Bagaimana ceritanya jika seorang perempuan yang berprofesi sebagai bos mafia paling berbahaya dan ahli racun, dan hidup nya sudah bersahabat dengan darah, harus berpindah jiwa ke dalam tubuh perempuan lemah dan naif?
Dia adalah Erika Alexander, tubuh yang Erika tempati adalah tubuh milik istri Jendral perang, yang memilih kabur dari kastil suami nya setelah orang tua nya meninggal, karena tertekan dengan orang-orang di sekitar nya yang selalu menyebut nya perempuan pembawa sial.
cuplikan
"Sialan!"
"Dasar bodoh!"
Erika yang jiwa nya masuk ke dalam raga istri naif jendral perang, tentu saja Erika sangat geram dengan sifat bodoh dan naif si pemilik tubuh.
"Mulai sekarang tidak ada lagi Felisha Agatha si perempuan bodoh itu, sekarang ini hanya ada Erika Alexander, yang akan menundukkan semua orang di bawah kaki nya," ucap Erika tersenyum miring.
"Berani menginjak harga diri ku, akan ku injak balik kepala nya," ucap Erika menyeringai.
Akan kah Jendral perang juga akan tunduk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ACARA LOMBA
"YANG MULIA RAJA BEATRIX TELAH TIBA!"
"YANG MULIA RATU BEATRIX TELAH TIBA!"
"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA TELAH TIBA!"
Teriak seorang Kasim mengumumkan kedatangan keluarga Kerajaan.
"SALAM YANG MULIA RAJA DAN BEATRIX!"
"SALAM YANG MULIA PANGERAN MAHKOTA!"
Ucap semua orang membungkuk kan badan mereka hormat dengan tangan di atas dada.
Lea juga melakukan hal yang sama, menarik tangan nya yang sedang di pegang oleh Duke Oliver, membuat pria itu hampir saja berteriak, karena khawatir tangan Lea akan patah dan putus.
"SELAMAT DATANG UNTUK SELURUH RAKYAT KU!"
"DENGAN INI PERLOMBAAN AKAN DI MULAI!"
TING
TING
TING
Ucap Raja Beatrix memukul lonceng dengan keras.
Semua orang kembali duduk di kursi mereka masing-masing, untuk menyaksikan perlombaan yang akan segera di mulai.
"Paman ayo Lea mau melihat kakak," ucap Lea menarik tangan Roy.
"Iya nona, maaf Duke saya permisi," ucap Roy pergi dari hadapan Duke Oliver.
Saat Duke Oliver hendak membuka suara nya, tiba-tiba suara seorang pria terdengar menyebalkan di telinga nya, membuat Duke Oliver berdecak kesal.
"Duke Oliver, ternyata Anda hadir juga!" ucap Raja Beatrix.
"Salam Yang Mulia Raja Beatrix," ucap Duke Oliver membungkuk kan badan nya hormat.
"Hem"
"Duduk di tempat Anda Duke, karena hari ini saya ingin Anda ikut andil untuk melakukan penilaian," ucap Raja Beatrix datar.
"Satu kehormatan bagi saya Yang Mulia," jawab Duke Oliver menekan kekesalan nya.
"Hem! Duduk!" titah Raja Beatrix.
"Dasar tua bangka," batin Duke Oliver mengumpat.
"Baik Yang Mulia," jawab Duke Oliver datar.
Dengan malas Duke Oliver berjalan kearah kursi, yang sudah di khususkan untuk diri nya.
"BAIKLAH TANPA BASA BASI MARI KITA SAMBUT PESERTA PERTAMA LOMBA BERMAIN PEDANG!!"
"SILAHKAN UNTUK PESERTA DENGAN NOMOR UNDI 01 DAN 02 UNTUK MAJU DAN NAIK KE ATAS RING!"
Ucap Pembawa Acara lantang.
Dua anak kecil berjalan ke atas ring dari arah berlawanan, dengan masing-masing memegang pedang kayu di tangan mereka.
"BERI TEPUK TANGAN NYA UNTUK PESERTA PERTAMA KITA, TUAN MUDA DION DAN TUAN MUDA TRISTAN!!!!!"
Seru pembawa acara mengundang tepuk tangan dari para penonton.
PROK
PROK
PROK
"kalian tidak boleh saling melukai, pertandingan ini beradu ketangkasan, kecepatan dan pertahanan," ucap seorang pria pada Dion dan Tristan.
"kalian mengerti!?"
"Mengerti."
Dion dan Tristan mengangguk kan kepala nya.
TRANG
Pertandingan lomba berpedang sudah di mulai, Dion dan Tristan saling menyerang satu sama lain, membuat semua penonton mefokuskan atensi mereka ke atas ring, melihat pertandingan.
Berbeda dengan Duke Oliver yang sedari tadi terus melihat ke arah Lea, sedang duduk di pangkuan Roy sambil meminum sebotol susu.
"Sial, kenapa dengan ku," batin Duke Oliver.
