Follow IG : renitaaprilreal
Anna menikah di usia 20 tahun. Selama 5 tahun menjalin pernikahan, Anna masih belum di beri keturunan.
Dimas Narendra, suami dari Anna sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya.
Anna sudah berusaha untuk melakukan segala cara. Namun hasilnya nihil, Anna masih belum bisa di beri keturunan.
Dimas lalu menikah lagi dengan seorang wanita yang sebaya dengan istrinya. Lisa adalah nama dari wanita itu.
Lisa teman satu kantor dari Dimas. Sebagai seorang istri, Anna berusaha untuk ikhlas menerima dirinya di poligami.
Di tengah keterpurukan, Anna berusaha untuk bangkit kembali. Dia berusaha untuk membalikan keadaan yang ada.
Sosok pria tampan bernama Rey hadir di tengah-tengah kekosongan hati Anna.
Note :
Harap bijak dalam membaca.
Menceritakan masalah poligami dan perselingkuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Anna memasukan semua barang-barangnya ke dalam koper. Dia ingin pindah dari rumah Dimas. Anna sudah tidak ingin tinggal di rumah pemberian suaminya.
Baju-baju semua sudah di masukan. Barang-barang berharga miliknya juga sudah di simpan di dalam koper. Anna hanya meninggalkan hadiah-hadiah yang Dimas berikan untuknya.
Anna menatap sekali lagi kamar tidurnya bersama Dimas. Dia teringat saat -saat mereka bahagia. Dimas pria yang telah meluluhkan hatinya, tapi Dimas juga yang sudah membuatnya terluka.
Anna menatap foto album pernikahan mereka. Pernikahan yang tanpa di hadiri oleh kedua orang tua Anna. Namun Anna bahagia karna memiliki Dimas di sampingnya.
"Dimas ... andai kamu bisa bersikap adil padaku," lirih Anna.
Anna menghapus air mata di pipinya. Dia mengeret koper dan tas besar. Anna keluar kamar lalu menuruni anak tangga. Maya juga sudah keluar dari rumah Anna dan kembali ke rumah Reyhan.
Dimas sampai di rumah Anna. Dia keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah. Dimas tertegun melihat Anna dengan koper dan tas besar di tangannya.
"Anna ... kamu mau kemana?" tanya Dimas.
"Aku akan pindah dari sini. Kita sudah dalam proses perceraian. Aku juga sudah menyewa pengacara untuk mengurus segalanya. Aku tidak akan meminta rumah ini serta harta milikmu," tutur Anna.
Anna melihat wajah Dimas yang terluka. Dia ke dapur mengambil kotak obat. Anna juga mengambil air minum serta makanan untuk Dimas. Mungkin ini yang terakhir bagi Anna untuk melayani Dimas.
"Ini makanan dan minum untukmu. Obati dulu luka di wajahmu," ucap Anna.
Anna meletakan itu semua di meja ruang TV. Dia lalu hendak melangkah tapi Dimas mencekal tangannya. Dimas menatap wajah istri yang dia cintai.
"Apa hubungan kita tidak bisa di perbaiki?" tanya Dimas dengan suara lirih.
Anna mengeleng. "Tanyakan pada hatimu, Dimas. Apa masih ada cinta untukku. Apa masih ada namaku di dalam hatimu."
"Ann ... kamu tahu aku sangat mencintai kamu. Hubungan kita bukan hanya sebentar. Kita saling mencintai," tutur Dimas.
"Tidak Dimas ... kamu sudah tidak mencintaiku. Kamu mencintai Lisa, betapa panik dan menyesalnya kamu sangat bermalam denganku," ucap Anna.
Dimas mengengam tangan Anna. Tapi Anna melepasnya. Anna merasa tidak sudi Dimas mengengam jemarinya. Anna melihat suaminya saat mengengam dan mengecup tangan Lisa. Dia menjadi jijik sendiri akan hal itu.
Dimas berlutut dan memegang kaki Anna. "Ku mohon, Ann. Jangan akhiri hubungan kita. Aku akan menceraikan Lisa jika itu yang kamu mau."
Anna mundur ke belakang. "Sungguh egois kamu, Dimas. Kamu ingin menceraikan Lisa setelah itu kamu mau menikah lagi. Lalu kamu menyakitiku lagi. Itu yang kamu mau, kan?" Anna berkata dengan nada tinggi.
Dimas mengeleng. "Tidak Ann ... aku janji, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama."
Anna mendengus. "Selama pikiranmu hanya tentang anak, kamu tidak akan pernah berubah. Maaf ... niatku sudah bulat. Aku ingin berpisah."
Anna meraih koper dan tasnya. Dia melangkah keluar. Dimas tidak tinggal diam, dia mengejar Anna.
"Ann ... jangan pergi. Ku mohon .... "
Anna memasukan koper serta tasnya ke dalam bagasi mobil. Dia lalu beralih membuka pintu mobil. Anna tidak menghiraukan suara Dimas yang memohon padanya.
