Elang Dirgantara, seorang pria yang suka tawuran, balap liar dan suka berpesta minum minuman keras, harus datang ke perjodohan yang sang kakek rencanakan. Awalnya dia memutuskan datang hanya untuk menolak dan mempermalukan wanita yang akan di jodohkan olehnya itu. Namun apa lah daya, saat ia bertemu dan melihat calon istri untuk pertama kalinya, ada getaran aneh yang ia rasakan dalam hatinya.
Wajah teduh nan ayu milik calon istrinya mampu membuatnya terpukau. Bahkan suara sang calon istri membuatnya tenang dan damai. Tutur kata yang lembut dan halus tak mampu mengalihkan pandangan mata Elang dari wajah ayu calon istrinya itu.
Bagaimana kah perjalanan kisah cinta Elang Dirgantara?
Mari membaca dan mulai lah masuk ke dalam dunia halu kita ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diyah nur arroyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06 SAH
"Kak, Zahra sudah siap" Ucap Zahra yang berdiri di hadapan Elang.
Elang mendongak melihat ke arah Zahra. Dan tanpa sadar Elang menjatuhkan ponselnya karena terpukau dengan kecantikan Zahra.
"Eh kak ponselnya" Ucap Zahra yang ingin mengambilkan ponsel Elang namun di saat bersamaan Elang juga ingin mengambil ponselnya. Tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan. Seketika itujuga Zahra menarik tangannya.
"Astagfirulla" Ucap Zahra terkejut.
"Sorry" Ucap Elang.
"Iya kak" Jawab Zhara tertunduk.
"Em, ayo masuk kita pergi sekarang" Ucap Elang gerogi.
"Iya kak" Jawab Zahra mengangguk. Mereka pun akhirnya masuk ke dalam mobil.
Saat di jalan, Elang mencuri pandang ke arah Zahra yang sedang asik melihat kekuar jendela. Ini kali pertama Zahra keluar malam di kota Jakarta setelah 3 tahun lamanya ia di pesantren di Surabaya.
Tak lama mereka berdua telah sampai di mall terbesar di Jakarta. Mall tersebut juga salah satu properti yang di miliki oleh Dirgantara Group atau lebih tepatnya milik kakek Dirga.
Suasana malam hari ini cukup ramai di mall tersebut. Zahra mulai bimbang ketika melihat orang yang begitu banyak. "Ada apa?" Tanya Elang yang tau jika Zahra tidak nyaman.
"Banyak orang kak, aku tidak nyaman." Jawab Zahra.
"Mau gue gandeng?" Tanya Elang.
Zahra menggelengkan kepalanya. Elang pun menghela nafas panjangnya. Dia lupa jika Zahra tidak ingin bersentuhan dengan lawan jenis. "Nih pegang, gue akan cari jalan buat Lo agar tidak bersentuhan dengan lawan jenis" Ucap Elang yang menyuruh Zahra memegangi tali jaketnya.
Perlahan Zahra pun mengikuti ucapan Elang. Dia memegangi tali jaket hitam Elang lalu ia mulai berjalan mengikuti Elang yang mencari jalan untuk Zahra.
Dengam susah payah Elang mencari jalan untuk Zahra hingga akhirnya mereka sampai di toko perhiasan terbesar di mall tersebut. Elang duduk di sofa karena lelah menuntun jalan untuk Zahra tadi.
"Maaf ya kak, kakak pasti lelah" Ucap Zahra.
"Enggap papa santai saja" Ucap Elang.
"Andai saja dia mau gue sentuh, gue bakal peluk dia untuk mencari jalan. Jadi gue tidak akan kesusahan seperti tadi" Guman Elang dalam hati.
"Selamat datang tuan Elang, ada yang bisa kami bantu?" Tanya manager toko perhiasan itu.
"Keluarkan cincin pernikahan yang kalian koleksi. Gue mau yang terbaik" Ucap Elang.
"Baik tuan, mohon di tunggu" Ucap manager toko.
Setelah manager toko itu pergi, Zahra mulai bicara lagi lada Elang. "harusnya kita beli yang biasa saja kak" Ucap Zahra.
"Kenapa? Lo nggak suka?" Tanya Elang.
"Bukan begitu kak, hanya sayang saja uangnya." Ucap Zahra.
"Santai saja, gue tidak kekurangan kok. Ini pernikahan kita yang pertama dan gue harap juga yang terakhir jadi gue mau semuanya yang terbaik" Ucap Elang.
"Teeserah kakak kalau bagitu" Jawab Zahra.
Tak lama menager toko kembali dengan beberapa cincin pernikahan terbaik yang mereka miliki. Mata Zahra seketika tertuju pada sebuah cincin pasangan yang terlihat sederhana namun terlihat menawan juga menurutnya.
"Lo mau pilih yang mana?" Tanya Elang.
"Yang ini saja kak" Jawab Zahra menunjuk ke cincin yang ia lihat tadi.
