Di khianati sang kekasih dengan adik tiri nya membuat Kania memutuskan untuk keluar dari rumah karena dia tidak bisa satu rumah lagi dengan sang adik Tiri dan mantan kekasih nya.
Kania memilih tinggal di kost dan melanjutkan kuliah nya tapi dia justru terlilit hutang sang sahabat, bagaimana cara Nia membayar hutang sang sahabat nya
Yuuk mampir di cerita terjerat cinta Om Duda 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan maaf
"Maaf kan Carla,Nia dia juga tak menginginkan ini terjadi tapi dia juga tak bisa menghindar lagi " ujar sang mama Tiri seraya memeluk tubuh Nia yang terlihat kaku.
Setelah pertemuan di Cafe Nia langsung memilih pulang,rupa nya sang mama sudah tau kejadian nya, mungkin Carla sudah bercerita duluan pada mama nya itu sebelum mereka bertemu bertiga.
"Mereka sama-sama mabuk saat itu,Mama juga gak tahu kenapa mereka bisa berbuat demikian. Mama juga kecewa pada Carla tapi mau bagaimana lagi nak tidak mungkin anak itu lahir tanpa ayah bukan,dia juga keponakan kamu Ni" jelas Mama Dina mencoba mengoyakkan hati Nia.
Benak Nia masih tak percaya ini terjadi, padahal hanya dengan hitungan hari, bahkan undangan pun sudah ada sebagian yang di sebar kan untuk keluarga jauh tapi kini pernikahan itu akan menjadi pernikahan adik tirinya.
Bukankah ini gila?
Bagaimana bisa Fahmi mengkhianatinya sampai sedalam ini? Dia yang selama ini mendengar keluh kesah Nia, kadang mereka berpelukan untuk mengusir rindu di akhir pekan maklum saja mereka sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing dan kini berakhir dengan menjadi ipar.
Bagaimana bisa dia menghamili adik tirinya? Bagaimana bisa? Kurang apa, Nia?
"Nia,Maafin Carla ya nak" ujar Mama Dina di sela tangisnya.
Nia tak menjawab. Pikirannya benar-benar blank. Sekali pun sang mama tiri terus berbicara menguatkan dirinya,Nia hanya bergeming kaku dengan air mata yang terus-terusan mengalir. dibiarkan nya perempuan yang sudah menemani papa nya selama 10 tahun ini terus terisak di bahunya walau dadanya sudah sangat sesak menahan segala nya hingga akhirnya Nia ambruk.
"Nia.....!!!"
****
"Kamu sudah sadar nak?" ujar pak Bahtiar ayah Nia yang terlihat khawatir,dia baru mengetahui tentang Carla sang anak tiri nya.
"Mbak-"
"Stop aku mau istirahat dulu silahkan kalian keluar aku lelah" pinta Nia
"Ayo ma, biarkan Nia istirahat dulu"ajak pak Bahtiar keluar
"Carla kamu juga harus istirahat nak, ingat bayi dalam kandungan mu jangan sampai lelah" ujar sang mama membuat hati Nia bertambah perih.
Carla berjalan keluar kamar Nia lalu menutup pintu kamar sang kakak.
"Arrggg..... brengsek kamu Fahmi" pekik Nia kesal
Nia sudah mencoba sekuat mungkin menahan sesak di dada nya tapi bagaimana pun juga dia seorang perempuan yang memiliki perasaan halus dia tidak mampu menahan sesak ini sendirian tapi siapa teman berbagi nya.
****
Pagi ini suasana hening di meja makan,Nia sudah bersiap dengan stelan kerja nya.
"Sarapan dulu Nia" ujar sang ayah
"Aku tidak lapar Yah,aku duluan" pamit Nia melirik ke arah Carla dengan wajah sinis membuat Carla menundukkan kepalanya.
"Sabar ya nak,mbak mu masih marah tapi mama yakin lama-lama dia akan menerima kenyataan ini" ucap sang mama sambil menggenggam tangan Carla dan di anggukki Carla pelan.
"Sebenarnya Ayah kecewa pada mu Carla tapi mau bagaimana lagi tak ada yang bisa di rubah,minta Keluarga Fahmi untuk segera menyelesaikan masalah ini secepatnya"ujar pak Bahtiar yang terlihat kesal
"Iya pa,Mas Fahmi juga akan menemui Ayah dan mama sore ini" jawab Carla
"Ayah berangkat dulu ma" ujar pak Bahtiar ikut pamit.
Pak Bahtiar bekerja di salah satu perusahaan ternama sebagai staf biasa dengan gaji yang tidak begitu besar tapi cukup lah untuk menghidupi keluarga kecil nya, Apalagi Nia juga sudah bekerja di salah satu Bank swasta dan Carla juga bekerja di perusahaan yang sama dengan Fahmi.