Anna menyalakan mesin mobil dan menjalankannya keluar dari halaman rumah. Dimas tidak diam begitu saja. Dia masuk ke dalam mobil dan segera menyusul Anna.
Dimas terus mengikuti mobil Anna. Mobil Anna berhenti di butik miliknya. Untuk sementara waktu, Anna akan tinggal di ruko butiknya.
Anna keluar dari dalam mobil. Begitu juga dengan Dimas. Dia memarkirkan mobilnya secara sembarangan. Dimas mencegah Anna untuk masuk ke dalam butik.
"Ann ... jangan seperti ini. Aku mohon, kita perbaiki hubungan kita lagi," lirih Dimas.
"Apa lagi yang ingin di perbaiki? Semua sudah jelas, hubungan kita sudah berakhir," tegas Anna.
"Ann ... aku akan bunuh diri jika kamu tidak kembali padaku. Aku akan lakukan apa pun agar kamu tetap bersamaku," ucap Dimas.
"Silakan ... itu lebih bagus. Bunuh diri saja, jadi aku tidak capek untuk mengurus perceraian," ucap Anna.
Anna melangkah masuk ke dalam butik. Dia tidak peduli semua perkataan Dimas. Menurut Anna, suaminya itu hanya mengertak saja.
Dimas menuju jalan raya. Banyak kendaraan yang berlalu lalang. Dimas melihat mobil putih melaju dengan kecepatan tinggi. Dimas berlari dan menabrakkan dirinya.
Bruukk ... !
Dimas terlempar ke tepi jalan bersama seorang pria. Kepala Dimas terbentur pembatas jalan. Darah segar mengalir keluar. Dimas meringis kesakitan, tangannya terluka tercium aspal.
"Kamu sengaja, kan?" tanya Reyhan dengan nada tinggi.
"Kenapa kamu menyelamatkanku, huh?" tanya Dimas dengan suara yang tidak kalah tinggi.
"Aku tidak akan membiarkan kamu menjerat Anna," ucap Reyhan.
Reyhan melirik Diki. "Dik ... bawa Dimas ke rumah sakit."
"Baik," ucap Diki.
Reyhan dan Diki memang ada di sana. Rey ingin mengunjungi Anna di butik. Tidak di sangka, Rey melihat pertengkaran Anna dan Dimas. Lalu dia menyelamatkan Dimas yang bertindak bodoh.
Rey melihat mobil putih melaju dan Dimas hendak menabrakkan dirinya. Tanpa peduli akan keselamatannya sendiri, Rey menyelamatkan Dimas. Rey tidak ingin perceraian Anna menjadi tertunda karna Dimas.
Diki membawa Dimas ke rumah sakit. Sedang Reyhan melangkah menuju butik kekasihnya. Rey langsung saja masuk ke butik dan menaiki anak tangga.
Rey membuka pintu ruangan. Terlihat Anna tengah melamun duduk di kursi sofa. Rey melangkah dan duduk di sampingnya. Rey memeluk tubuh Anna. Dia juga memberi kecupan mesra di wajah Anna.
"Reyhan ... jangan begini," ucap Anna.
Reyhan mengernyit. "Kenapa ... aku sudah biasa memeluk dan menciummu?"
"Aku ingin hubungan kita berakhir," ucap Anna.
Reyhan mendelik. "Maksudmu apa?"
"Rey ... untuk saat ini kita menjauh saja. Aku ingin menyendiri," ucap Anna.
"Apa kamu tidak mencintaiku?" tanya Reyhan.
Anna menatap wajah Rey. "Rey ... maafkan aku. Aku sudah melakukan kesalahan. Untuk saat ini biarkan aku sendiri."
Reyhan memegang kedua pundak Anna. "Katakan Ann. Apa kamu ingin balikan dengan Dimas?"
Anna mengeleng. "Bukan begitu, Rey. Aku hanya tidak ingin kamu terjebak dalam masalahku. Please ... kita akhiri dulu hubungan ini."
"Ann ... aku tidak peduli akan omongan orang. Aku hanya ingin di dekatmu. Selepas kalian bercerai, kita menikah," ucap Rey.
Rey membawa tubuh Anna ke dalam dekapannya. Anna hanya ingin Rey menjauh dulu. Dia tidak ingin masalah perceraiannya menjadi rumit.
Anna melepas pelukan Reyhan. "Rey ... kita menjauh dulu. Aku ini masih berstatus istri Dimas. Aku mohon ... menjauhlah dariku."
Reyhan menatap wajah sedih Anna. Diki juga mengatakan kalau dia harus putus dengan Anna. Ini agar dirinya tidak di cap perusak rumah tangga orang.
"Baiklah ... aku akan menjauh," lirih Reyhan.
Rey keluar dari dalam ruangan Anna. Mungkin ini jalan yang terbaik. Setelah Anna resmi bercerai, maka Rey akan bisa kembali pada Anna.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.