Duke Oliver merasa aneh dengan diri nya sendiri, kenapa dirinya ingin selalu dekat dengan gadis kecil itu dan juga merasa tidak senang melihat kedekatan Lea dengan Roy.
"Duke bagaimana menurut Anda?" tanya putra mahkota melihat pertandingan.
Duke Oliver tidak bergeming, sang jendral Perang itu bukan nya melihat pertandingan yang sudah di mulai, tapi Duke Oliver lebih tertarik melihat kearah Lea.
"Duke!"
"Hem"
"Bagaimana menurut Anda?" tanya Putra mahkota lagi.
Duek Oliver hanya berdehem singkat, ekor mata nya melirik ke peserta lomba yang sedang bertanding di atas ring
"Lumayan," jawab Duke Oliver mengangkat bahu nya.
Pangeran Mahkota hanya menggeleng kan kepalanya, dirinya sudah tidak heran lagi dengan sifat Duke Oliver.
"Apa tahun ini Anda akan mengambil murid Duke?" tanya Putra Mahkota penasaran.
"Lihat saja nanti," jawab Duke Oliver datar.
Putra Mahkota menghela nafas nya panjang dan kembali melihat kearah pertandingan, sementara Duke Oliver kembali melihat kearah Lea.
"Siapa anak kecil itu sebenarnya? Kenapa aku merasa dekat dengan nya?" batin Duke Oliver.
Duke Oliver berperang dengan pikiran nya sendiri, memikirkan ada sebenar nya dengan dirinya, kenapa Duke Oliver merasa ada yang janggal.
"Tidak! Ini tidak benar!" batin Duke Oliver menggelengkan kepalanya.
Selama lomba berlangsung Duke Oliver hanya sibuk memperhatikan Lea, tidak memperhatikan pertandingan yang sedang berlangsung sama sekali.
Sekarang ini isi pikiran Duke Oliver di penuhi dengan Lea.
PROK
PROK
PROK
"MARI KITA SAMBUT BERSERTA LOMBA TERAKHIR KITA!!!"
"TUAN MUDA GEORGE DAN TUAN MUDA LEO!!!!"
Ucap Pembawa Acara lantang.
Leo berjalan naik ke atas ring dengan raut wajah datarnya.
"Kenapa lawan nya sangat kecil," bisik salah satu penonton.
"Pertandingan ini tidak sah, bagaimana mungkin anak se kecil itu bisa melawan Tuan muda George," bisik penonton A.
"Aku rasa anak itu belum berumur enam tahun, tapi kenapa dia bisa mengikuti lomba ini?" bisik penonton B.
Bisik-bisik para penonton saling bersahutan dan meremehkan Leo, karena melihat Leo yang masih kecil.
"Aku yakin anak kecil itu akan langsung jatuh di ronde pertama," bisik penonton C.
"Siapa yang tidak tahu dengan kehebatan Tuan muda George," bisik penonton D.
Suara bisik-bisik para tamu semakin menjadi-jadi, mereka secara terang-terangan menghina Leo yang mereka pikir hanya anak kecil yang ingin main-main saja.
"Apa dia akan ikut bertanding? Kenapa kecil sekali?" tanya Zion Lirih.
Berbeda dengan Duke Oliver yang melihat ke arah Leo dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Menarik," batin Duke Oliver tersenyum miring.
Duke Oliver melihat Leo yang sedari tadi hanya berwajah datar, tidak terpengaruh dengan bisik-bisik para penonton, pria kecil itu terlihat tenang tanpa ada emosi di raut wajah nya.
"KAKAK SEMANGAT!!!"
Teriak Lea lantang, membuat semua atensi semua orang melihat kearah Lea.
"KAKAK PASTI MENANG!!"
Teriak Lea tersenyum lebar sambil melompat-lompat membuat semua orang terpekik gemas.
"Lucu nya," batin para penonton menggigit jari nya.
Leo di atas ring menarik garis senyum tipisnya, melihat kearah adik nya yang sedang tersenyum lebar.
Para penonton baru menyadari bahwa ada gadis kecil secantik dan seimut Lea.
"Paman, Lea mau ke sana," ucap Lea menunjuk ke arah dekat ring.
"Baik Nona," jawab Roy.
Roy membawa Lea mendekat ke arah ring pertandingan, pandangan para penonton melihat kearah Lea yang sedang berjalan mendekati ring pertandingan.
Mereka penasaran mau apa gadis kecil itu, pikir semua orang penasaran.
"Ibu aku ingin seperti itu," ucap anak kecil menunjuk tas Lea.
"Oh ya ampun itu sangat lucu!!" pekik salah satu ibu-ibu.
"Apa yang ada di punggung gadis kecil itu, kenapa lucu sekali, seperti buah stroberi," bisik ibu-ibu yang lain.
Para ibu-ibu itu terlihat penasaran dengan ransel lucu milik Lea, sementara anak-anak kecil terlihat ingin menangis dan merengek meminta tas seperti milik Lea.
Maaf iya sayang itu tidak di jual bebas, hnya Mine yang jual🤭
dalam hati Author : ngelunjak ya dari tadi minta up terus😅✌️