"Ok, bungkus cincin itu" Ucap Elang.
"Baik tuan" Jawab manager toko.
"Bayar pakai ini" Ucap Elang memberikan sebuah black card kepada menager toko.
"Di mohon tunggu sebentar tuan"
Elang hanya mengangguk, dia menumpuk sebelah kakinya dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.
Tak lama setelah membeli cincin, kini mereka beralih ke sebuah butik gaun pernikahan. Elang lagi lagi menjatuhkan dirinya ke sofa mepuk yang ada di butik tersebut.
"Lo cari saja gaun yang lo inginkan, gue akan tunggu lo di sini" Ucap Elang
"Iya kak" Jawab Zahra. Zahra mulai berjalan jalan mencari gaun yang ia ingikan. Namun gaun yang terpajang tidak menarik perhatiannya. Kini Zahra beralih ke ruangan lain yang memajang kebaya khas pernikahan. Zahra mulai tersenyum ketika melihat kebaya warna pink yang menurutnya indah.
"Saya boleh coba yang ini?" Tanya Zahra.
"Boleh silahkan, mari saya akan antar anda ke ruang ganti" Ucap pelayan.
Zahra mulai mencoba kebaya yang ia pilih. Dia mersa puas karena kebaya yang ia pilih pas dengan ukuran tubuhnya.
"Saya ambil yang ini saja" Ucap Zahra setelah melepas kebaya yang ia coba.
"Baik mohon di tunggu, kami akan membungkusnya" Ucap pelayan.
"Terima kasih" Ucap Zahra.
Zahra kembali menggampiri Elang yang saat ini sedang bertukar pesan dengan kedua sahabatnya itu.
"Eh lo sudah balik. Gimana? Ada yang lo suka?" Tanya Elang
"Sudah di bungkus kok kak" Jawab Zahra.
"Kok lo enggah memeprlihatkannya ke gue sih?" Tanya Elang sedikit kecewa.
"Tidak, Zahra malu. Besuk saja saat kita ijab baru kakaka boleh melihatnya" Ucap Zahra tertunduk malu.
"Ok, gue bayar dulu. Lo tunggu saja di sini" Ucap Elang.
"Iya kak" Jawab Zahra
Tak lama Elang kembali dengan paper bag di tangannya. Dia mengajak Zahra keluar dari butik lalu berjalan menuju ke lift. Mereka pun masuk ke dalam lift tersebut. Namun saat turun ke lantai bawah, pengunjung seketika banyak yang masuk ke dalam lift juga. Elang dengan seketika mengurung Zahra ke sudut lift agar tidak bersentuhan dengan lain jenis.
"Sorry Ra, tapi ini juga demi lo" Ucap Elang.
"Iya kak" Jawab Zahra yang malu. Terlihat jelas kedua pipi Zahra yang memerah akibat malu. Elang tersenyum tipis melihat hal itu. Dia sangat gemas dan ingin sekali mencubit kedua pipi Zahra, namun ia sadar jika Zahra menjaga dirinya dengan baik dan itu memberikan nilai plus untuknya.
"Bersentuhan dengan lawan jenis saja lo tidak pernah Ra, gue beruntung bisa memiliki lo nantinya" Guman Elang dalam hati.
Setelah sampai di lobi mall, tanpa sadar Elang memegang tangan Zahra. Zahra segera menarik tangannya dari genggaman tangannya dari Elang. "Eh sorry gue lupa" Ucap Elang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iya kak, tidak apa apa" Jawab Zahra.
"Silahkan lo duluan" Ucap Elang.
🌹🌹🌹
Beberapa hari telah berlalu. Hari ini adalah hari di mana Elang dan Zahra melakukan ijab qabul di rumah sakit tempat kakek Tara di rawat.
Elang sudah siap di depan Dion yang kali ini sebagai wali Zahra yang akan menikahkan Zahra dengan Elang.
"Silahkan di mulai mas Dion" Ucap penghulu.
"Baik pak" Jawab Dion.
Dion mulai menikahkan adiknya dengan Elang, dengan mengayunkan tangannya Elang menyahut dan dengan sekali tarikan nafas Elang mampu mengucapkan ijab qabul dengan sempurna.
"Bagaimana saksi, sah?" Tanya penghulu.
"Sah" Jawab kakek Dirga dan pak Amir yang sebagai saksi dalam pernikahan itu serta beberapa Dokter dan suster juga.
⚜⚜⚜
Uang parkirnya kaka, jangan lupa ya..😁
👍 Like
♥️ Favorit
💬 Komen
⭐⭐⭐⭐⭐ bintang 5 juga
# Selamat membaca ya kak
# Terima kasih banyak
🙏🙏🙏😊😊😊
SAAAAAHHHH,,,gitu 🤭🤭🤭😂😂 Jadi semangat kan SAH nya..😜😜