“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 7 Pulang Bersama Tuan Ale
Mendapat pertanyaan dari Tuan Axel, Olivia hanya bisa terdiam, dia benar-benar tidak tau dengan jawaban dari pertanyaan tuan Axel. Dia hanya ketemu sekali dengan tuan Ale dan tidak ada kesan yang mendalam untuk dirinya.
“Nona” – tegur tuan Axel
“Iya tuan, tuan Ale baik” – singkat Olivia
“Kau menyukainya?” – pertanyaan Tuan Axel yang diluar nalar
“Kakek” – Tegus Tuan Ale
“Boleh temani aku untuk menata bunga darimu? Jika kau tak keberatan” – Tuan Axel yang sedikit memaksa
“Boleh tuan” – Olivia mengiyakan
“Ayo” – Tuan Axel yang bangun dari tempat duduknya
Mereka berkumpul di ruang keluarga di rumah itu, Ale masih mode diamnya mengamati kegiatan kakek dan Olivia yang sibuk dengan bunga-bunganya
“Tuan bisa memotongnya dengan miring seperti ini” – Olivia yang memberikan arahan ke Tuan Axel
Jarum jam terus berputar, tanpa sadar jarum jam sudah menunjukkan angka 23.00. Olivia yang sadar akan hal itu meminta ijin ke tuan Axel untuk pamit pulang
“Tuan boleh saya pamit pulang, ini sudah jam 23.00” – Olivia dengan takut-takut
“Oh ya ini sudah malam sekali, Kamu berkendara kesini?” – Tuan Axel yang baru menyadari
“Saya naik kereta tuan” – Olivia yang sudah siap dengan tasnya
“Kau bisa pulang dengan Ale, nona” – Tuan Axel dengan wajah mengintimidasi kepada Ale saat ini
“Tidak perlu tuan, stasiun dari sini sangat dekat” – olivia berusaha menolak
“Ale antarkan dia pulang” – tegas Tuan Axel yang tidak mau ditolak
Ale yang sudah siap berdiri membuka jasnya dan menggulung kemejanya kesiku
“Ayo nona” – Tuan Ale yang berjalan mendahului
Ale masuk kedalam mobilnya duduk di kursi penumpang dan Sam saat itu berada diluar mobil mempersilahkan Olivia untuk duduk disebelah tuannya
“Dimana rumahmu?” – Tuan Ale yang duduk disebelahnya
“boleh antarkan aku di stasiun terdekat saja tuan” – tawar Olivia saat ini
“Dimana nona?” – Ale yang mengintimidasi
“Alamat yang sama dengan toko bunga ku tuan, Toko bunga Gumolily” – Olivia dengan takut-takut
Mendengar jawaban dari Olivia Ale melirik dengan sinis. Olivia yang dilirik pun langsung berbicara
“Saya meninggalkan sepeda di toko bungaku tuan, jadi aku harus mengambilnya” – jelas Olivia
Mobil terasa sepi tidak ada yang mengeluarkan saat ini, Olivia mengarahkan pandangannya keluar jendela mobil, melihat lampu-lampu jalan yang maish menyala, pengguna jalan yang mulai berkurang. Sudah hampir 30 menit akhirnya mobil yang mereka kendarai sudah didepan toko bunga milik Olivia. Dia pun keluar dan mengucapkan terima kasih karena telah mengantarkan pulang dengan selamat.
Mobil yang ditumpangi Ale mulai menjauh tapi Ale masih memonitor pengawalnya Roy untuk memantau Olivia sampai rumahnya.
Sudah dua hari ini Ale hanya mendengar kabar dari Roy mengenai kondisi Olivia, karna kesibukannya yang menyita waktu dia hanya tau dari Roy dalam bentuk pesan singkat saja.
Sesampainya di rumah Ale langsung menuju ke kamar tidurnya, membersihkan seluruh tubuhnya dan mengganti pakaian. Bukan Ale kalo tidak bekerja terlebih dulu sebelum mengistirahatkan tubuhnya.
Dia menuju ke ruang kerjanya, disana sudah ada Pete yang sudah menunggu beberapa menit yang lalu.
