NovelToon NovelToon
Pesona Mantan Istri

Pesona Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: rishalin

Riana Maharani, seorang Ibu rumah tangga yang dikhianati oleh suaminya Rendi Mahardika. Pria yang sudah lima tahun lamanya ia nikahi berselingkuh dengan sekertaris barunya, seorang janda beranak dua.
Alasan Rendi berselingkuh karena melihat Riana yang sudah tidak cantik lagi setelah melahirkan putri pertama mereka, yang semakin hari lebih mirip karung beras.
Riana yang hanya fokus mengurus keluarga kecil mereka sampai lupa merawat diri dengan kenaikan berat badan yang drastis.
Riana bersumpah akan kembali menjadi cantik dan seksi hanya dalam waktu tiga bulan demi membuat suaminya menyesal sudah berselingkuh.

Akankah Riana berhasil merubah penampilannya hanya dalam waktu tiga bulan dan berhasil membuat Rendi menyesal?

Yuk baca ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Siang harinya, Darren yang masih memiliki banyak pekerjaan memutuskan untuk makan siang dikantor dan kembali menyuruh Riana untuk membelikannya makan.

"Belinya tiga porsi." Ucap Rama saat menyodorkan uang pada Riana. Meskipun ia merasa sedikit heran, Riana tetap menuruti perintah dari Bosnya.

Tidak seperti sebelumnya, hari itu Riana berhasil membeli makanan itu dengan cepat dan meletakannya diatas meja Darren yang kini masih menatapnya dengan tatapan tajam.

"Biasa aja kali Pak natapnya, hari ini saya gak terlambat."

"Suka-suka saya dong!! Mata-mata saya, jadi ya terserah saya." jawab Darren kesal.

Setelah berpamitan dari ruangan Darren, Riana akan menghabiskan waktu istirahatnya dengan menyendiri dibelakang kantor dengan keadaan perut yang merasa lapar.

Ia terpaksa harus menunda makan siangnya menjadi makan malam, untuk bisa menghemat pengeluarannya.

Namun, saat dirinya tengah termenung tiba-tiba saja ada sebuah kantong yang menggantung tepat dihadapan wajahnya.

Saat Riana mendongak ternyata itu adalah Rama.

"Apa ini Pak?" tanya Riana seraya menatap wajah Rama.

"Itu buat kamu, dari pada gak ada yang makan, jadi aku kasih sama kamu aja." jawab Rama.

"Tapi.."

"Sudah makan saja, masih ada waktu 15 menit, cepat habiskan. Setelah itu kita akan kembali bekerja keras." Jawab Rama seraya mengukir senyum.

"Terima kasih banyak, Pak." Bibir Riana turut mengukir senyum.

"Iya sama-sama."

Mata Riana seketika berbinar saat mendapat makan siang gratis. Sebab, tadi pagi ia hanya sarapan segelas susu dan satu bungkus roti.

Sekarang cacing dalam perutnya seolah meronta agar Riana cepat-cepat memasukan makanan itu kedalam perut.

Tanpa menunggu lagi, Riana langsung memakan makan itu dengan lahapnya, setelah Rama berlalu dari tempat itu.

"Habis dari mana?" Darren bertanya pada Rama yang terlihat muncul dari belakang gedung.

"Merokok." jawab Rama singkat.

"Oh!!" Jawab Darren tak kalah singkat. "Setelah ikan buntal itu pulang, tolong suruh Rania kemari, hari ini aku sangat membutuhkannya."

Sudah dua minggu lamanya ia menahan hasratnya, akibat kehadiran Riana dikantor itu, yang ia tau bahwa kehadirannya disana untuk melaporkan setiap kegiatannya pada Maminya.

"Baik Pak." Rama pun kembali melanjutkan pekerjaannya.

***

Riana yang setengah hari ini merasakan sedikit ketenangan, merasa heran karena Bos gilanya itu tak menyiksa dirinya seperti hari-hari sebelumnya.

Ia melirik kearah Darren yang masih fokus pada laptopnya dengan raut wajah kakunya yang hampir menyerupai kanebo kering.

Lalu mengalihkan pandangannya pada jam yang melekat pada dinding dan sudah menunjukan pukul 18:50.

"Pulanglah, gak usah menunggu sampai jam tujuh tepat." Darren berkata tanpa menoleh, matanya masih fokus pada layar.

"Sungguh!!" Jawab Riana tak percaya.

"Iya!!" Jawab Darren malas.

"Wahhh!! Bapak kesambet setan apa hari ini, sampai menyuruhku pulang sebelum jam tujuh pas?" Riana masih menatap Darren tak percaya.

Biasanya Bos gilanya itu sangat disiplin terhadap waktu meski hanya satu menit saja. Namun, ada apa dengan hari ini? Pria kaku itu bahkan sempai merelakan waktu 10 menit.

