerintah pada kedua orang pria berbadan besar yang merupakan ajudan juragan Bahar, orang terkaya di kampung mereka.
"Tidak, aku tidak mau! ku mohon lepaskan aku, bibi paman!" Kiran meraung, menangis minta di lepaskan namun bibi dan pamannya justru malah tertawa terbahak-bahak sangat bahagia melihat penderitanya itu.
"Kita untung besar buk, duit kita sekarang banyak!" Anton berteriak girang, begitupun dengan istrinya yang melompat senang. Bukan hanya hutang judi mereka selama ini lunas, juragan Bahar juga memberikan mereka uang yang sangat besar sebagai imbalan untuk di tukar dengan Kiran. Sungguh kejam hati nurani mereka, padahal orang tua Kiran yang adalah kakak dan ipar Anton, telah menitipkan Kiran pada mereka dengan warisan yang banyak, justru malah di buat foya-foya untuk kesenangan sesaat hingga berakhir hutang mereka menumpuk.
"Si anak pembawa sial itu sekarang sudah tidak ada, kita sekarang bebas dari tanggung jawab menampung dia."
"Kamu benar buk, sekarang Fitri pun bisa kita jodohkan dengan anak kepala desa, karena Kiran sebagai penghalang sudah tidak ada."
"Bapak benar. cepat hubungi Fitri pak, kita pesta malam ini!" Sari menyeringai senang sembari menghitung uang di dalam koper yang di berikan oleh juragan Bahar.
---------Oo-------
Untuk ke sekian kalinya Kiran berusaha memberontak hendak melepaskan diri dari jeratan dua orang pria kiriman juragan Bahar untuk mengirim nya ke rumah pria tua itu.
"Diam, jangan terus melawan!" bentak salah satu lelaki tersebut.
"Hahaha juragan pasti senang, kau akan menjadi koleksi istri ke enamnya, pasti akan sangat menyenangkan."
"Tunggu!" salah satu pria berbaju biru berhenti, temannya mengikuti.
"Bagaimana jika kita nikkmatin aja dulu gadis ini." pria itu mengerling, mengisyaratkan sebuah ide yang keji.
"Kau tahu kan apa maksud nya?" dia menaik turunkan alisnya. "Gadis ini masih perawan, montok dan cantik, sayang sekali jika tidak kita cicipi dulu."
"Wah, gak deh aku gak mau kena semprot juragan. Gimana kalau dia sampai tahu gadis yang udah di incernya dari dulu ini ternyata udah gak perawan? bisa abis kita."
"Lah itukan urusan gadis ini nanti sama juragan, kalau dia gak perawan dia yang kena amukan kan bukan kita?"
"Iya bener juga ya."
"Sontoloyo!" pria itu menggeplak kepala temannya.
"Ayo, mumpung kita lagi di semak-semak." mereka saling berpandang dengan bayangan kottor yang sudah menghinggapi kepala hingga naiklah libbido mereka.
Kiran yang sudah sangat panik dan takut bertambah ngeri lah ia mendengar obrolan dua pria itu sementara kedua tangannya di ikat dari belakang dan dua laki-laki itu mencengkeram nya dengan kuat, Kiran sama sekali tak punya celah untuk kabur. Di sekitar sini pun sepi, bagaimana dia bisa meminta tolong.
"Ibu, ayah selamatkan Kiran!" Isak gadis itu dalam hatinya.
"Gaslah kalau gitu." akhirnya dua pria itu sudah memutuskan, mereka tak akan menyia-nyiakan kesempatan.
Tapi entah dari mana datangnya kekuatan hingga Kiran memilki sepintas ide dalam otaknya, tenaga yang begitu kuat tiba-tiba ia dapat kan hingga Kiran berusaha untuk menyerang dua pria itu.
Bugh! bruk! Kiran menendang tepat di bawah perut mereka secara bergantian yang mana terdapat masa depan dua pria itu di tendang nya dengan keras.
"Argghh! siaaalan!" kedua pria itu terjatuh ke tanah mengerang kesakitan memegang burung mereka masing-masing.
Di saat itulah kesempatan untuk Kiran kabur, gadis cantik dengan mata dan rambut coklat selaras itu, berlari sekuat tenaga dan yang ia bisa pergi dari jeratan mereka. Kiran dengan air mata bercucuran dan ketakutan penuh luar biasa hingga kakinya terasa gemetar tetap berusaha untuk mengayuhkannya dengan kencang.
Kiran sesekali menengok ke belakang, dua pria itu meski sedang kesakitan masih tetap bisa mengejar nya.
Jalan di depan buntu, Kiran berhenti otaknya mendadak blank, ia tak harus melewati ke arah mana sementara kejaran dua pria itu semakin.
