perjalanan kisah cinta seorang gadis remaja berusia 17 tahun bernama maura arabella davion bersama pria tampan yang umurnya lebih tua 10 tahun bernama darren arthur louis.
mereka berdua terjebak pada malam yang panas karena pengaruh obat perangsang dari grace teman maura namun hubungan itu berlanjut hingga menimbulkan konflik-konflik kecil.
mampukan mereka bertahan hingga akhir ? ikuti terus setiap bab nya ya .dan jangan lupa tinggalkan komentar dan like kalian..terimakasih readersku.. happy reading ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ls.stwn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terjebak...
"kurang ajar darren arthur louis !" teriak maura
ya sekarang maura sedang sangat marah karena dia ternyata dijebak oleh arthur. Bagaimana tidak? Ternyata kekayaan ayahnya tidak ada hubungannya dengan arthur
"brengs*k pria itu!" maki dena
maura bergegas keluar dari rumah tanpa pamit dia melajukan mobil sports dan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi
Sampailah maura didepan perusahaan ATR.groub disana dia langsung masuk tanpa basa basi dia bertanya pada seorang pegawai receptionis
"permisi..apa pak darren ada dikantor?"
Pegawai itu melihat maura dari atas sampai bawah terheran karena menurutnya maura masih terlalu muda
"apa anda sudah membuat janji nona?"
"tidak.. Tapi saya ada perlu penting dengannya.."
"baiklah..sebentat saya hubungi tuan darren"
Setelah pegawai itu menghubungi arthur dia mempersilahkan maura langsung masuk menuju lift khusus ke lantai 30.
"apa itu tadi adiknya pak darren ya" gumam receptionis itu
***
maura msuk kedalam lift kaca. Dia menekan tombol untuk menuju lantai 30 seperti kata pegawi receptionis tadi. Sesampainya disana dia terlihat bingung
"dimana ruangannya ? Kenapa malah kayak kamar gini sih..apa aku salah ya" gerutunya
"tidak..kamu benar.. Mau apa kamu mencariku baby? Hm?"
maura langsung berbalik melihat darren sudah berada di dekat pintu masuk.matanya menatap tajam darren
"kurang ajar kau darren .... Kau bohong ..bahkan jika saja daddyku tidak bekerjasama denganmu dia tidak akan bangkrut" sungut maura
darren tertawa melihat tingkah polos maura
"kau ini lucu sekali hm... Aku jadi tidak sabar memakanmu" bisik darren
"dasar mesum ! Aku kesini hanya membatalkan perjanjian kita... Aku tidak mau menurutimu"
"oh ya? Lalu bagaimana kalau dengan .... Ini.." ujar arthur memperlihatkan foto-foto maura diranjang yang memeluknya sambil memejamkan mata
"kau br*ngs*k darren arthur louis !" bentak maura
"sssstt..diamlah maura... Aku hanya ingin kau.. " ujar darren
"tidak ! Aku akan pergi dan aku kesini hanya membatalkan perjanjian kita " gugup maura
"ayolah maura ... Kau sudah disini..kau pikir kau bisa keluar hm?"
"sial" gumam maura
"kemari dan menurutlah baby" ujar darren
Dengan kesal maura mengikuti arthur duduk di sebuaf sofa dekat ranjang yang menghadap ke luar ruangan.
"mau minum apa?" tanya darren
"tidak"
"kenapa? Kau takut ku beri obat perangsang? Hm?"
"tidak..bukan begitu..hanya tidak ingin saja.."
"baiklah... Kalau begitu..."
maura mengernyitkan dahi seolah melihat sisi darren yang berbeda. Dia pikir arthur akan memaksanya dan menyuruhnya ini dan itu namun lihatlah bahkan mereka hanya duduk diam disini
"jangan berpikir aku memaksamu maura.." ujar darren tiba-tiba
"siapa yang berpikir begitu" ujar maura
"dari wajahmu saja sudah terlihat.."
"tidak..."
"kau tidak pandai berbohong..lihatlah pipi mu merah sekali"
"diamlah dareen" bentak maura
"kau semakin cantik jika kesal begitu"
"ck..apa kau hanya ingin menggombaliku sampai menahanku disini.."
