BADBOY ITU SUAMIKU

BADBOY ITU SUAMIKU

01 Elang dan Zahra

Elang Dirgantara seorang pembuat ulah di sekolah SMA Dirgantara yang sangat terkenal di kota Jakarta. Saat ini Elang sudah duduk di bangku XII IPS 2.

Iya SMA yang kini di tempati untuk mencari ilmu itu adalah sekolah milik keluarga Elang. Lebih tepatnya milik sang kakek yang sejak kedua orang tua Elang meninggal, beliau lah yang mengasuh dan membesarkan Elang.

Elang memiliki dua sahabat yang sejak SMP selalu menemaninya. Namun saat memasuki SMA, Elang dan ketiga temannya itu masuk ke dalam sebuah geng motor dan setelah naik ke kelas XI, Elang di tunjuk sebagai ketua dari geng itu.

"Bos" Panggil seorang teman Elang yang bernama Dika. Elang menoleh dan menatap datar kedatangan kedua sahabatnya itu.

"Baru datang lo Lang" Ucap Langit yang juga baru datang dan menghampiri mereka.

"Iya" Jawab Elang singkat.

"Sebelum masuk kelas, kita ke kantin dulu yuk bos" Ucap Dika.

"Kalian saja, gue mau ke atap" Ucap Elang lalu berbelok dan menaiki tangga menuju ke atap. Tempat ternyaman dan tempat Elang untuk menyendiri, karena tidak ada yang berani datang ke atap selain Elang.

Elang menaiki tangga menuju ke atap sekolah. Saat sampai di tempat favoritnya itu, dia mengeluarkan sekotak rokok dari saku celananya. Dia menghidupkan api untuk membakar sebatang rokok yang saat ini sudah berada di bibirnya.

Elang teringat dengan ucapan sang kakek tadi malam. Dia yang masih duduk di bangku sekolah, harus mau menerima perjodohan yang sudah di sepakati sang kakek dengan teman kakeknya itu.

Elang sempat menolak perjodohan itu, namun sang kakek yang hanya beliau lah keluarganya satu-satunya, harus rela menerima perjodohan itu.

"Apa bisa gue terima perjodohan ini? Gue belum pernah ketemu sama cewek itu, tapi kenapa kakek meyakinkan gue kalau cewek yang akan menjadi calon gue itu calon terbaik" Guman Elang.

"Argh! Bodo amat lah" Ucap Elang lalu membuang putung rokoknya ke bawah lalu menginjaknya.

Elang berjalan menuruni tangga untuk menghampiri teman temannya yang berada di kantin sekolah. Di sepanjang jalan banyak anak anak wanita yang histeris melihat ketampanan Elang.

Di lain sisi, seorang gadis cantik yang memakai atasan panjang berwarna putih serta bawahan rok berwarna hitam dan kerudung yang menutupi auratnya warna senada dengan atasan sedang berada di sebuah rumah sakit besar di Jakarta.

Gadis cantik dengan kulit putih dan anggun tengah duduk di kursi tunggu dengan menggenggam tangan keriput sang kakek. Wajahnya yang sedih terlihat jelas di raut wajahnya.

"Dek, apa tidak sebaiknya kamu pulang saja? Biarkan abang yang menunggu kakek di sini." Ucap Dion sang kakak yang baru saja pulang sekolah. Dia mengusap kerudung sang adik yang baru saja sampai di Jakarta karena adiknya tinggal di Surabaya.

"Adek mau tetap di sini saja bang, adek mau terus tetap di samping kakek" Ucap gadis cantik itu yang bernama Zahra Denisa Tarawijaya.

"Tapi Zahra, kamu baru saja sampai di sini dan kamu juga belum istirahat sama sekali" Ucap Dion.

"Tapi aku takut bang, aku takut jika aku pulang kakek.... kakek akan meninggalkan aku" Ucap Zahra menangis.

Dion meraih kepala sang adik dan memeluknya erat. Zahra memeluk pinggang kakaknya dan menangis dalam pelukan sang kakak.

"Jangan bergikir negatif dek. Yakin lah jika kakek akan sembuh dan bisa berkumpul dengan kita lagi. Berdoa lah terus kepada Allah untuk meminta kesembuhan bagi kakek" Ucap Dion.

"Iya bang" Jawab Zahra.

