NovelToon NovelToon
Pesona Mantan Istri

Pesona Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: rishalin

Riana Maharani, seorang Ibu rumah tangga yang dikhianati oleh suaminya Rendi Mahardika. Pria yang sudah lima tahun lamanya ia nikahi berselingkuh dengan sekertaris barunya, seorang janda beranak dua.
Alasan Rendi berselingkuh karena melihat Riana yang sudah tidak cantik lagi setelah melahirkan putri pertama mereka, yang semakin hari lebih mirip karung beras.
Riana yang hanya fokus mengurus keluarga kecil mereka sampai lupa merawat diri dengan kenaikan berat badan yang drastis.
Riana bersumpah akan kembali menjadi cantik dan seksi hanya dalam waktu tiga bulan demi membuat suaminya menyesal sudah berselingkuh.

Akankah Riana berhasil merubah penampilannya hanya dalam waktu tiga bulan dan berhasil membuat Rendi menyesal?

Yuk baca ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Kalau begitu aku pulang saja. Kalau Bapak tetap mau marah, biar aku pulang saja dari sini," ucap Riana kesal.

"Hehhh, dasar tidak tau diri. Seenaknya saja mau pulang. Saya ada di sini gara-gara siapa??" Darren ikut kesal.

"Makanya Bapak jangan marah-marah," jawab Riana melemah.

Dia sadar jika dia salah, tapi satu ruangan dengan pria yang hobi marah pun ia jelas tidak tahan.

"Terserah saya. Mulut-mulut saya, kenapa kamu yang repot??"

"Tapi telinga saya tidak tahan Pak."

"Tutup mulutmu, kamu ini sangat cerewet!!"

"Bapak sangat pemarah." Riana tak mau kalah.

"Antar saya pulang," ucap Darren.

"Iya ... Saya akan mengantar Bapak, tapi kan infusan Bapak belum habis. Kata Dokter, tunggu botol infusnya habis baru Bapak boleh pulang."

"Aku tidak suka berlama-lama di rumah sakit," ucap Darren lagi.

"Jangan membantah!!"

"Iya, iya. Kenapa Bapak hobi banget marah sih. Bapak itu ya, kalau tersenyum sangat tampan."

"Aku sudah tau. Begini saja, sudah banyak yang mengemis minta di tiduri."

"Stoppp." Riana berteriak menghentikan ucapan Darren sembari menutup telinganya.

"Jangan menodai telinga saya Pak. Kalau Bapak mau berkata mesum, silahkan dengan yang lain," protes Riana.

"Halah sok suci," cibir Darren. "Cepat panggil Dokter. Aku mau pulang sekarang juga," kata Darren lagi.

Tak dibantah lagi, Riana pun segera melakukan apa yang di perintahkan Darren.

Setelah Dokter melepas jarum infus di tangan Darren, Darren pun di perbolehkan untuk pulang. Dan kini Darren sudah berada di atas motor Riana, dengan posisi yang sama seperti saat dia di bawa ke rumah sakit. Riana yang memboncengnya.

Riana sama sekali tidak mempermasalahkannya, yang jelas Riana sedang malas berdebat dan ingin segera pulang ke rumah lalu memeluk bantal guling.

Beberapa saat kemudian Riana pun sampai di kediaman Darren.

Sebuah rumah mewah dua lantai bergaya minimalis yang baru beberapa tahun ini ia beli dengan keringat dan kerja kerasnya.

"Kalau begitu saya pulang dulu Pak."

"Iya pulanglah, aku juga tidak suka melihat wajahmu."

Sebenarnya Darren tidak ingin berkata seperti itu, tapi entah mengapa ia memang tidak bisa berkata manis dan selalu saja berkata sesuka hatinya.

Untung saja Riana sudah mulai terbiasa dengan mulut pedas dari Bosnya tersebut, dan dia pun tidak perduli, karena memang mulut Darren setengahnya terbuat dari mulut netizen julid.

Baru saja Riana hendak menaiki motor, tiba-tiba seorang anak perempuan berlari mendekati Darren.

"Papa!!!!"

"Nadia jangan berlari." Bu Windy mengejar cucunya yang kini berlari mendekati Darren.

"Papa bawa Mama baru ya?? Kata Oma sebentar lagi Papa bakalan bawa Mama baru buat Nadia??" cerocos Nadia.

