Karena jebakan yang dilakukan oleh kakak tirinya, Pagi itu Anggun mendapati dirinya berada di dalam selimut yang sama di atas tempat tidur bersama dengan seorang CEO yang dia tahu berwatak kejam dan bengis.
Satu bulan kemudian Anggun mengetahui dirinya sedang hamil. Karena tidak ingin hidup dia dan juga Papanya berada dalam bahaya, Anggun memilih untuk pergi ke luar negeri. Dan di sanalah Anggun melahirkan seorang anak yang genius.
Tetapi Anggun memilih menyembunyikan identitas putranya, karena tidak ingin CEO yang kejam itu mengetahui keberadaannya yang mungkin akan berbahaya bagi nasib dia dan putranya
Enam tahun kemudian dia bertemu kembali dengan pria itu, yang ternyata juga mencarinya selama ini.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka, Apakah keduanya bisa bersatu dan hidup dengan bahagia?
Ikuti kelanjutannya dalam ; CEO itu AYAH ANAKKU
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
kembali ke meja makan
Tangan Tania terkepal di bawah meja. Dia benar-benar merasa geram, sudahlah dia malu dengan kondisi wajahnya, Tuan Ben yang seolah tak melihat keberadaan nya, Dan kini ditambah pula dengan sikap Tuan Adipati Diwangga yang sangat tidak bersahabat, terus lagi mamanya yang kini tak bisa membelanya. Lengkap sudah deritanya kini.
"Ah iya, ada yang saya hampir lupa. Begini Tuan Diwangga. Beberapa hari yang lalu saya berniat memperpanjang kontrak kerja sama kita, tetapi belum ada tanggapan dari pihak Anda!" ucap Benyamin sambil melirik ke arah Anggun yang terlihat menggenggam erat sendok dan garpu di tangannya.
"Kalau aku tak bisa menarik hatimu dengan harta dan wajah tampan ku, maka aku akan menggunakan ayah dan anakmu sebagai koneksiku!" Ben menyembunyikan senyum di sudut bibirnya.
Hal ini memang sudah dia rencanakan sejak dari berangkat tadi. Ben menyadari Anggun bukan seperti kebanyakan wanita yang dengan mudah tergoda oleh harta dan wajah tampan. Dia yang selalu menjadi idola dan rebutan para wanita di luar sana, seolah tak ada apa-apa nya bagi wanita yang telah melahirkan putranya itu.
"Oh, itu. Untuk urusan perusahaan, saya sudah mempercayakan semuanya pada Putri saya, Anggun. Saya hanya akan sekali sekali mengontrol atau jika Anggun memang merasa membutuhkan bantuan saja!" jawab Tuan Diwangga.
"Jadi Anda menyetujui perpanjangan kontrak kerjasama itu?" tanya Benyamin
"Tentu saja! Bekerja sama dengan perusahaan anda sangat menguntungkan bagi kami. Perusahaan kami benar-benar terbantu dalam mempromosikan produk-produk perusahaan kami!" jawab tuan Diwangga.
"Baguslah jika demikian. Itu artinya saya hanya tinggal mengurusnya bersama dengan Nona Anggun saja!" Ben tersenyum melirik wajah Anggun yang tampak pias.
"Mulai dari sekarang kau harus terbiasa berdekatan denganku!" Ben tertawa dalam hati. "Tidak masalah jika kau belum jatuh cinta padaku, bukan berarti tidak kan? Maka biarkan aku saja yang mengejarmu, dan membuatmu perlahan jatuh cinta padaku!" Ben telah menanamkan tekad kuat dalam hati. Apa lagi dia merasa sudah menang lima puluh poin, yaitu restu dari Arthur, Putranya.
"Baiklah son! Apa kau sudah siap untuk berangkat ke sekolah?" Ben menoleh ke arah Arthur, yang sedari tadi berada di atas pangkuan nya .
"Arthur siap daddy!" jawab Arthur sambil mendongak ke atas ke arah dimana wajah Benyamin berada. "Apakah Mommy juga akan mengantar Arthur ?" bocah itu menoleh ke arah Anggun yang berada di samping kirinya.
"Em.. Mo Mommy.. Em, begini Arthur, Mommy sangat sibuk, Arthur dengan Tuan Ben saja ya?!" jawab Anggun tergagap .
"Yaaah..padahal Arthur ingin diantar oleh Mommy dan Daddy, seperti teman teman Arthur..?!" Arthur tertunduk lesu, air mata bahkan siap meluncur
"Ah ya Tuhan, sampai kapan aku harus menjual kesedihan?!" batin Arthur .
"Tidak masalah nak, Papa yang akan menggantikanmu sementara di perusahaan sampai kamu datang bagaimana? Jangan mengecewakan putramu!" Tuan Diwangga mencoba memberi solusi. Dia merasa kasihan pada cucunya yang tidak memiliki Daddy.
