Kisah seorang pemuda yang meninggal akibat terlalu lelah bekerja dan dia bereinkarnasi ke dalam novel favoritnya. Namun dia tidak berinkarnasi menjadi main character, heroine, villain atau bahkan mob sekalipun, dia menjadi korban pertama sang villain yang akan membuat sang villain menjadi villain terkejam dan menggerakkan seluruh alur di novelnya.
Tapi ketika dia baru bereinkarnasi, dia langsung melakukan plot twist yang sudah pasti akan mengubah jalan nya alur cerita atau malah menghancurkan alur cerita yang sudah tersusun rapi, dia tidak mati dan malah membunuh villain yang seharusnya membunuhnya. Jadi selanjutnya apa yang akan terjadi dengan alur cerita novel yang di sukainya itu ?
Genre : Fantasi, komedi, drama, action, sihir, petualangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
“Tap...tap...tap,” terlihat tiga bayangan melesat dari mansion, Liam berlari menggendong Ray di punggungnya, sedangkan Laura dan Charlotte berlari sambil memapah Ignesia di antara mereka. Setelah keluar mansion, mereka terkejut karena melihat kota dalam keadaan kosong seperti kota mati yang sudah di tinggalkan penduduknya, mereka langsung berlari mengarah ke alun alun untuk langsung menuju ke gerbang kota. Langit merah masih berputar dan bergulung di atas mereka membuat seluruh kota menjadi berwarna merah.
Ketika sampai gerbang, mereka kaget karena gerbang dalam posisi tertutup, Liam menoleh melihat sekeliling,
“Kita harus cari jalan lain, kalau Ray tidak pingsan kita bisa pakai pintu kemana saja, tapi saat ini ga bisa,” ujarnya.
“Tapi kemana ?” tanya Charlotte.
“Yang lain gimana ya, putri Olivia, Frill, paman Matthew dan lainnya,” gumam Laura.
Selagi mereka melihat sekeliling mencari jalan keluar dan berpikir keras, “bletuk,” tiba tiba sebuah batu jatuh di tengah mereka, ke tiganya langsung menoleh melihat ke arah batu di lempar,
“Oi...kesini,” teriak Rodney tanpa suara sambil melambaikan tangan di balik dinding.
Melihat Rodney berada di balik dinding, Liam, Laura dan Charlotte yang membawa Ray dan Ignesia langsung menghampiri Rodney,
“Mereka kenapa ?” tanya Rodney.
“Mereka kelelahan, tidak apa apa, kenapa kamu di sini ?” tanya Liam.
“Kita semua ada di pelabuhan, di sebuah kapal....kita tidak bisa keluar karena seluruh kota ini berisi monster jadi kita sembunyi di sana, ayo ikut aku,” jawab Rodney.
“Ok, pimpin jalannya Rod,” balas Liam.
Rodney langsung berbalik kemudian berlari memutari rumah rumah dan menelusuri dinding benteng, Liam, Laura dan Charlotte mengikuti Rodney dari belakang, karena tidak ada monster dan pasukan iblis sama sekali, mereka dengan cepat sampai di tepi pelabuhan, Rodney menunjuk sebuah kapal besar yang sedang melabuh di sebuah dermaga. Liam mengangguk dan kembali berlari mengikuti Rodney. Mereka langsung naik palang yang di sediakan untuk naik ke dek kapal. Setelah di atas, Rodney menuju ke area kabin dan mengetuk pintunya, Cathy membuka pintu dan membantu menggotong Ignesia masuk ke dalam.
Begitu sampai di dalam ruang barak ksatria di dalam kapal, Liam membaringkan Ray di sebuah ranjang tepat bersebelahan dengan Evan yang masih belum sadarkan diri dan di jaga oleh Luce. Matthew, Shamir dan Ariana langsung menghampiri Liam, Laura dan Charlotte yang sudah membaringkan Ignesia di sebelah Ray.
“Syukurlah kalian selamat, (menoleh melihat Ray dan Ignesia) mereka tidak apa apa ?” tanya Matthew.