"Tante itu calon Mama baru Nadia ya Pa??" Nadia menatap ke arah Riana yang tadinya hendak memasang helem, tapi seketika terhenti saat bocah kecil itu mengatakan jika ia calon Mamanya, membuat Riana pun sukses melotot.

Setau Riana, Darren masih seorang bujangan meskipun alat pusakanya tidak. Tapi, kenapa bocah itu memanggil Darren dengan sebutan Papa?

'Apa jangan-jangan itu anak hasil dari Darren yang meniduri banyak wanita?" Riana membatin penuh tanya.

"Bukan, dia tukang ojek," jawab Darren datar.

"Masa sih Pa?? Bukannya tukang ojek itu pria ya Pa??"

Darren menepuk jidatnya. " Astagaaaa kenapa putriku sekarang jadi ikutan cerewettt?" gerutu Darren.

"Sayang... Dia ini Karyawan Papa. Sekarang Nadia masuk gih tidur. Ini sudah malam," ucap Darren.

Nadia sama sekali tak menghiraukan ucapan Darren, anak itu justru menghampiri Riana dan menarik tangannya. "Tante tukang ojek??" tanya Nadia dengan mimik penasaran.

Riana menggeleng cepat. Jelas dia bukan tukang ojek. Riana terpaksa mengantar Darren pulang karena ia merasa bersalah, jika tidak, dia pun tidak akan sudi mengantar Darren sampai ke rumahnya.

"Kalau Tante bukan tukang ojek, berati Tante ini calon Mama aku ya??" tanya Nadia dengan mimik wajah penuh selidik.

"Bukan sayang bukan ... Tante ini--" Belum sempat Riana mengatakan yang sebenarnya, Nadia sudah menarik tangan Riana untuk masuk ke dalam rumah.

Nadia pun menarik tangan Riana bahkan sampai masuk ke dalam kamarnya.

"Aku yakin Tante pasti calon Mama aku. Soalnya selama ini Papa tidak pernah membawa wanita ke rumah ini, dan Tante adalah orang pertama yang Papa Bawa. Dan Oma juga bilang, kalau suatu saat Papa akan membawa seorang wanita ke rumah ini, yaitu seseorang yang akan jadi Mama Nadia." Nadia begitu gembira saat ini karena mengira Riana adalah calon Mamanya.

"Sayang... Tante ini bukan calon Mama kamu, Tante ini karyawan Papa kamu. Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya, karena ini sudah malam, Tante harus pulang," ucap Riana selembut mungkin. Namun, seketika raut wajah Nadia berubah sendu.

Riana tidak tega, tapi dia pun tak bisa berbuat apa pun, karena ia harus segera pulang sebab besok harus kembali bekerja seperti biasa.

Riana pun bersiap siap untuk pulang, tapi Bu Windy mencegahnya. "Riana ini sudah malam, menginaplah. Saya takut kamu kenapa kenapa di jalan sendirian."

"Tapi Bu ..."

"Menginap saja. Kalau ada preman atau hantu di jalan yang mengganggu kamu bagaimana??"

Riana pun berfikir sejenak. Jarak rumahnya dan Darren memakan waktu sekitar dua jam, dan ini pun sudah hampir larut malam. Dengan terpaksa ia pun menyetujui perkataan Bu Windy . Besok pagi pagi sekali ia akan pulang dan berangkat ke kantor meski agak sedikit kesiangan.

"Ayo Nadia, cepat makan. Kata Oma kamu belum makan malam, kamu bahkan tidak mengerjakan PR," ucap Darren dengan kesabaran yang hampir habis.

Pasalnya, setiap malam memang selalu saja ada drama seperti sekarang ini.

"Aku nggak suka mengerjakan PR, aku juga tidak mau makan. Papa tidak usah memaksa ya. Papa saja tidak mau memberiku Mama, kenapa aku harus menurut pada Papa??"

"Terserah kamu saja, kalau kamu nggak mau makan dan nggak mau mengerjakan PR, Papa nggak perduli! !!" Darren menggebrak meja belajar milik Nadia dan membuat putrinya tersebut tersentak kaget.

Darren pun keluar dari kamar Nadia dengan sangat kesal, dan bersamaan dengan itu air mata Nadia pun berjatuhan.

Darren yang masih belum mengerti arti sosok Ayah bagi seorang anak, kadang masih sering tersulut emosi saat menghadapi sikap Nadia yang sedikit keras kepala.

"Jangan ada yang membujuknya! !" teriak Darren. "Biarkan saja dia kelaparan, ini maunya kan? Kalau dia sakit perut biarkan saja." Darren pun masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu.