Anggun menatap ayahnya sambil menggelengkan kepalanya memberi isyarat agar ayahnya tak lagi ikut membujuknya. Tuan Diwangga yang mengerti isyarat dari putrinya merasa heran kenapa putrinya seakan tidak ingin pergi dengan Tuan Jordan, padahal itu merupakan keinginan Arthur putranya
Lalu Tuan Diwangga pun menoleh ke arah Arthur dan Tuan Jordan. Bingung harus bagaimana.
deg
deg
deg
Tiba-tiba saja Tuan Diwangga merasa dadanya berdetak dengan cepat manakala dia melihat wajah cucunya dan wajah Tuan Jordan yang berdekatan. Wajah mereka berdua sama persis. Wajah arthur bagaikan Tuan Jordan versi anak anak. Benar benar bagaikan pinang di belah dua.
"Ya Tuhan, Kemana saja mataku sejak tadi, kenapa baru sekarang aku memperhatikan keduanya? Kenapa wajah mereka benar-benar sama persis Apakah itu artinya...?"
Pandangan mata Tuan Diwangga beralih kembali ke arah putrinya yang wajahnya sudah tampak pucat pasi. Jadi apakah benar apa yang ada dalam pikirannya ini? Apakah Tuan Jordan adalah laki-laki malam itu di mana putrinya sedang terjebak?
*
"Katakan sejujurnya pada Papa, Nak! Apa yang sebenarnya terjadi malam itu!" saat ini Tuan Diwangga sedang berhadapan dengan putrinya yang baru saja datang setelah mengantarkan Arthur ke sekolah bersama dengan Tuan Jordan.
Anggun mengambil nafas dalam sebelum dia mulai bercerita. Setitik air bening merembes di sudut matanya. Kenangan enam tahun yang lalu adalah kenangan yang paling buruk dalam hidupnya. Dan sekarang dia harus mengingatnya kembali. Karena sang ayah mulai bertanya lagi.
"Sejujurnya saja Anggun juga tidak tahu apa yang terjadi pada malam itu, Pa. Yang Anggun ingat, begitu Anggun bangun tidur, Anggun sudah bersama dengan Tuan Jordan berada di atas ranjang dalam satu selimut yang sama, dan tubuh dalam keadaan polos. Dan pada saat itu Anggun menyadari mahkota yang Anggun jaga seumur hidup ini telah hilang!" Anggun menjeda ucapannya untuk membuang nafas guna meredakan sesak di dadanya.
"Tetapi ada satu hal yang Anggun ingat. Sebelum itu Anggun berada di pesta bersama dengan kak Tania. Dan salah satu teman Kak Tania memberikan minuman kepada Anggun. Minuman yang aromanya sedikit aneh, tetapi karena Anggun kira itu adalah jus jeruk biasa maka Anggun menghabiskannya."
"Dan setelah itu Anggun tidak tahu apa yang terjadi hingga keesokan harinya Anggun bangun tidur!" jawab Anggun menjelaskan apa yang ada dalam ingatannya. Ingatan kelam yang membuatnya kini memiliki seorang anak bernama Arthur Jordi .
"Kurang ajar! Jadi ini adalah perbuatan Tania?" Tuan Diwangga mengepalkan tangannya geram. "Dia semakin melewati batasnya. Menjebakmu bersama dengan Tuan Jordan. Jika Tuan Jordan mengetahui hal ini Apakah dia tidak mengira bahwa kau menggunakan tubuhmu untuk menarik perhatiannya!" Tuan Adipati Dewangga benar-benar geram terhadap anak tirinya.
"Tadinya Anggun juga berpikir begitu, bahwa Kak Tania sengaja menjebak Anggun untuk tidur dengan Tuan Jordan, agar Tuan Jordan yang terkenal kejam itu menilai buruk terhadap Anggun. Agar Tuan Jordan menghukum Anggun. atau bisa juga membalasnya kepada perusahaan kita."
" Akan tetapi ternyata kejadiannya tidak seperti itu Pa. Karena Kak Tania pernah bilang secara tidak langsung, Bahwa sebenarnya Kak Tania menjebak Anggun bersama seorang preman pasar. Seperti yang tadi Papa dengar di meja makan. Tetapi entah kak Tania salah sasaran, ataukah kami Yang saling tertukar, sehingga posisinya Anggun bisa bersama dengan Tuan Jordan"
"Karena seperti yang kita tahu bahwa Kak Tania sangat tergila-gila dan sangat mengidolakan Tuan Jordan! Jika berniat menjebak bersama Tuan Jordan, harusnya Kak Tania mengumpankan dirinya sendiri bukan Anggun. Dengan begitu Kak Tania bisa meminta pertanggungjawaban terhadap Tuan Jordan, dan dia jadi memiliki kesempatan untuk bisa bersanding dengan Tuan Jordan!".
"Tetapi entah apa yang terjadi pada malam itu, Anggun sendiri juga tidak tahu, karena Anggun juga berada dalam keadaan tidak sadar. Sehingga begitu bangun tidur Tuan Jordan lah yang bersama dengan Anggun!"
Tuan diwangga merasa geram mendengar cerita putrinya. dan bersumpah mulai saat itu Bella dan Tania tidak akan bisa hidup dengan tenang.
*
*