NovelToon NovelToon
Mafia Jatuh Cinta Dengan Gadis Barbar

Mafia Jatuh Cinta Dengan Gadis Barbar

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lince.T

seorang gadis "bar-bar" dengan sikap blak-blakan dan keberanian yang menantang siapa saja, tak pernah peduli pada siapa pun—termasuk seorang pria berbahaya seperti Rafael.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lince.T, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kembali

Matahari pagi menyinari dengan lembut, menyelimuti kota yang mulai terbangun dari tidur malamnya. Liana berdiri di depan sebuah kafe kecil di pinggir jalan, menatap pemandangan yang masih tenang. Di tangannya, secangkir kopi hangat yang baru saja dibelinya, aroma kuatnya memberi sedikit kenyamanan setelah perjalanan panjang yang ia tempuh.

Kapal yang membawanya pergi meninggalkan jejak dalam hidupnya. Setiap tempat yang ia singgahi memberi pelajaran baru—tentang dirinya, tentang dunia yang lebih luas dari yang pernah ia kenal. Namun, ada satu hal yang tidak bisa ia hindari: rasa kehilangan akan seseorang yang selalu ada di sisinya. Rafael.

Liana mengingat senyuman Rafael, tatapan tajamnya yang penuh dengan kekuatan dan kedalaman. Apa yang mereka miliki terasa berbeda, meskipun dunia mereka begitu jauh terpisah. Rafael telah mengubah banyak hal dalam hidupnya—memberi harapan yang dulu tidak pernah ia rasakan. Sekarang, saat ia berdiri di sini, sendirian, ia merasa ada ruang kosong yang sulit diisi oleh siapa pun.

Namun, ia juga tahu satu hal yang pasti: ia tidak bisa kembali ke masa lalu. Keputusan untuk meninggalkan semuanya adalah langkah yang harus ia ambil. Ia perlu waktu untuk mengenal dirinya lebih dalam, untuk menemukan tujuan yang lebih besar daripada sekadar mengikuti jejak orang lain.

Tiba-tiba, telepon di saku jaketnya bergetar. Liana mengeluarkannya dan melihat nama yang tertera di layar. Rafael.

Detak jantungnya berdegup lebih cepat. Selama ini, ia belum pernah benar-benar mengangkat telepon darinya. Ia takut, takut dengan apa yang akan terjadi jika mereka berbicara. Namun, saat ini, rasanya berbeda. Liana menarik napas dalam-dalam dan menyentuh layar.

"Halo?" suara Liana terdengar lebih ringan daripada yang ia kira.

“Liana...” suara Rafael terdengar berat, namun tidak ada kemarahan dalam nada itu. “Aku ingin tahu, bagaimana keadaanmu? Apa yang terjadi setelah aku pergi?”

Liana menatap kosong ke jalanan di depan kafe. “Aku baik-baik saja, Rafael. Aku hanya... butuh waktu untuk sendiri. Untuk menemukan arah hidupku.”

“Aku mengerti,” jawab Rafael, suaranya seakan penuh dengan pemahaman. “Kau selalu mencari kebebasan, Liana. Tapi jangan lupakan satu hal...” suara Rafael terhenti sejenak, memberi waktu bagi Liana untuk bertanya.

“Apa itu?” tanya Liana, meskipun hatinya berdegup lebih cepat.

“Kau tidak pernah benar-benar sendiri. Aku selalu di sini, kalau kau ingin kembali,” jawabnya pelan, namun penuh dengan ketulusan.

Liana menutup matanya, mencerna kata-kata itu. Ada kehangatan yang ia rasakan dari setiap suku kata yang diucapkan Rafael. Mungkin ini bukan akhir mereka. Mungkin, hanya waktu yang akan menjawab bagaimana kisah mereka akan berlanjut.

“Terima kasih, Rafael,” kata Liana akhirnya, menatap pemandangan di depannya dengan perasaan yang lebih tenang. “Aku akan ingat itu.”

Liana menutup telepon dan memasukkan ponselnya kembali ke saku. Ia berdiri di sana beberapa saat, memikirkan banyak hal yang telah terjadi dan yang akan datang. Jalan yang ia pilih memang penuh ketidakpastian, namun satu hal yang pasti—perjalanan ini membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat.

Tiba-tiba, seseorang menghampiri dari belakang, suara langkah kaki yang familiar. Liana menoleh dan tersenyum tipis, melihat sosok pria yang kini berdiri di sampingnya.

"Apa kau siap untuk petualangan baru?" tanya pria itu, dengan senyum lebar yang penuh dengan semangat.