"Inilah sebabnya saya terus membujuk Darren untuk menikah. Karena Nadia membutuhkan sosok seorang Mama, dan Darren membutuhkan wanita yang bisa meredam emosinya yang sering kali meluap-luap," ucap Bu Windy pada Riana.

Bu Windy meninggalkan Riana dikamar tamu yang berdampingan dengan kamar Nadia.

"Astaga ... Dia kasar sekali pada anak sendiri." pikir Riana.

 Beberapa saat kemudian, Riana pun mengendap endap masuk ke kamar Nadia.

Hati Riana teriris pilu saat melihat Nadia yang tertunduk dengan air mata yang masih mengalir membasahi pipinya.

Riana melihat buku yang berserakan di atas tempat tidur Nadia, dan juga buku gambar yang di dalamnya ada gambar yang belum terselesaikan.

Ada gambar seorang gadis kecil beserta seorang wanita dan pria, hanya saja gambaran itu belum sempurna.

Riana pun meraih buku gambar tersebut lalu menyempurnakannya dan Nadia menambahkan latar belakang sebuah taman bunga yang indah.

"Tante pandai menggambar??" tanya Nadia tiba-tiba.

Sejak tadi Nadia memperhatikan pergerakan yang di lakukan Riana, dan Nadia cukup takjub karena hasil gambar Riana sangat bagus.

"Enggak. Tante cuma menyempurnakan gambarmu saja. Kamu pandai menggambar ya??"

"Aku memang suka menggambar, tapi aku tidak suka matematika. Pelajaran matematika membuat kepalaku sakit. Aku tidak menyukainya," terang Nadia.

"Heii, kata siapa matematika membuat sakit kepala?? Kita akan sakit kepala, jika tidak memahaminya. Tante akan mengajarkanmu cara mengerjakan pelajaran Matematika supaya tidak membuat sakit kepala."

Riana pun mulai menerangkan satu persatu PR matematika Nadia, dan bocah kelas dua sekolah dasar tersebut, tersenyum senang karena untuk pertama kalinya ia mampu mengerjakan PR matematikanya dengan sangat mudah karena bantuan Riana.

*******

*******

1
Kamiem sag
udahlah Rendi udah punya istri juga kan
Kamiem sag
😃😃
Kamiem sag
apa kabar Byan sudah 2 hari ditinggal Riana
Astrid Ratnaningrum
Luar biasa
Kamiem sag
tuh kan mami suka??? kalian dua aja bodoh
Kamiem sag
mari bertengkar lagi
damiana widyana
riana bego pantesan hidupnya gak bahagia. kalo udah kejadian baru ntesel nangis2
Kamiem sag
wajar sih Riana kena tampar, gak jujur sih, coba jujur sejak awal kan gak semalu ini
Kamiem sag
Darren jgn lupa urus buku/akta nikah kalian
Kamiem sag
sedih aku bayangin malunya mami akibat ambisinya yg gak kaleng-kaleng
Kamiem sag
mami juga bodoh egois maksain keinginannya sendiri macam mami aja yg mau kawin
Amira juga bodoh egois udah dimintai tolong Darren buat bicara ke mami kalo mereka gak akan menikah!! ehh... malah ngotot dgn segala cara buat bisa nikahin Darren
Kamiem sag
nah.... malubesar kan mami gegara kebodohan Riana??
damiana widyana
kok lama concludenya darren dan riana... bosen bacanya
Kamiem sag
bodoh kok dipelihara
Riana selain bodoh juga tolol paok pekok longor bittot
seperti gak kebagian akal Riana sampai gak bisa mikir betapa besar rasa malu besok
Kamiem sag
muak Thor
tokohnya berat buat jujur
Hanum Kamila Jasmine
Luar biasa
Kamiem sag
sebenernya lebih baik ngaku sekarang Thor daripada nanti saat jebakan ijab qobul yg direncanain mami kan malunya lebih besar krn banyak tamu undangan yg hadir, gimanasih Riana Darren goblok banget
damiana widyana
Amira oh amira kamu ingin bahagia tapi tidak mempersulikan kebahagiaan Darren...Egois
Kamiem sag
muak gak sih sampai bab ini tokoh masih suka perang batin?
Kamiem sag
mana Darren gak kunjung mengurus/melapor ke KUA utk mendaftarkan pernikahan pula
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!