"Ya sudah, ayo abang akan antar kamu pulang sekarang" Ucap Dion. Zahra hanya mengangguk lalu dia pun bangkit dari duduknya. Zahra mencium tangan sang kakek.

"Ara pulang dulu kek, besuk Ara akan datang lagi" Ucap Zahra lembut.

"Ayo dek" Ucap Dion meraih tangan adiknya.

Hanya butuh kurang lebih 1 jam perjalanan Zahra dan Dion sampai di rumah mereka. Zahra dan Dion masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan pak Amir. Beliau adalah asisten kakek Tara yang sudah berpuluh tahun bersama kakek Tara.

"Assalamualaikum pak Amir" Ucap Zahra.

"Waalaikumsalam non" Jawab pak amir tersenyum.

"Dek kamu masuk saja dulu ke kamar, abang mau bicara dulu dengan pak Amir" Ucap Dion.

"Iya bang"

"Saya naik dulu pak Amir" Pamit Zahra sopan.

"Silahkan non" Jawab pak Amir.

Setelah Zahra naik ke lantai 2 menuju ke kamarnya, Dion dan pak Amir duduk di sofa ruang tamu. Mereka duduk dengan sebuah berkas di atas meja yang ada di hadapan Dion.

"Ini berkas apa pak?" Tanya Dion.

"Mas Dion, anda seharusnya sudah tau bukan tentang keadaan perusahaan sekarang?" Tanya pak Amir.

"Iya, saya tau" Jawab Dion.

"Ini adalah berkas yang di tanda tangani langsung oleh tuan Tara untuk memberikan kuasa kepada mas Dion untuk mengambil alih perusahaan." Jelas pak Amir.

"Kenapa secepat ini? Saya masih sekolah pak" Ucap Dion.

"Tapi ini sudah menjadi tanggung jawab anda mas Dion, anda harus mau mengelola perusahaan mulai sekarang" Ucap pak Amir.

"Anda tenang saja mas, saya akan selalu mendampingi anda. Dan...." Ucapan pak Amir terhenti ketika ia mengeluarkan sebuah amplop putih dan menaruhnya di atas berkas yang ada di depan Dion.

"Apa lagi ini pak?" Tanya Dion.

"Ini adalah surat perjanjian antara tuan Tara dan sahabatnya yang telah menyuntikkan dana selama ini untuk membantu perusahaan kita. Beliau sudah menjodohkan nona Zahra sejak nona Zahra yang baru saja lahir" Jelas pak Amir.

"Apa?" Tanya Zahra yang terkejut mendengar penjelasan pak Amir kepasa Dion.

"Zahra..." Ucap Dion yang juga terkejut dengan kedatangan Zahra.

Zahra berjalan menghampiri sang kakak dan duduk di sebelah kakaknya Dion.

"Apa benar yang baru saya dengar pak Amir? Apa benar saya akan di jodohkan?" Tanya Zahra menelisik.

"Iya nona, anda sudah di jodohkan sejak lahir. Dan besuk malam sahabat tuan Tara akan datang ke rumah ini. Beliau ingin berbicara langsung dengan anda" Jawab pak Amir.

Zahra menatap sang kakak dan begitu pun dengan Dion yang juga menatap sendu sang adik. Dion mengusap kepala Zahra yang masih tertutup dengan kerudung putihnya.

"Maafkan abang ya dek, abang tidak bisa membantu kamu apa apa sekarang. Abang juga sangat berat melepaskan kamu kepada pria yang belum pernah kamu temui, tapi apa boleh buat, ini permintaan kakek dek." Ucap Dion lembut.

Zahra terdiam mendengar ucapan Dion. Dia meremas jemarinya karena akan di jodohkan dengan pria yang belum pernah ia temui sebelumnya.

Zahra ingin sekali menolak, namun dia tidak ingin membuat kakeknya kecewa. Dia paling menyayangi kakeknya karena hanya kakeknya lah yang selalu ada untuk Zahra.

⚜⚜⚜

Uang parkirnya kaka, jangan lupa ya..😁

👍 Like

♥️ Favorit

💬 Komen

⭐⭐⭐⭐⭐ bintang 5 juga.

# Selamat membaca ya kak

# Terima kasih banyak

😊😊😊🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

SRI HANDAYANI

SRI HANDAYANI

aku mampir thor ..🍭🍭🍬🍬

2024-09-04

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Salken thor

2024-01-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Mampur thor🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️

2022-12-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!