"Diam!! Pulang sekarang juga atau aku akan berubah pikiran dan memintamu untuk lembur sampai tengah malam." Darren menatap tajam kearah Riana.

"Iya Pak iya, saya pulang sekarang juga." Dengan senang hati Riana bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruangan itu.

"Cepat panggil Rania untuk datang kesini." Darren bernapas lega setelah Riana meninggalkan ruangan itu.

"Baik Pak." Rama mengangguk lalu meraih ponsel miliknya dan segera menghubungi Rania.

Seorang wanita yang selalu mampu memuaskan Darren dalam hal apapun. Sejauh ini, Rania lah yang paling jauh.

Sebab, Darren selalu cepat merasa bosan dengan wanita-wanita yang selalu ia bayar kecuali Rania.

Hingga tak berselang lama, Rania memasuki ruangan itu dengan pakaian seksinya dan melangkah menghampiri Darren dengan langkah bak model-model papan atas.

Darren memundurkan kursinya, lalu melonggarkan dasinya yang sejak pagi terasa sangat mencekik.

Rania yang sudah mengerti akan maksud Darren mengundangnya, segera memposisikan tubuhnya diatas pangkuan Darren, dan mulai membuka kancing baju Darren satu persatu lalu bibirnya menjelajahi setiap inci dada bidang Darren.

"Terus sayang!!" Darren mendesah nikmat. Tubuhnya kini sudah mulai bergairah.

Namun, saat keduanya tengah asyik bercumbu, tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka.

"Maaf Pak, ada barangku yang ... Aaaaaa!!!" Riana berteriak seraya menutup mata.

"Sialan!!" Darren mendorong tubuh Rania untuk menjauh karena ada Riana.

"Bapak ngapain barusan?" Riana memberi sedikit celah pada sela jarinya.

"Dasar wanita sial!! Ngapain kamu balik lagi kesini?" umpat Darren.

"Saya mau ambil hp saya yang ketinggalan Pak." Riana menyeringai tanpa dosa, ia sedikit berjinjit lalu mengambil ponselnya yang tengah ia charge dikolong meja kerja.

Riana yang saat itu baru saja tiba digerbang kantor, seketika memutar langkah saat menyadari kalau ponselnya tertinggal karena tengah ia charge.

"Cepetan ambilnya!! Dan buruan pergi dari ruangan ini." teriak Darren murka. Sebab, lagi-lagi Riana membuat hasratnya harus tertunda.

Sama seperti ketika ia datang bersama Maminya kala itu. Andai Riana sekecil semut, mungkin ia sudah melindasnya sejak tadi.

Namun, saat Riana hendak meninggalkan ruangan itu, ia seketika teringat tugas sudah diberikan oleh Bu Windy.

Hingga akhirnya ia menghentikan langkah tepat didepan pintu dan kembali berbalik.

"Kenapa masih berdiri disitu? Cepat keluar!!" Darren semakin dibuat murka.

"Saya ditugaskan Bu Windy untuk menjauhkan Bapak dari para wanita jaman now, jadi saya gak akan pergi dari sini sebelum wanita itu pergi." Riana menunjuk kearah Rania.

"Tapi, aku yang menggajimu, jadi, aku memperintahkan kamu untuk pergi."

"Tapi, Bu Windy juga memberiku gaji." jawab Riana tak mau kalah.

"Kamu sungguh-sungguh ingin menguji kesabaran ku, Riana!!" gigi Darren kini bahkan sampai gemeretak.

"Kamu tenang saja, Sayang. Biar aku yang akan mengurus dia." Rania maju beberapa langkah menghampiri Riana.

Namun, Riana sama sekali tak gentar melihat tubuh kurus kering itu melangkah menghampirinya. Tentu saja tubuhnya kalah bobot jika dibandingkan dengan Riana.

Tangan Rania mengambang diudara dan hendak melayangkan tamparan pada Riana. Tapi, Riana dengan mudah menangkisnya.

Riana justru kini dengan mudah memilin tangan Rania dan memutarnya kebelakang.

"Awww.. Awww lepasin aku, dasar cewek gendut sialan!!" Rania merintih kesakitan.

Membuat Darren yang menyaksikan hal itu seketika menganga lebar

"Coba bilang sekali lagi?" Riana semakin mengeratkan tenaganya dan membuat Rania semakin merintih kesakitan.

"Cepat lepaskan dia!!" teriak Darren.

Kini ia tau alasan Maminya menjadikan Riana menjadi mata-matanya, karena Riana ternyata bukan wanita sembarangan.

Riana sama sekali tak bergeming meski Darren menyuruhnya untuk melepaskan wanita itu. Ia masih berdiri teguh dengan posisinya.