"jadi..kau mau lebih?" tanya darren dengan tatapan menggoda
"ti-tidak...siapa bilang"
"kau sangat manis jika sedang ketakutan seperti ini maura.."
"cih..kau bahkan sangat menjijikan om arthur”
"om?"
"ya..kau sepantaran dengan om ku jadi akan kupanggil kau om saja"
"hemmm terserah padamu maura.. Yang jelas sekarang kau harus melakukan sesuatu"
"ti-tidak mau.." ujar maura
"ayolah maura,ini pasti sangat menyenangkan" ujar dareen
"ti-tidak .. Mau.."
"aku hanya menyuruhmu duduk lalu kita makan bersama disini... Kenapa wajahmu pucat sekali"
"ja-jadi hanya makan?"
"ya.. Apa kau ingin ku makan hm?"
"jangan macam-macam " bentak maura
"aku tidak macam-macam..hanya ingin bermain denganmu" ujar arthur menggoda
"dasar om mesum !"
"aku sebenarnya dari awal sudah memperingatkan mu .. Tapi ingatkan siapa yang memaksa lalu menarikku? Hm??"
Maura seketika menunduk malu karena memang benar saat itu dialah yang memaksa arthur. Lagi pula sudah kepalang basah juga akhirnya maura mengubah pikirannya dia mengikuti permainan seorang dareen arthur louis
"baiklah om... Memangnya hanya om yang bisa menggoda? Hm?" ucap maura menggoda
"jangan menggodaku maura..atau kau akan tau singa lapar sebenarnya" cegah darren
"oh ya?seperti apa singa itu om? Apa seprti ini?" ujar maura lalu membuka blazer yang dia pakai menampilkan kaos ketatnya lalu berjalan meliuk mendekati darren dan menyentuh lembut pipi darren
"maura... Jangan memancingku"
"memancing? Bukannya daritadi om darren yang tampan ini yang selalu menggodaku hm?" ujar maura mulai mendekati arthur dan membuka satu persatu kancing arthur
"dan dada bidang ini... Sepertinya aku sudah lupa rasa nya dipeluk" ujar maura membelai pelan dada bidang arthur dengan satu jarinya
"maura..." lirih arthur dengan suara parau
"ada apa om? Bukannya dari tadi om selalu memojokkan ku hm?"ujar maura yang mendorong arthur ke ranjang darren terlihat pasrah dan bingung namun mata nya sudah sayu karena gairah yang sedang ia tahan
Maura lalu berada diatas darren dan mendekat pada darren "om..aku sudah lupa rasanya kau makan... Bisa tidak kita mengulanginya?"
"kau liar sekali baby..hm? Apa kau tidak menyesal?"
"entahlah..kita akan tau setelah..."
ucapan maura terhenti saat darren mulai balik menghempaskan nya ke ranjang dan sekarang maura sudah ada dibawah kungkungannya dia seakan seperti singa lapar yang ingin memakan mangsanya
Maura tidak mau kalah dia begitu liar dari yang pertama kali dia melakukannya. Dia mulai membuka seluruh pakaian arthur dan menc**mi tubuh darren
"kau sangat liar baby..." bisik darren
"apa ini memuaskanmu?" ujar maura terus menyentuh bagian bawah darren
"baby..kau membuatku gila ! Jangan harap kau bisa lepas dariku" ujar darren
"kalau aku pergi bagaimana ?" goda maura
"silahkan .akan ku cari kau sampai ketemu... Lalu akan ku buat kau memohon kepadaku" ujar arthur mulai menyentuh dan menc**mi setiap jengkal tibuh maura
Mereka melewatkan jam makan siang dan terus melakukan lagi dan lagi
"hah..hah..hah... Aku lelah" ujar maura
"apa kau lapar ? Aku sudah menyuruh asisstanku kemari dia akan membawa makaann intuk kita"
"terserahlah aku lelah" ujar maura
beberapa saat kemudian darren membawa nampan berisi makanan
"makanlah..aku tau kau lapar" ujar darren
"kau tidak ikut makan?"
"sudah..kau tidur pulas sekali.." ujar darren
"memangnya ini jam berapa" ujar maura melihat ponselnya
"astaga... Jam tiga... ";
"makanlah ..kau oasti sgat lapar..." ujar darren
Maura langsung memakan makanan itu dengan lahap bahkan dia tidak memperhatikan arthur yang sedari yadi menatapnya.