“Tuan” – Pete menyapa
“Laporkan Pete” – Ale menuju ke kursi kebesarannya
“Anda harus menemui Mr Yamato tuan” – Pete yang to the point
Ale yang mendengar penutusan Pete melirik dengan garang
“Maaf tuan maksud saya, Tuan Yamato sudah menunggu anda dari beberapa bulan yang lalu tuan untuk melanjutkan Kerjasama” – Pete yang menjelaskan
“Atur jadwalnya dengan Sam aku akan menemuinya” – Ale dengan tegas
“Baik tuan” – Pete
“Semua barang untuk pemasok tuan Fernandez sudah di sangat siap untuk dikirim tuan” – Pete yang memberitahu
“Kirimkan pantau semuanya” – perintah Ale
“Baik tuan” – Pete
Setelah mengurus semua kerjaanya Ale kembali kekamarnya dan mengistirahatkan badan serta pikirnannya
Disisi lain Oliviia yang baru sampai apartemennya, langsung masuk kekamar nya menyiapkan pakaian tidurnya dan bersiap untuk tidur.
Keesokan harinya Olivia mengawali harinya dengan semangat, sebelum dia ketoko bunganya dia menyiapkan masakan banyak sekali untuk Willy dan teman-temannya, hari ini harusnya jadwal Olivia untuk mengajar di daerah mereka tapi berhubung Anna sedang tidak ada, tidak ada yang menjaga toko bunga saat dia mengajar
“Wil” – teriak Olivia dari kejauhan
Willy yang melihat Olivia yang mengendarai sepeda dengan banyak bawaan, dia langusng berlari menghampiri Olivia.
“Kamu ga sekolah Wil? Kenapa tidak memakai seragam?” – Olivia yang keheranan
“Aku libur kak, Ada rapat untuk seluruh guru” – jawaban Willy memuaskan bagi Olivia. Willy bukan adik kandung Olivia tapi mereka sudah dianggap keluarga sendiri oleh Olivia. Olivia tidak pernah membedakan kasta dari mana mereka berasal. Asal mereka baik maka itu sudah cukup untuk Olivia.
“Ada agenda apa hari ini Wil?” – Oliviia bertanya
“Tidak ada kak, tempat kerjaku juga sedang libur, karena satu keluarga sedang liburan” – penjelasan Willy dengan kesibukannya menata makanan dimeja yang luas dari kayu
“Hmmmm” – Olivia yang bergumam ragu
“Kenapa kak? Bisa aku bantu?” – Willy yang melihat Olivia tampak ragu ingin mengatakan sesuatu
“Hiiii, Wil bisa bantu kakak di toko Bunga untuk hari ini saja?”- Olivia meminta bantuan
“Kak Anna?” – pertanyaan Willy
“Anna pulang kekampung halamannya kemaren, aku sangat kewalahan kemaren tidak ada yang membantuku untuk melayani pelanggan” – penjelasan lemah Olivia
“Boleh kak, aku akan berangkat setelah menyelesaikan tugas disini” – Willy memberi keputusan
“Makasih Will” – Olivia tersenyum ramah
Setelah semua makanan sudah siap Olivia bersama anak-anak yang ada di daerah yang bisa dikatakan kumuh tersebut makan bersama. Olivia terlahir dengan keadaan yang sudah berkecukupan tetapi kedua orang tuanya tidak pernah memanjakan dia dengan hal-hal bersifat material. Sang mama selalu menyempatkan waktunya untuk mengajak Olivia kecil ketempat-tempat seperti ini saat sang mama masih ada hingga saat ini kebiasaan itu tetap ada.
“Aku akan ke toko dulu ya” – pamit Olivia kepada Willy dan beberapa anak disana
“Bye kak Oliv makasih sarapannya” – mereka melambaikan tangannya ke Olivia yang menjauh
Setelah beberapa menit Olivia sudah sibuk dnegan bunga ditangannya dan Willy sedang menata bunga yang harusnya berada didepan toko. Olivia sedang merangkai bunga yang harus dikirim jam setengah 10 pagi ke kantor Ale dan rumah kakek Ale
“Kak Oliv, kurirnya sudah datang” – Willy yang memberikan informasi
“Sebentar-sebentar” – Olivia yang berteriak sambil meletakkan kartu ucapan diselah bunganya
Dia berjalan dengan cepat membawa dua rangkaian bucket bunga yang berbeda warna.
“Makasih yang mas” – Olivia menyerahkan bunganya kekurir
Tanpa mereka saradari ada ada seseorang yang mengamati pergerakan mereka tak terkecuali pergerakan Willy. Roy mengabari tuannya yang sedang perjalanan menuju kantor dari ponsel pintar miliknya
“Nona Olivia dengan merangkai bunga tuan, tetapi ada laki-laki yang membantu pekerjaan nona Olivia tuan, Dia seperti pegawai baru” – Roy memberikan informasi
“Kirimkan fotonya” – Ale dengan suara yang mengerikan
Tanpa Ale sadari dia tidak suka dengan seseorang yang mendekati Lilynya terutama seorang laki-laki. ‘Ada apa denganku’ – pikir Ale