Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Adiguna Company salah satu perusahaan besar yang sudah mengepakkan sayapnya di luar negeri, produk utamanya adalah peralatan rumah tangga yang sudah memiliki nama dia seluruh dunia, bahkan setiap ada produk baru pasti akan langsung terjual habis membuat Adiguna Company menjadi salah satu perusahaan yang paling di perhitungkan di dunia bisnis dan menempati perusahaan nomor satu sebagai perusahaan yang sangat populer di masyarakat, dan juga jangan lupa Adiguna Company juga bergerak di bidang properti dengan nama dagang Adiguna properti membuat mereka semakin melambung pesat, di sana lah Felysia bekerja sebagai seorang OG bahkan pendapatnya sangat besar setidaknya sedikit menutupi untuk dirinya membayar hutang meskipun sebenarnya belum cukup karena ada biaya sehari hari juga dan juga untuk melunasi hutangnya kepada mbok Sumi, padahal mbok Sumi melarang Felysia untuk melunasinya tapi Felysia merasa tidak enak karena mbok Sumi sudah baik sekali dengannya.
Saat baru saja bekerja banyak karyawan yang memandang Sheila dengan tatapan kasihan, iri dan juga banyak lagi karena wajah paras Felysia yang membuatnya banyak di irii oleh para wanita dan juga tatapan memuja dari para lelaki dan juga ada tatapan kasihan mungkin berfikir kalau Sheila masih muda tetapi harus menjadi OG di sana, namun Felysia tak menghiraukannya dan memilih untuk tetap bekerja keras untuk membanting tulang mencari uang dan melupakan mimpi kecilnya dulu untuk menjadi seorang dokter.
Lima tahun kemudian.....
Lima tahun sudah Felysia bekerja di Adiguna Company namun meski pun gajinya tinggi tetapi semua itu hanya untuk menutupi hutang yang terus saja menumpuk padahal Felysia merasa bahwa hutangnya sudah banyak sekali ia bayar dan membuat hidupnya masih saja kesulitan dalam urusan keuangan.
Usia nya sekarang sudah menginjak usia 23 tahun di mana wajah cantiknya semakin terlihat namun tertutupi oleh pekerjaannya yang hanya sebagai OG.
"fel, kamu gak capek ya kerja ginian terus?" tanya mbk suci kepada Felysia saat mereka sedang beristirahat di jam makan siang di ruang OG setelah sholat dhuhur tadi karena OG tidak di perbolehkan untuk makan di kantin, bukannya tidak diperbolehkan sih sebenarnya boleh saja namun banyak karyawan yang merasa jijik karena menganggap kalau OG itu jabatannya rendah dan menjijikkan, mungkin yang di maksud adalah OG memiliki tingkatan pendidikan yang rendah dari karyawan yang bekerja di sana, namun mereka tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut memang benar OG di sana jabatannya lebih rendah dan hanya membersihkan ruangan tidak lebih.
"Eh, kalian tahu gak!" pekik wulia rekan kerja Felysia dan juga mbk suci, usianya masih di atas Felysia tiga tahun sedangkan mbk suci terpaut 10 tahun dengan Felysia sehingga Felysia memanggilnya mbk.
"Ada apaan sih wul?" tanya mbk suci karena wulia masuk ke ruangan dengan tergesa-gesa dan juga ngos-ngosan.
"Astaga bentar ngatur nafas dulu," ucap wulia.
Felysia dan mbk suci pun hanya bisa memandang wulia dengan tatapan lucu karena memang wulia adalah rekan kerja yang sangat heboh sekali namun membangkitkan semangat untuk bekerja dan juga sering sekali bercanda sehingga suasana kerja tidak terlalu bosan.
"Tadi waktu aku lagi bersihin ruangan HRD Bu Luna tadi ada di dalam sambil terima telepon dan ngomong kalau akan ada Presdir baru yang akan menggantikan pak Teguh!" sahut wulia membuat Felysia dan mbk suci terkejut pasalnya pak Teguh Adalah pewaris dari kakeknya pak Indra yang sudah pensiun karena usianya yang sudah hampir 85 tahun.
"Apa! Terus siapa emangnya yang gantiin?" tanya mbk suci penasaran.
"Nah itu aku juga gak tahu, tapi aku denger denger dari karyawan yang sedang bergosip sih katanya anaknya yang kuliah di luar negeri yang bakalan gantiin karena anaknya itu ternyata juga direktur utama perusahaan Adiguna Company yang berada di Amerika." ucap wulia.
"Astaga, wul. Kamu kok bisa tahu semua nya sih!" ucap Felysia tak habis fikir kalau soal gosip wulia adalah ratunya emang.
"Hehehe, tadi gak sengaja kedengaran ya udah di lanjutin aja mengupingnya!" sahut wulia.
"Dasar kamu itu emang ya," ucap mbk suci.
"Udah lebih baik kita kembali kerja deh tuh lihat waktunya udah mau masuk," sahut Felysia dan membuat mereka mengakhiri gosip dadakan tadi.