"pelan-pelan..tidak ada yang akan meminta makananmu" ujar darren
"selama hidup baru kali ini aku makan sampai begini..serasa berharu-hari tidak makan"
darre menyungingkan senyumnya " kalau kamu mau nambah aku bisa hibungi assistan ku untuk membawakan makanan lagim.kau mau apa?"
"tidak... setelah ini aku pulang saja... Badanku pegal sekali"
"akan aku antar pulang.."
"tidak usah ...nanti apa kata daddy sama mommy aku diantar om-om tampan"
dareen mengacak rambut maura gemas " kau lupa?aku kan rekan bisnis daddymu"
maura nyengir kuda"iya... Aku lupa om"
"bisa tidak jangan memanggilku om ketika sedang berdua"
"tidak bisa... Aku sudah nyaman dengan panggilan itu"
"setidaknya nama saja"
"tidak sopan om..." ujar maura
dareen lalu mendekat ke wajah maura semkin dekat hingga jarak mereka sebatas hidung masing-masing
"ma-mau apa om..aku sedang makan"
"panggil aku nama atau kau akan ku buat tidak pulang semalaman hm?"
Jantung maura berdegup kencang tubuhnya kaku mematung melihat betapa tampannya seorang darren atrhur louis.. Lihatlah meskipun hanya memakai kaos dan rambut berantakan namun tingkat ketampanannya tidak berubah
"lanjutkan makanmu dan nanti ku antar pulang..."
"i-iya om.. Gagap maura
***
"om..""
"sudah ku bilang apa hm? atau sekarang juga aku ajak kau ke hotel terdekat?"
"e-eh..tidak om... Emm ..aku cuma mau bilang..jangan bilang daddy dan mommy ya kalau kita dekat?"
"memangnya kenapa?"
"aku takut daddy sama mommy bakal kaget,. Apalagi daddy dia punya penyakit jantung"
"memangnya kita sedeket apa?" ucap darren yang membuat pipi maura bersemu merah
"om..eh..darren.. Setidaknya anggap saja kita berteman didepan daddy sama mommy"
"lalu diluar itu kita apa hm?" pancing darren sambil mengulas senyum melihat maura salah tingkah
"terserah kamu saja " ujar maura
"baiklah..aku juga punya permintaan buat kamu"
"permintaan?" beo maura
"ya.. Kau dilarang dekat dengan pria mana pun kecuali aku dan daddymu.."
"kenapa begitu?"tanya maura
"aku tidak suka"jawab darren tegas
"baiklah ..akan aku usahkan.." ujar maura
dareen tersenyum dan mengelus puncak kepala maura " akan ku belikan kau pil pencegah kehamilan.."
"kenapa darren ? Apa kau tidak ingin aku hamil anakmu?"
"bukan. Aku tau kau masih muda..mau kuliah dan aku tau kau masih ingin bebas bersama teman-temanmu"
"kenapa pembicaraan kita mengarah ke arah sana " ujar maura
"setidaknya aku akan mengajakmu serius hm?"
"tapi..usia kita..."
"jalani saja... Oke baby?"
Maura bimbang sesaat karena takut jika kedua orangtuanya tidak merestui. Padahal dari awal dia hanya ingin mengikuti permainan arthur lalu meninggalkannya namun sekarang ia malah merasa terjebak oleh permainan arthur
"begini....."
"ahhh..sudah sampai.." ujar arthur sebelum maura menjawab pernyataan arthur
mereka turun dari mobil lalu maura berjalan ke arah pintu " kamu pulang aja... " usir maura
"aku ingin menyapa om willian"
"ish... Sana pulang aja"
"tidak maura..aku..."
belum sempat arthur menjawab mommy emira sudah keluar dari dalam rumah
"loh..ada pak dareen" ujarnya
"oh ..iya nyonya davion... kebetulan saja tadi bertemu maura ban nya kempes dijalan jadi saya beri tumpangan" bohong darren
Maura menatap heran darren yang pandai berbohong lalu tersenyum sinis
"ma..aku masuk dulu ."
***
Maafkan author salah dalam pemanggilan nama 🙏