NovelToon NovelToon
Zero: Tahta Oyama

Zero: Tahta Oyama

Status: tamat
Genre:Tamat / Tokyo Revengers
Popularitas:788
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Kota Toagi terbagi menjadi lima wilayah, masing-masing dikuasai oleh kekuatan yang berbeda. Di timur, SMA Oyama memegang kendali, dikenal sebagai sarang para berandalan. Di barat, Geng Hakkai memerintah. SMA Mishima di selatan dan SMA Tokuji di utara terus-menerus bersaing untuk memperluas pengaruh mereka. Di tengah semua wilayah ini, terdapat daerah netral yang dikuasai oleh Geng Takagawa, menjaga keseimbangan rapuh di kota tersebut.

Kaito Takeda, seorang siswa baru di SMA Oyama, datang dengan ambisi besar. Dia ingin menyatukan sekolah yang terpecah belah ini dan membawa semua berandalan di bawah satu bendera. Namun, untuk mencapai tujuannya, Kaito harus menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam SMA Oyama maupun dari geng-geng lain yang tidak akan menyerahkan wilayah mereka begitu saja.

Pertarungan sengit, pengkhianatan, dan aliansi yang tak terduga menjadi bagian dari perjuangan Kaito untuk menguasai Tahta Oyama dan menyatukan Toagi dalam satu kekuatan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Awal yang Keras

Kaito Takeda baru saja pindah ke SMA Oyama, sekolah yang dikenal sebagai sarang berandalan paling kejam di Kota Toagi. Di sinilah tempat di mana pertarungan jalanan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, dan kekuatan fisik adalah hukum yang berlaku. Namun, Kaito tidak datang ke sini untuk mengikuti arus; dia datang untuk menaklukkan.

Pagi pertama di sekolah baru dimulai dengan suasana tegang. Kaito melangkah masuk melalui gerbang sekolah, matanya menyapu seluruh area yang penuh dengan siswa-siswa berpenampilan garang. Banyak dari mereka menatapnya dengan penuh curiga dan permusuhan.

"Gua denger, ini SMA Oyama, ya?" gumam Kaito pada dirinya sendiri sambil mengamati lingkungan sekitar. Dia bisa merasakan aura kebrutalan yang tebal, seperti aroma darah yang tertinggal setelah pertempuran.

Saat Kaito berjalan menuju kelasnya, sekelompok siswa yang duduk di dekat tangga menatapnya dengan tajam. Salah satu dari mereka, seorang pemuda berambut pendek dengan tato di lehernya, bangkit berdiri dan mendekati Kaito.

"Hei, lu anak baru, ya?" tanyanya dengan nada sinis. "Lu tau nggak, di sini lu nggak bisa jalan sembarangan. Kalau lu nggak mau dipukulin, lu mending tau diri dari awal."

Kaito menghentikan langkahnya dan menatap pemuda itu dengan dingin. "Gua cuma mau ke kelas. Apa itu masalah buat lu?"

Pemuda itu tertawa kecil, tapi tawanya terdengar seperti ejekan. "Brengsek, lu denger nggak apa yang gua bilang tadi? Lu pikir lu bisa sesantai itu? Di sini, lu harus bayar pajak kalau mau lewat."

Kaito menyeringai, merasa tantangan itu mulai menarik. "Oh, jadi lu yang ngatur di sini? Babi, gua bener-bener nggak tau kalau harus bayar buat lewat."

Pemuda itu menyipitkan mata, marah dengan nada sarkastik Kaito. "Lu ngajak ribut, anjing? Kalau iya, gua bakal tunjukin gimana caranya kita main di sini."

Tanpa banyak bicara lagi, pemuda itu melayangkan pukulan cepat ke arah Kaito. Namun, Kaito dengan sigap menangkis serangan itu dan membalas dengan pukulan keras ke rahang pemuda tersebut. Pemuda itu terhuyung mundur, darah mengalir dari sudut bibirnya.

"Taik! Lu cari mati, ya?" teriak pemuda itu sambil mengusap darah dari bibirnya.

Kaito melangkah maju, sikapnya penuh percaya diri. "Gua nggak cari mati, gua cuma nggak suka diatur sama bajingan kayak lu."

Seketika, siswa-siswa lain yang duduk di sekitar tangga itu bangkit berdiri, bersiap untuk menyerang Kaito bersama-sama. Kaito tahu dia harus bertindak cepat. Dengan gerakan lincah, dia menyerang mereka satu per satu, menghantam mereka dengan pukulan dan tendangan yang telak.

Pertarungan menjadi semakin brutal, dengan suara pukulan yang terdengar jelas di seluruh koridor. Kaito melawan dengan keganasan yang tidak terduga, membuat setiap lawan yang mendekat jatuh terkapar. Setiap serangan yang dia layangkan penuh dengan kemarahan yang terpendam, seolah-olah dia menyalurkan semua frustrasinya ke dalam pertarungan ini.

Ketika pertarungan berakhir, Kaito berdiri di atas lawan-lawannya yang tergeletak di lantai. Napasnya sedikit tersengal, tetapi tatapannya penuh dengan kemenangan. Dia tahu bahwa ini baru awal, dan SMA Oyama masih memiliki banyak tantangan yang harus dia hadapi.

Seorang siswa lain, yang menonton dari kejauhan, mendekati Kaito dengan senyum lebar di wajahnya. "Gua Mokoto," katanya sambil mengulurkan tangan. "Lu keren juga, baru pertama kali nginjek Oyama udah berani ngelawan Kenji dan anak-anaknya."

Kaito menerima uluran tangan Mokoto, tapi tatapannya tetap waspada. "Gua Kaito. Gua nggak cari masalah, tapi kalau ada yang ngajak, gua nggak bakal mundur."

Mokoto tertawa, suaranya penuh dengan antusiasme. "Itu yang gua suka, brengsek! Lu kayaknya bakal cocok di sini. Tapi lu harus ingat, Oyama itu keras. Lu nggak bisa cuma ngandelin otot. Otak juga penting."

Kaito tersenyum tipis. "Gua paham. Dan gua siap buat hadapin apa pun yang datang."

Dengan itu, Mokoto menepuk bahu Kaito sebelum berjalan pergi, meninggalkan Kaito yang masih berdiri di tengah koridor dengan pikiran penuh rencana. Dia tahu bahwa ini baru permulaan. SMA Oyama adalah tempat di mana hanya yang terkuat yang bisa bertahan, dan Kaito berniat untuk menjadi yang terkuat di antara mereka semua.

1
Pralam Basura
karena menurut saya cerita yang sekarang kurang menarik, saya berniat merombak novel ini dan memulainya lagi dari awal semoga kalian suka cerita yang baru ini 😅
Cliks Zuan
Baru Datang Mau Jadi Penguasa Wkwk Lawak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!