NovelToon NovelToon
Antidote

Antidote

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: little turtle 13

"Aku akan membantumu!"

"Aku akan mengeluarkan mu dari kehidupanmu yang menyedihkan itu! Aku akan membantumu melunasi semua hutang-hutang mu!"

"Pegang tanganku, ok?"

Pada saat itu aku masih tidak tahu, jika pertemuan ku dengan pria yang mengulurkan tangan padaku akan membuatku menyesalinya berkali-kali untuk kedepannya nanti.

Aku seharusnya tidak terpengaruh, seharusnya aku tidak mengandalkan orang lain untuk melunasi hutangku.

Dia membuat ku bergantung padanya, dan secara bersamaan juga membuat ku merasa berhutang untuk setiap bantuan yang dia berikan. Sehingga aku tidak bisa pergi dari genggamannya.

Aku tahu, di dunia ini tidak ada yang gratis. Ketika kamu menerima, maka kamu harus memberi. Tapi bodohnya, aku malah memberikan hatiku. Meskipun aku tahu dia hanya bermaksud untuk menyiksa dan membalas dendam. Seharusnya aku membencinya. Bukan sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Bantuan

"Tumben kau sangat pendiam hari ini.." sindir Erika.

Luna yang sedang istirahat di balik meja bar itu mendongak menatap Erika yang berdiri di sampingnya.

"Kau baik-baik saja, kan?" lanjut Erika.

Luna menekuk lutut nya dan menyandarkan kepalanya di atasnya. Kemudian menghela napas panjang.

"Mama dan Kakak angkat ku kembali," ucap Luna.

"Apa?" tanya Erika dengan penuh emosi. Lalu mengambil tempat di samping Luna dan duduk selonjor di lantai.

"Mereka tidak menyakiti mu, kan?"

"Tunggu. Beberapa hari ini kau tidak datang, jangan-jangan Ibumu mengurung mu seperti hari itu?"

Luna hanya diam. Erika yang mengetahui seluruh cerita keluarga Luna itu merasa ikut geram atas perlakuan Ibunya.

Dia menghembuskan napas nya dengan kasar. Lalu mengeluarkan ponsel dari dalam saku hot pants nya.

Beberapa saat kemudian notifikasi ponsel Luna berbunyi.

"Itu kamar rooftop. Aku pernah tinggal di sana saat sekolah menengah.."

"Kau bisa datang ke sana dan meminta kuncinya pada pemilik gedungnya. Bilang saja kau saudaraku, dia tidak akan meminta uang sewa. Karena dia memiliki hutang budi pada mendiang Ibuku," tutur Erika.

"Aku tau kau tidak suka mendapat bantuan seperti ini. Tapi jika kau mau, kau bisa tinggal di sana. Itu tempat yang cukup layak untuk di tinggali.." lanjutnya.

Luna menatap lama layar ponselnya. Erika tidak tahu kalau Luna menanggung beban hutang yang sangat besar. Dia sengaja tidak memberi tahunya, karena dia tahu bagaimana sifat Erika. Jika dia tahu jumlah hutangnya, dia akan melakukan segala cara untuk menolongnya. Meskipun harus mempertaruhkan Bar nya.

Jika bisa dia juga ingin meninggalkan tempat tinggalnya saat ini. Tapi jika dia meninggalkan tempat tinggalnya, pasti para penagih hutang itu akan lebih menjadi-jadi dan tidak akan tinggal diam begitu saja.

Luna sangat menghargai bantuan dari Erika. Tapi saat ini yang Luna bisa katakan hanyalah,

"Terima kasih.."

"Kau tak perlu sungkan. Kalau kau membutuhkan hal yang lain, kau bisa mengatakannya padaku.." tutur Erika.

Erika bangkit dari selonjor nya. Namun saat hendak melangkah pergi dia mengingat sesuatu. Dia kembali duduk di samping Luna. Mendekatkan wajahnya dan menatap Luna dalam-dalam.

Luna hanya menatapnya heran. Tatapan seperti itu hanya Erika berikan saat dia merasa curiga. Hal apa yang telah membuat Erika merasa curiga padanya.

"Apa kau ingat pria yang waktu itu membuat keributan?" tanya Erika.

Luna mengerutkan keningnya, lalu memutar bola matanya ke atas mencoba untuk mengingat-ingat sosok yang dibicarakan Erika.

"Si Pak Tua itu?" tanya Luna.

"Ha?" Erika memasang wajah bingung.

"Iya, pria paruh baya yang selalu mabuk dan mengutuk istrinya itu.." jelas Luna.

Erika menghela napas pasrah sambil menepuk jidatnya.

"Kelihatannya kau mengingat semua pelanggan yang datang. Aku yakin, kalau salah satu dari mereka tidak hadir kau pasti bergumam dalam hatimu.."

Luna terkekeh mendengar ucapan Erika. Hanya sesaat, lalu kembali pada mode serius nya.

"Lalu siapa yang kau bicarakan?" tanya Luna.

"Pria yang memiliki bekas luka gores di wajahnya.." jawab Erika.

Seketika Luna langsung mengerti siapa yang Erika maksud sejak tadi. Sosok itu langsung hadir di kepala Luna tanpa diundang.

Luna menghela napas panjang sambil memutar bola matanya malas. Kesan buruk dirinya masih menempel di benaknya.

Namun kejadian tiga hari yang lalu membuatnya termenung. Dia masih dapat merasakan suhu badan Elio saat dia menggendongnya.

Dan ucapannya saat itu, tentu saja dia tidak bisa melupakannya begitu saja.

"Dua hari yang lalu dia datang," ucap Erika.

"Untuk minum?" tanya Luna dengan Wajak tak peduli nya.

"Tidak, untuk membicarakan mu," jawab Erika yang sontak membuat Luna membelalakkan mata.

Dengan wajah tak percaya dia menunjuk dirinya sendiri.

"Tidak banyak. Tapi menurutku dia tertarik padamu.."

"Pfftt~"

Luna menahan tawanya, lalu bangkit dari duduknya.

"Aku tidak tertarik.." ucapnya dengan penuh percaya diri.

"Aku akan lanjut kerja," ucap Luna sambil melambaikan tangan dan berjalan ke meja pelanggan.

"Itu bukan hal sepele seperti yang kau pikirkan," gumam Erika.

1
Yuna Ara
Haai kak.. aku sudah baca dan like karya kaka..
mampir juga dong ke karya terbaruku. judulnya "Under The Sky".
ditunggu review nya kaka baik... 🤗
lil' girl: Makasih ka.. Akan ku sempatkan mampir/Smirk/
total 1 replies
anggita
ikut ng👍+☝iklan saja. semoga lancar novelnya thor.
lil' girl: Terima kasih, ka/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!