Felysia tak terlalu bermasalah siapa yang nantinya yang akan memimpin perusahaan, tapi yang terpenting dia tetap bekerja maka semuanya tidak masalah baginya karena yang dia butuhkan sekarang adalah pekerjaan nya untuk tetap menghasilkan uang.
Pukul 5 sore Felysia sudah bersiap untuk pulang karena semua pekerjaan sudah selesai dan juga karyawan sudah pulang lebih dari satu jam yang lalu, dalam perjalanan pulang Felysia melihat ada abang penjual bakso dan membuat dia ingat akan mbok Sumi yang beberapa hari ini sedang sakit, mungkin dengan membawakan bakso mbok Sumi bisa makan walau pun hanya sedikit.
Felysia sudah sampai di rumah, dia memang sudah tinggal dengan mbok Sumi karena kasihan jika mbok Sumi harus sendirian di rumahnya dan jga rumah Felysia mungkin jauh lebih baik dari pada rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu saja.
"Mbok Sumi, Fely pulang!" sapa Felysia saat masuk ke dalam rumah namun tidak melihat keberadaan mbok Sumi di sana.
Felysia pun mencari keberadaan mbok Sumi karena di kamarnya beliau juga tidak ada padahal tadi pagi mbok Sumi tak beranjak sedikit pun dari kamarnya karena merasa sakit.
"Mbok!" panggilnya mencari ke belakang rumah di mana di sana ada kebun kecil hanya untuk menanam beberapa sayuran untuk di masak sekalian menghemat uang belanja.
"Mbok!" pekik Felysia saat melihat mbok Sumi ternyata berada kebun sedang memetik beberapa sayuran.
"Fely, sudah pulang!" ucap mbok Sumi menghampiri Felysia.
"Astaga mbok ini kenapa sih, udah gak usah di lanjutin biar nanti Fely aja yang lanjutin nya," ucapnya kemudian membawa mbok Sumi ke dalam.
"Ini mbok," ucap Felysia sambil memberikan bungkusan bakso di dalam plastik.
"Apa ini fel?" tanya mbok Sumi.
"Tadi fely gak sengaja lihat penjual bakso mbok di jalanan jadi fely beli deh kasihan orangnya mbok sudah tua tapi masih saja jualan," ucap Felysia tidak tega melihat penjual tadi.
"Kamu itu ya, memang persisi seperti ibu kamu yang selalu saja senang menolong orang!" ucap mbok Sumi kemudian memakan bakso yang di bawakan oleh fely.
Setelah selesai semuanya mbok sumi juga sudah ke kamar, Felysia juga ke kamar mengistirahatkan tubuhnya yang sangat capek sekali, meski pun sudah terbiasa dengan pekerjaan sebagai OG namun tetap saja capek apa lagi Adiguna Company sangat lah besar dan harus di bersihkan setiap hari meski pun dengan banyak pegawai OG dan OB lainnya.
"Aduh capeknya!" tutur Felysia berbaring di ranjang kapuknya, bahkan untuk membeli ranjang busa saja Felysia harus berfikir lagi, kalau sekiranya tidak perlu maka Felysia memilih tidak membeli dan memilih untuk mencari barang yang lebih murah saja dari pada menghamburkan uang hanya untuk barang yang tidak terlalu di butuhkan.
Felysia terbangun dari berbaring nya dan duduk di jendela kamarnya sambil merenungkan nasibnya.
Di usia mudanya dia sudah harus kehilangan kedua orang tuanya karena sebuah kecelakaan yang membuat orang tuanya meregang nyawa dan meninggalkan Felysia sendiri di sana karena mereka tidak memiliki saudara sama sekali, dan Felysia juga harus membayarkan hutang yang di bawa oleh ayahnya itu sehingga Felysia harus mengubur dalam dalam mimpinya untuk menjadi seorang dokter karena dia harus mencari uang untuk melunasi semua hutang ayahnya yang jumlah nya sangat besar itu jadi setelah lulus SMA dia langsung melamar pekerjaan di salah satu perusahaan besar karena di bantu oleh tetangganya yang juga sudah bekerja di sana, mengingat perjuangan kerasnya bisa sampai hari ini masih bertahan membaut Felysia kadang bangga kepada dirinya sendiri karena mampu melewati cobaan hidup yang sangat sulit setelah kedua orang tuanya meninggal.
"Bagaimana kondisi ayah sama ibu di sana ya?!" sahut Felysia sambil melihat langit malam dari jendela rumahnya dengan air mata yang menggenang mengingatkan dirinya dengan kedua orang tua tercintanya.
Felysia memang tegar tapi ada kalanya dia sangat merindukan ibu dan ayahnya yang sudah tidak ada karena bagaimana pun mereka lah semangat Felysia selama ini tetapi saat mereka tidak ada rasanya seperti terombang-ambing di lautan luas tanpa tujuan.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil