Kehidupan berat dan pahit harus dirasakan Cristal Aaron setelah kematian suaminya. Kematian sang suami yang mendadak meninggalkan banyak hutang yang membuatnya harus pontang panting mencari uang dan menjadi seorang penari striptis untuk membayar hutang yang ditinggalkan oleh suaminya dan menghidupi putri kecilnya yang berusia 3 tahun juga ibu mertuanya yang sakit-sakitan.
Gail Bernard seorang mantan mafia yang tidak mengenal cinta selalu memperhatikan Cristal saat sore hari dan pada akhirnya menyadari jika dia telah jatuh cinta pada wanita itu.
Semula dia patah hati karena mengira Cristal seorang jal*ng dan melupakan cintanya namun suatu hari Gail bertemu dengan Cristal yang sedang dalam masalah karena dia diincar oleh mafia yang menginginkan tubuhnya.
Akankah Gail kembali ke dunia hitam yang sudah dia tinggalkan sejak lama untuk membantu Cristal dan apakah dia mau memperjuangkan wanita itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Suara pintu yang digedor dengan keras membuat Cristal terkejut dan terbangun dari tidurnya. Tidak saja Cristal, putri dan ibu mertuanya juga terbangun.
Cristal meletakkan jari ke bibir sebagai tanda agar mereka tidak bersuara karena dia menebak jika yang sedang mengedor pintu rumahnya adalah penagih hutang.
Angela menghampiri ibunya dan memeluknya erat karena dia ketakutan. Ibu mertuanya juga duduk di sisinya, wanita tua itu juga terlihat ketakutan.
Suara gedoran pintu semakin keras terdengar, para penagih hutang itu tidak main-main karena Cristal sudah menunggak lama.
"Cristal Aaron, kami tahu kau ada di dalam. Keluar!" seorang pria berteriak lantang, pintu pun kembali digedor dengan keras.
"Mommy," Angela semakin ketakutan.
"Stts, jika Angela bersuara maka mereka tidak akan pergi," ucap Cristal seraya mengusap kepala putrinya.
Mau bagaimana lagi, uang yang dia miliki belum cukup untuk membayar hutangnya. Semalam dia tidak mendapat tips sama sekali karena dia harus menari untuk Lucius. Entah kenapa tiba-tiba saja teringat dengan tawaran pria itu. Haruskah?
"Angela takut, Mom," putrinya memeluknya erat, tentu hal itu semakin membuat Cristal tidak tega.
"Sial, awas kau nanti!" terdengar umpatan seorang pria dan juga suara pintu yang ditendang dengan keras.
Cristal bernapas lega, entah kenapa dia merasa sudah terbiasa mendapatkan perlakuan seperti itu. t
Telinga dipasang baik-baik, dia khawatir para penagih hutang itu masih berada di luar sana.
"Sepertinya sudah pergi," ucap ibu mertuanya.
"Sepertinya, Mom," ucap Cristtal.
"Berhati-hatilah saat keluar rumah, Mommy khawatir ada yang mengikutimu dan menangkapmu saat di jalan," ucap ibunya.
"Mommy juga harus berhati-hati, jangan buka pintu untuk orang yang tidak dikenal. Angela juga tidak boleh mengikuti orang asing, oke?"
"Sampai kapan kita akan terus seperti ini, Mom? Angela takut," ucap putrinya.
Cristal diam, tidak tahu harus menjawab apa. Satu pertanyaan yang dilontarkan oleh putrinya sungguh membuatnya merasa bersalah karena dia merasa sudah gagal menjadi seorang ibu. Seharusnya dia memberikan kebahagiaan untuk putrinya tapi apa nyatanya? Hanya rasa takut yang putrinya dapatkan.
"Angela, Mommy sudah berusaha. Mommy juga tidak suka keadaan ini jadi kita harus bersabar," ucap neneknya.
"Tapi Angela takut, Nenek."
"Maafkan Mommy, Sayang. Mommy berjanji hal ini tidak akan terulang lagi. Angela tidak perlu takut, mereka tidak akan datang lagi karena Mommy akan melunasi semua hutang yang ada," ucap Cristal.
"Dari mana kau akan mendapatkan uang untuk membayar semua hutang itu, Cristal?" tanya ibu mertuanya.
"Entahlah, Mom. Akan aku pikirkan yang pasti aku tidak mau membuat Angela takut seperti ini lagi."
"Baiklah," ucap ibu mertuanya tapi sesungguhnya dia tahu, Cristal tidak memiliki cara.
Setelah keadaan Angela membaik, neneknya mengajak gadis manis itu untuk pergi mandi. Cristal membaringkan diri di atas sofa. Apa dia harus menerima tawaran dari Lucius? Jika dia menerimanya maka sema hutang-hutangnya akan lunas. Ibu mertuanya juga akan mendapat perawatan yang terbaik tapi apakah dia harus menjual dirinya dan menjadi pemuas n*fsu pria itu?
Cristal memejamkan mata, kenapa dia merasa jika Tuhan tidak adil padanya? Hidupnya sudah sulit harus semakin sulit dan sekarang dia dihadapi dengan pilihan sulit antara menjual tubuhnya demi kebahagian putrinya atau dia akan terus menjadi ibu yang tidak berguna. Seandainya ada sebuah keajaiban? Dia rasa tidak. Di saat cobaan yang dia rasakan semakin berat di saat itu pula dia diuji, apakah dia benar-benar bisa mempertahankan harga dirinya atau tidak atau justru dia mengambil jalan yang salah agar bisa keluar dari masalah yang dia hadapi dengan cara yang instan.
