"Kalau kau mau menjadi laki-laki sukses, jangan pernah hadirkan wanita dalam hidup mu!!! Karena wanita hanya akan membuat hidup mu hancur!!!"
Itulah kata-kata yang terngiang-ngiang dalam otak Dave Winstone. Satu nasehat yang selalu Ayahnya katakan jika Dave ingin menjadi orang sukses.
Dave pun mengikuti saran sang Ayah, di usianya yang menginjak 35 tahun, tak pernah sekalipun Dave menjalin hubungan serius dengan seorang wanita, sampai-sampai banyak yang mengatakan kalau Dave adalah seorang penyuka sesama jenis.
Meski begitu, dia berhasil mewujudkan impiannya menjadi pengusaha muda yang sukses.
Hingga suatu hari dokter salah memberikan hasil diagnosa penyakit, Dave dinyatakan mengidap penyakit kanker otak stadium tiga.
Dave yang bingung akan memberikan semua hartanya kepada siapa, akhirnya memutuskan untuk mengontrak seorang wanita untuk melahirkan keturunannya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mari kita ikuti cerita Pernikahan Kontrak CEO Arogan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
🍁 Happy Reading 🍁
Gadis itu sangat cocok untuk mengandung benih mu.
Saat sedang memperhatikan wanita itu, samar-samar Dave mendengar ada bisikan-bisikan di telinganya.
Mendengar bisikan itu, Dave pun seperti mendapat jawaban dari kegalauan-kegalauannya.
"Alfred, sekarang kau turun dan bawa gadis itu padaku." Perintah Dave sambil menunjuk gadis itu.
"Gadis yang sedang melakukan demo itu Tuan?" Tanya Alfred memastikan. Karena ada tiga gadis yang berada di dekat gadis yang di tunjuk Dave.
Dave menganggukkan kepalanya.
Alfred pun turun dari dalam mobil dan menghampiri gadis itu.
🍁🍁🍁
Gadis itu bernama Dhea Latisha. Saat ini dia sedang memperjuangkan keadilan untuk Ayah-nya yang di tuduh sudah melakukan korupsi uang perusahaan sebanyak sepuluh miliar.
Padahal Ayah-nya sama sekali tidak melakukan itu. Bagaimana mau melakukan itu kalau Pak Dody, Ayah Dhea hanyalah petugas gudang yang kerja-nya menghitung barang yang keluar dan masuk dari gudang.
Dan karena tuduhan itu, saat ini Ayah Dhea harus mendekam di dalam bui.
Dhea mencari keadilan tepat di depan perusahaan garmen tempat Ayah-nya bekerja dengan cara merayu pejalan kaki yang melintas di depannya, untuk menandatangi petisi untuk membebaskan Ayah-nya. Tapi sayangnya tidak ada satupun yang mau menandatangi petisi itu.
Saat Dhea sedang merayu pejalan kaki yang melintas di depannya untuk menandatangani petisi, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang.
"Nona..."
Sontak Dhea yang sedang merayu pejalan kaki itu pun menoleh ke belakang.
"Iya." Jawab Dhea.
"Apa Anda ingin membantu saya menandatangani petisi ini Tuan?" Tanya Dhea dengan wajah yang sedikit cerah.
Alfred menggeleng.
Melihat Alfred menggelengkan kepalanya, wajah kembali muram.
"Tapi sepertinya Boss saya bisa membantu masalah Anda." Kata Alfred.
"Benarkah?" Wajah Dhea kembali lagi bersinar.
Alfred menganggukkan kepalanya.
"Dimana Boss Anda sekarang? Saya ingin bertemu dengannya sekarang." Ucap Dhea.
"Disana." Alfred menunjuk mobil Alphard hitam yang ada diseberang tempat mereka berdiri sekarang.
"Boss saya sedang menunggu Anda disana." Kata Alfred lagi.
Dhea memicingkan matanya, ada sedikit kecurigaan dalam hati dan pikirannya saat ini.
Apalagi saat ini dirinya sedang memperjuangkan keadilan untuk Ayah-nya, bisa saja yang ada di dalam mobil Alphard hitam itu adalah petinggi perusahaan garmen yang melakukan tindak korupsi itu dan mendatangi Dhea untuk membungkam mulut Dhea.
Syukur-syukur kalau hanya di bungkam dengan uang sogokan, bagaimana kalau nyawa ku yang di hilangkan?
Begitulah pikir Dhea.
"Tenang Nona, Boss saya itu orang baik. Tidak seperti yang ada di pikiran Anda saat ini." Ucap Alfred.
Dhea makin memicingkan matanya untuk mencari mendeteksi kebohongan dari sorot mata Alfred. Tapi Dhea tidak menemukan kebohongan dari pria si empat mata itu.
"Baiklah." Jawab Dhea. Dia bersedia menemui Boss Alfred.
Alfred dan Dhea pun berjalan menuju mobil Alphard hitam yang sejak tadi tidak bergerak dari tempatnya karena jalanan yang masih macet.
🍁🍁🍁
"Silahkan masuk Nona." Alfred membukakan pintu belakang untuk Dhea.
Begitu pintu terbuka, Dhea pun melihat pria dengan menggunakan kacamata hitam dengan wajah yang lurus ke depan, tapi tidak tahu tatapan matanya ke arah mana karena pria itu menggunakan kacamata hitam.
"Terimakasih." Ucap Dhea lalu masuk ke dalam mobil lalu duduk di kursi penumpang yang bersebelahan dengan Dave.
Setelah Dhea masuk, Alfred pun menutup pintu mobilnya lalu masuk ke kursi penumpang di bagian depan.
Untuk beberapa menit suasana didalam mobil hening.
Baik Dave maupun Dhea tidak ada yang membuka suaranya.
"Bagaimana sih, tadi aku disuruh memanggil gadis itu, giliran sudah di panggil malah tidak bersuara! Apa Tuan Dave menyuruhku memanggil gadis itu hanya untuk pajangan saja?" Gumam Alfred dalam hati sambil matanya melirik ke belakang dari kaca spion.
Padahal saat ini Dave sedang merangkai kata-kata dalam otaknya untuk mengajak Dhea bekerjasama.
"Paman Axel, kita pergi ke restoran Jepang yang ada di Jl. Hoki." Perintah Dave pada supirnya saat mobil sudah berhasil keluar dari kemacetan.
🍁🍁🍁
Bersambung...
...Jangan lupa FAV dan dukung novel terbaru Miss ini dengan memberikan LIKE, HADIAH dan VOTE....
...🙏🙏🙏...
can't hardly stop... U guys so lovely