"Aku akan pecat kamu sekarang juga kalau kamu tak melepaskan dia." ancam Darren.

"Baiklah!! Tapi, aku akan menghubungi Bu Windy sekarang juga." Riana mendorong tubuh Rania hingga tersungkur. Hal itu sangat mudah ia lakukan karena bobot tubuh Rania ternyata sangat ringan.

Riana bergegas mengeluarkan ponselnya dan meletakan ponsel itu ditelinga hanya untuk menggeretak Darren.

"Tolong jangan lakukan itu, Riana" Darren dengan cepat merebut ponsel milik Riana. "Ternyata kamu memang benar-benar wanita gila. Lihat saja besok, aku membalas kamu lebih kejam dari sebelumnya." Darren menggenggam kuat ponsel milik Riana.

Ingin sekali ia membanting ponsel itu kewajah Riana saat itu juga.

"Kita lanjutkan dihotel saja, Sayang." Rania melingkarkan tangannya dilengan Darren dengan manja. Namun, Darren dengan cepat menepisnya.

"Hasratku sudah hilang akibat ulah dia, pergilah dari sini sebelum aku meluapkan amarahku padamu."

Rania menghentakan kakinya beberapa kali bak seorang anak kecil yang tengah merajuk karena gagal bercinta dengan Darren.

"Lihat saja!! Aku pasti akan memberimu pelajaran suatu saat nanti." Rania menatap Riana penuh intimidasi.

"Coba saja kalau berani, aku tak akan segan-segan untuk mematahkan tulang lehermu." Riana sama sekali tak gentar oleh ucapan Rania. Ia justru maju beberapa langkah dan berpura-pura hendak kembali menerjang Rania, membuat wanita itu seketika ketakutan dan meninggalkan ruangan itu.

Hingga tak berselang lama, Darren turut menyusul langkah Rania meninggalkan ruangan itu dan meluapkan emosinya dengan membanting pintu.

"Hahhh.. Untung aku masih bisa mencegahnya hari ini. Entah sampai kapan aku harus terus mengawasi Bos gila itu." Riana mendesah lelah lalu ikut menyusul langkah Darren, karena jam menunjukan sudah hampir jam sembilan malam dan dirinya sudah merasa sangat kelaparan.

******

******

1
Kamiem sag
dah putus urat malu Jihan
Kamiem sag
Jihan berharap bahagia?
coba penulis dan pembaca siapa yg pingin pasangan Jihan Rendi bahagia?
aku sih terserah saja
tapi kalo dikampung kami pasangan pelakor oenghianat itu kita minta baik-baik untuk meninggalkan kampung demi kebaikan warga dan kebaikan pelaku zina tsb
kalo bahagia itu kan tergantung usaha
Kamiem sag
udahlah Rendi udah punya istri juga kan
Kamiem sag
😃😃
Kamiem sag
apa kabar Byan sudah 2 hari ditinggal Riana
Astrid Ratnaningrum
Luar biasa
Kamiem sag
tuh kan mami suka??? kalian dua aja bodoh
Kamiem sag
mari bertengkar lagi
damiana widyana
riana bego pantesan hidupnya gak bahagia. kalo udah kejadian baru ntesel nangis2
Kamiem sag
wajar sih Riana kena tampar, gak jujur sih, coba jujur sejak awal kan gak semalu ini
Kamiem sag
Darren jgn lupa urus buku/akta nikah kalian
Kamiem sag
sedih aku bayangin malunya mami akibat ambisinya yg gak kaleng-kaleng
Kamiem sag
mami juga bodoh egois maksain keinginannya sendiri macam mami aja yg mau kawin
Amira juga bodoh egois udah dimintai tolong Darren buat bicara ke mami kalo mereka gak akan menikah!! ehh... malah ngotot dgn segala cara buat bisa nikahin Darren
Kamiem sag
nah.... malubesar kan mami gegara kebodohan Riana??
damiana widyana
kok lama concludenya darren dan riana... bosen bacanya
Kamiem sag
bodoh kok dipelihara
Riana selain bodoh juga tolol paok pekok longor bittot
seperti gak kebagian akal Riana sampai gak bisa mikir betapa besar rasa malu besok
Kamiem sag
muak Thor
tokohnya berat buat jujur
Hanum Kamila Jasmine
Luar biasa
Kamiem sag
sebenernya lebih baik ngaku sekarang Thor daripada nanti saat jebakan ijab qobul yg direncanain mami kan malunya lebih besar krn banyak tamu undangan yg hadir, gimanasih Riana Darren goblok banget
damiana widyana
Amira oh amira kamu ingin bahagia tapi tidak mempersulikan kebahagiaan Darren...Egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!