Cristal menggeleng, sebaiknya dia tidak pergi ke club nanti malam. Dia takut dia goyah, dia takut dia menyetujui persyaratan yang diberikan oleh Lucius karena dia merasa tidak punya pilihan lagi.
Rasa kantuk yang dia rasakan sudah tidak dia rasakan lagi karena banyak yang dia pikirkan. Apa dia harus pindah kerja ke club malam lain? Sepertinya itu bukan ide buruk tapi tekanan yang dia rasakan dan rasa takut Angela karena penagih hutang itu membuatnya kembali memikirkan tawaran Lucius.
"Sial!" Cristal mengumpat dan beranjak dari sofa. Apa itu jalan terakhir yang harus dia pilih? Seharusnya dia tidak mendengar tawaran Lucius karena sekarang dia jadi memikirkannya.
Lebih baik dia membuat sarapan untuk Angela saja. Sebisa mungkin dia harus menghindari memikirkan tawaran Lucius yang bagaikan angin segar di saat keadaannya yang sedang seperti itu.
Cristal membuka kulkas, napas berat di hembuskan. Sial, kulkas kosong. Hanya ada daging ham dan dua butir telur. Sepertinya dia harus berbelanja dan tentunya lagi-lagi uang. Cristal mengambil makanan yang ada dan membuatnya, tentunya makanan itu hanya cukup untuk dua orang dan makanan itu hanya bisa untuk Angela dan ibu mertuanya. Ck, kenapa keadaannya semakin terasa sulit saja?
"Mommy, Angela sudah siap," terdengar suara putrinya yang mencari keberadaannya.
"Mommy di dapur, Sayang."
"Wah, Mommy buat apa?" Angela berlari ke dapur dan naik ke kursi.
"Daging ham dan telur mata sapi," dua piring makanan sudah dibawa menuju meja.
"Kenapa hanya dua, Cristal?" tanya ibu mertuanya.
"Aku belum lapar, Mom," Cristal pura-pura menguap, "Aku mau tidur jadi Mommy dan Angela nikmati makanannya," ucapnya lagi seraya melangkah pergi.
Putrinya mulai makan begitu juga dengan ibu mertuanya. Cristal tersenyum melihat mereka makan dengan lahap. Dia masih memiliki dua puluh dolar yang bisa dia gunakan untuk membeli makanan agar Angela dan ibu mertuanya punya makanan nanti. Tentunya semua itu dia pesan lewat deliveri karena dia ingin kembali tidur beberapa menit sebelum waktunya bekerja di restoran.
Cristal bahkan tidak sadar saat putrinya memberikan ciuman di pipi ketika dia akan pergi ke sekolah. Dia tidur begitu nyenyak tapi tidak lama karena dia harus pergi bekerja di restoran. Cristal segera bergegas, dia tidak tahu jika para penagih hutang itu sedang mengintainya keluar dari rumah. Bagaimanapun dia sudah menunggak lama, hari ini mereka harus berhasil mendapatkan uang itu.
Setelah meneguk segelas susu, hanya itu saja yang tersisa karena makanan yang dia pesan belum datang.
"Mom, aku pergi dulu. Sebentar lagi bahan makanan akan datang dan ingat, jangan membuatkan makanan untukku," ucap Cristal. Karena ibu mertuanya pelupa jadi dia suka berpikir Cristal akan pulang dan makan dengan mereka. Cristal juga mengingatkan karena dia tidak mau bahan makanan cepat habis, apa yang baru saja dia beli hanya untuk Angela dan ibu mertuanya saja.
Para penagih hutang itu mulai mengikuti Cristal, akhirnya yang mereka tunggu datang juga. Cristal mulai merasa ada yang mengikuti, langkah pun semakin dipercepat dan sialnya para penagih hutang itu mengejarnya.
"Cristal Aaron, jangan lari kau! Segera bayar hutangmu!" teriak para penagih hutang itu tanpa berhenti mengejarnya.
Cristal berlari sambil mengumpat, bagaimana caranya melarikan diri dari tempat itu? Dia berlari sekuat tenaga namun sialnya, dia tertangkap dengan mudah.
"Mau lari ke mana kau, heh? Cepat bayar hutangmu!" ucap si penagih hutang itu.
"Aku tidak punya uang, tolong beri aku waktu!" pinta Cristal.
"Waktu? kau sudah banyak diberi waktu jadi waktumu sudah habis!" teriak penagih hutang itu seraya menjambak rambut Cristal.
Cristal berteriak, dia ditarik paksa menuju mobil karena dia akan dibawa menemui orang yang dihutangi oleh suaminya. Dia terus memberontak dan meminta di beri waktu namun penagih hutang itu tidak peduli. Cristal hendak di dorong masuk ke dalam mobil namun tiba-tiba seseorang memukul si penagih hutang itu hingga tubuhnya terpental. Cristal terkejut, apalagi seorang pria berdiri di hadapannya dengan sebuah pistol. Sial, penagih hutang dari mana lagi pria itu?
karya mu keren keren,ada lucunya tegangnya,sedihnya,romantisnya semangat trs thor