“Tidak apa apa paman, mereka hanya kelelahan kehabisan mana,” jawab Liam.
“Aku akan memeriksa mereka,” Ariane langsung berjalan ke arah ranjang untuk memeriksa Ray dan Ignesia di ikuti oleh Charlotte dan Laura.
“Paman dan semuanya disini ? mana putri Olivia dan Frill ?” tanya Liam.
“Ayo ikut aku,” jawab Matthew.
“Aku tunggu di sini saja membantu Ariane,” ujar Shamir.
“Ok, tolong ya Shamir,” balas Matthew.
Matthew mengajak Liam keluar dari barak dan berjalan di koridor, kemudian mereka masuk ke kamar yang berada tepat di penghujung koridor yang merupakan ruang kapten kapal. Setelah di dalam, Liam melihat Olivia dan Frill sedang berbicara dengan seorang pria berjanggut lebat dan memakai penutup mata sebelah. Olivia yang melihat Liam masuk, langsung berdiri dan berlari ke arah Liam, dia langsung berdiri di depan Liam dan memeluk Liam, Matthew kemudian berdiri di sebelah pria berjanggut lebat yang duduk di kursi, dia memegang pundaknya, Liam baru menyadari kalau pria berjanggut itu tidak menggunakan kaki palsu yang menggantikan kakinya.
“Liam, kenalkan, dia kapten Tully, dia datang dari kekaisaran Agares bersama pangeran Brandon,” ujar
“Oh...nama ku Liam,” ujar Liam sambil memeluk Olivia.
“putri Olivia, boleh lepaskan dia dulu,” ujar Frill memegang pundak Olivia.
“Oh maaf Liam,” ujar Olivia mundur.
“Tidak apa apa, kamu tidak apa apa putri Olivia ?” tanya Liam.
“Tidak apa apa, tolong panggil Oliv saja, tidak usah pakai putri,” jawab Olivia.
“Ba..baik, (menoleh melihat Tully) salam kenal kapten Tully,” ujar Liam yang mengalihkan tatapannya dari wajah Olivia.
“Iya salam kenal, berarti sudah semua ya,” ujar Tully.
“Sudah semua ?” tanya Liam.
“Kita menunggu kalian, seluruh penduduk kota ini adalah monster dan iblis, kita tidak bisa keluar dari dalam kota melalui gerbang, untung kita bertemu dengan kapten Tully di sini dan membantunya mengusir monster yang berada di dek kapal,” ujar Matthew.
“Itu benar, seluruh kru kapal ini adalah iblis, aku sendiri baru mengetahuinya,” tambah Tully.
“Berarti yang Orgon katakan itu benar, untung ada Ray,” gumam Liam.
“Sebelum berangkat, bisa ceritakan apa yang terjadi di mansion itu ?” tanya Tully.
“Ya, aku juga mau dengar, apa yang terjadi di mansion ku,” ujar seseorang di belakang Liam.
Liam menoleh, dia melihat Jerome yang di bawa oleh Matthew berada di belakangnya sejak dia masuk ke dalam ruangan.
“Hooo kamu di situ rupanya,” ujar Liam.
“Cepat beritahu, apa yang terjadi pada mansion ku,” teriak Jerome sambil berdiri.
“Hei, jangan macam macam ya, atau kamu menjadi makanan ikan,” teriak Frill.
“Ma..maaf,” balas Jerome.
“Baiklah, aku ceritakan, Oliv, Frill, paman Matthew dan kapten Tully harus tahu,”
Liam menceritakan apa yang terjadi setelah Olivia dan lainnya melarikan diri, dia menceritakan secara detail pertarungan mereka ketika melawan Orgon dan ratusan pasukannya yang menerobos masuk ke dalam mansion.
“Berarti sekarang dia sudah melarikan diri ?” tanya Matthew.
“Ya, semua berkat Ray yang memutuskan lengannya, aku sendiri tidak begitu tahu sebab aku juga sedang terpental dan melihat Charlotte di tangkap oleh Orgon, tiba tiba Ray muncul dan memutuskan lengan Orgon, semua terjadi dengan cepat,” jawab Liam.