"Mau kemana lo, Jallang! jangan kabur!" teriak salah satu pria itu dengan nada emosi, jika ia tertangkap entah bagaimana nasibnya.
"Tidak, aku tidak boleh tertangkap. Tuhan, lindungi aku."
Kiran mengerjap, seperti sebuah takdir yang sudah di rencanakan, arah mata Kiran mendadak saja melihat sebuah mobil yang terparkir di sisi jalan.
Kiran tak punya pilihan lain, ia berlari ke arah mobil itu, dadanya berdebar-debar dan nafasnya terasa sesak tapi Kiran sudah tak menghiraukan nya lagi, ia segera membuka bagasi mobil itu dan untungnya tak di kunci, Kiran tanpa fikir panjang masuk ke dalam bagasi mobil itu dan menutupnya dengan cepat, sebelum kedua pria tersebut menghampiri nya.
"Bang sat! kemana tuh cewek pergi?!" dua pria itu berhenti menyisir ke sekitar, tak ada jejak ataupun tanda- tanda gadis penebus hutang itu.
"Lu sih, pake segala nyaranin ide gak jelas segala, jadi kabur kan dia?!" teman satunya menyalahkan pria berwajah sangar.
"Ya, sorry. Terus gimana sekarang? juragan pasti murka kita pulang gak bawa hasil."
"Gua juga takut. Mungkin kita bakal di bunvh sama juragan!"
"Gua gak mau!" mereka meringis ngeri hanya sekedar membayangkan nya saja.
"Eh, tunggu."
"Kenapa?"
"Mungkin gak dia ada di dalam bagasi mobil itu?" tunjuk si pria berwajah sangar.
"Ah, gak mungkin. Yang ada-ada aja lu, itu kan mobil orang gimana ceritanya?" sahut temannya.
"Mungkin aja, dia pasti sembunyi di situ. Kita gak tau kalau gak meriksa dulu."
Dua pria itu menatap curiga bagasi mobil di depan mereka.
Sementara Kiran di dalam mobil yang bisa mendengar percakapan dua pria itu, terus merapal doa dengan wajah penuh ketakutan.
"Ku mohon Tuhan, selamatkan aku."
Brak! hingga suara hantaman cukup keras membuat Kiran membuka matanya.
Di luar.
"Apa yang kalian lakukan?!" seorang pria berwajah dingin menghentikan aksi dua pria yang hendak memeriksa mobil di hadapan mereka.
"Siapa lu?" tantang dua pria itu.
Tiba-tiba saja.
Bugh! pukulan kuat menghantam perut dua pria itu.
"Berani kau menantang tuan kami?" pria satunya mendadak saja datang dan menyerang, hingga kini mereka berjumlah enam orang membentuk lingkaran seakan sedang melindungi pria di tengah.
"Siaal, mereka bukan lawan sebanding. Mending kita cabut!" dua pria itu langsung berlari terbirit-birit seperti anak kecil yang melihat hantu.
"Mental kerupuk." pria yang menyerang mereka, menggeleng geli melihatnya.
"Tuan anda tidak apa-apa?" tanya pria itu berbalik menatap sang tuan.
"Aku tidak apa-apa Liam, untuk masalah sepele ini jangan meremehkan ku," ujar pria bermata elang itu.
Liam menunduk penuh hormat. "Maaf tuan Arshaka, bukan maksud saya merendahkan. Saya hanya antisipasi saja," ucap Liam tak ingin bosnya merasa salah paham.
"Tak apa, aku mengerti. Sejak kecil kau sudah di latih dan didik ayah ku untuk selalu di samping ku dan melindungi ku, tapi lain kurangi sifat terlalu perfeksionis mu itu, aku juga punya kekuatan dan tak selemah yang kau kira."
"Siap tuan, saya mengerti."
"Baiklah, urusan kita sudah selesai di sini. Kita pergi ke hotel setelah itu besok langsung kembali ke mansion."
"Siap laksanakan tuan."
Rombongan itu lalu pergi, laki- laki dingin berwajah tampan bernama lengkap Arshaka ian Najendra adalah pemilik mobil, tempat di mana Kiran bersembunyi di bagasinya.
Mobil itupun bergerak meninggalkan area, bersama Kiran yang tanpa sengaja ikut bersama mereka.
Entah takdir akan membawa Kiran kemana, yang terpenting saat ini Kiran bersyukur terbebas dari upaya juragan Bahar hendak menjadikan nya isteri pria tua itu dan siksaan yang ia dapatkan dari paman dan bibinya selama ini.
To be continued.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Susanty
Alhamdulillah kamu beruntung kiran ....
semoga setelah ini lebih beruntung lagi
2024-08-21
0
Sity Herfa
Mampir
mudahan seru ceritanya
2024-08-18
0
Mamah Kekey
masih nyimak kk
2023-10-25
1