"Selalu," jawab Liana, menatapnya dengan penuh keyakinan. "Selalu siap untuk yang baru."

Mungkin ini bukan akhir dari perjalanan mereka berdua. Justru, ini adalah awal dari banyak petualangan yang akan datang.

Pria di samping Liana tersenyum dan mengangguk, seakan tahu apa yang sedang dipikirkan gadis itu. “Aku tahu kalau kau akan bilang begitu. Kau selalu siap untuk tantangan.”

Liana menatap langit yang mulai cerah. Keputusan-keputusan yang telah ia buat selama ini bukanlah keputusan yang mudah. Setiap langkah, setiap perjalanan, seolah membawanya lebih dekat kepada pemahaman tentang siapa dirinya. Namun, apa yang terjadi dengan Rafael? Dengan dunia yang pernah mereka bagikan bersama?

“Apa kau tahu, Liana?” suara pria itu memecah lamunannya. “Dunia ini luas, dan kita semua punya cerita kita masing-masing. Tapi cerita kita—cerita tentangmu dan Rafael—belum selesai, kan?”

Liana menoleh dan melihat ke dalam mata pria itu. “Aku tidak tahu. Aku tidak ingin kembali ke dunia itu tanpa benar-benar tahu siapa diriku.”

Pria itu mengangkat bahu. “Tidak ada yang bisa memaksa kita untuk kembali, Liana. Namun, jika kau merasa ada yang tertinggal, jika hatimu masih berbicara tentangnya, maka mungkin saatnya untuk melangkah kembali. Tapi kali ini, dengan versi dirimu yang baru.”

Liana terdiam sejenak, berpikir tentang kata-kata pria itu. Sesungguhnya, perjalanan ini memberinya ruang untuk bertumbuh. Dalam keheningan itu, ada satu hal yang menyadarkannya—meski ia merasa ragu dan bingung, hatinya masih terbuka pada Rafael. Ada banyak yang harus diselesaikan, tetapi itu tidak berarti ia harus mengabaikan apa yang ia rasakan.

“Benar,” akhirnya Liana berkata, suaranya lembut namun penuh keyakinan. “Aku harus kembali, bukan karena keharusan, tetapi karena aku ingin memastikan apa yang terjadi selanjutnya.”

Pria itu tersenyum dan menepuk bahunya. “Kau selalu tahu jalanmu, Liana. Semoga perjalanan ini memberi jawaban yang kau cari.”

Liana mengangguk, merasa semangatnya terbarukan. Terkadang, untuk melangkah maju, kita harus memberi ruang pada masa lalu kita, namun tidak membiarkannya mengendalikan hidup kita. Perjalanan ini—baik itu jauh atau dekat—adalah perjalanan yang harus dilalui untuk menemukan siapa kita sesungguhnya.

Setelah beberapa saat, mereka berdua berjalan keluar dari kafe, menuju jalan yang lebih luas. Liana tahu bahwa dia akan kembali, tidak hanya untuk menuntaskan hubungannya dengan Rafael, tetapi untuk menuntaskan perjalanan hidupnya sendiri. Tidak ada lagi ketakutan, tidak ada lagi keraguan. Dia siap menghadapi segala kemungkinan.

“Ke mana kita pergi selanjutnya?” tanya pria itu sambil melirik Liana.

Liana tersenyum lebar. “Ke tempat yang aku belum pernah singgahi sebelumnya. Tempat yang mungkin bisa memberi jawaban.”

Mereka berjalan bersama, meninggalkan kafe itu dengan langkah penuh keyakinan. Dunia ini luas, dan setiap hari memberi kesempatan untuk menulis cerita baru. Kini, Liana tahu apa yang harus dia lakukan—melangkah, tanpa ragu, untuk menghadapi apa pun yang ada di depan.Dengan langkah yang semakin pasti, Liana merasakan angin pagi yang segar menyapa wajahnya. Setiap langkah terasa lebih ringan, seolah beban yang sempat menghimpit hatinya perlahan menghilang. Pria di sampingnya tersenyum, dan Liana merasakan kebersamaan yang hangat, seperti sebuah awal baru.

Mungkin, mereka memang tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, namun Liana tahu satu hal—perjalanan ini adalah tentang menemukan diri, tentang memahami apa yang penting dalam hidup. Dan kali ini, dia tidak akan menghindar. Apa pun yang datang, Liana siap untuk menghadapi hari-hari mendatang dengan hati terbuka.

1
Nur Icha
kenapa di ulang "si
Maya Sukma
yeah
Maya Sukma
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!