“Oh...mansion ku...hancur,” ujar Jerome lemas.
“Hmmm....begitu ya, sudah ku duga ada yang tidak beres dengan orang bernama Orgon itu ketika dia menumpang kapal ini untuk kesini, seluruh kru ku di ubah menjadi iblis olehnya, kurang ajar,” ujar Tully dengan tangan mengepal.
“Berarti dia datang kesini bersama pangeran Brandon, kapten ?” tanya Liam.
“Tidak, kita kapal yang di sewa pedagang untuk menyebrang danau ke kota ini, dia adalah salah satu penumpang di kapal kita dua minggu yang lalu dari kota Kriegol di kekaisaran,” jawab Tully.
“Jadi kapten sudah dua minggu berlabuh di pelabuhan ini ?” tanya Liam.
“Benar, kontrak dengan klien masih seminggu lagi karena dia berdagang di kota ini,” jawab Tully.
“Itu...berarti benar, orang itu juga datang ke mansion ku sejak dua minggu lalu bertemu papa, aku sendiri aneh melihat papa yang akrab sama rakyat biasa, biasanya papa memandang rendah rakyat biasa, tapi habis itu orang itu tidak pernah datang lagi dan papa berubah menjadi aneh, baru kemarin dia datang lagi menemui papa dan pangeran Brandon, kemudian mereka pergi ke pelabuhan,” celetuk Jerome.
“Pangeran Brandon datang ke kota ini seminggu lalu, benar kan putri ?” tanya Matthew.
“Benar, kakak ku sudah di sini terlebih dahulu di banding aku, aku baru melarikan diri dari istana beberapa hari lalu karena di konfrontasi oleh Orgon dan datang ke wilayah kerajaan Farness hari ini bersama Frill,” jawab Olivia.
“Hmm melihat dia bisa membuka portal, masuk akal kalau dia bisa berpindah tempat dengan cepat,” ujar Liam.
“Jadi kesimpulannya, hanya dalam waktu dua minggu, seluruh penduduk kota ini di ubah menjadi monster dan iblis, ini mengerikan, kita harus memberitahu kerajaan Farness dan kerajaan suci Liberus,” ujar Matthew.
“Berarti saat ini....pangeran Brandon yang menentang kekaisaran....”
“Sudah berpindah memihak kekaisaran dan seluruh kekaisaran sudah jatuh ke tangan iblis,” ujar Matthew memotong ucapan Liam.
Liam mengepalkan tangannya dan menunduk, Olivia yang melihat Liam menunduk dengan wajah geram langsung bertanya sambil memegang pipi Liam,
“Ada apa Liam ?” tanya Olivia.
“Ray sudah mengatakan soal semua itu, dia sudah melihat sebelumnya kalau kekaisaran akan jatuh ke tangan iblis sampai dia pingsan dan histeris, kita tidak bisa mencegah penglihatan Ray supaya tidak terjadi...aku benar benar kesal,” jawab Liam.
“Apa maksud kamu Liam ? aku tidak mengerti ?” tanya Matthew.
Liam menoleh melihat wajah Matthew, Tully, Olivia, Frill dan Jerome yang sedang melihat dirinya, kemudian dia menoleh melihat Frill dan mendekatkan wajahnya kepada Frill. Setelah di bisiki oleh Liam, Frill mengangguk, kemudian dia membawa paksa Jerome keluar dari ruangan walau Jerome merasa keberatan. Setelah pintu di tutup,
“Paman Matthew, kapten Tully dan Oliv, apa yang akan aku ceritakan ini semuanya adalah penglihatan Ray dan jangan katakan kepada siapapun soal ini atau soal Ray yang bisa meramal masa depan,” ujar Liam.
Matthew, Tully dan Olivia saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian mereka melihat Liam dan mengangguk, mereka siap mendengarkan apa yang akan di katakan Liam kepada mereka.