Follow ig : @dsifaadian_
Tik tok : @dsifaaadian_02
Kebodohan yang dimiliki Violetta Arora adalah menikahi Kiev Arron. Meski telah menikah selama tiga tahun, Kiev tidak pernah mencintainya dan hanya mencintai Wanita dimasa lalunya yaitu Alieca.
Berbagai cara dilakukan Violet untuk mendapatkan hati Kiev, meski dia harus menurunkan harga dirinya sebagai tuan putri Arora. Pada akhirnya, Violet sadar dan berdiri kembali tanpa melihat Kiev kemudian memutuskan bercerai. Mengembalikan nama Nona muda Violetta Arora yang sempat buruk dimata masyarakat karena mengejar Kiev Arron dan mencintainya secara sepihak serta berlebihan.
Violet meraih kembali kesuksesannya sebagai Desainner ternama, bukan hanya itu, ia juga akan merebut kembali posisi sebagai tuan putri Arora yang terhormat.
Lantas, kemanakah hati Violet kembali berlabuh setelah patah hati dan membalas orang-orang yang menyakitinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Apa masih pantas?
Pada tengah malam, Kiev baru menginjakkan kakinya dirumah bak istana yang dibelinya sendiri dari hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun.
Bersama Leon yang mengemudikan mobil, Pria itu juga pasti capek jika harus disuruh pulang ke apartemennya.
"Leon, kau menginaplah disini." Titah Kiev.
Leon selalu menuruti kata Kiev dan melakukan perintahnya, jadi dia pasti menurut. "Baik tuan. Selamat malam tuan muda." Mereka pergi kekamar masing-masing.
Sampai didalam kamarnya, Kiev sudah mendapati seorang wanita tidur diatas ranjangnya dengan nyenyak dan terlihat manis. Tanpa sadar, Kiev menarik ujung bibirnya melengkung sedikit.
Seperti biasa sebelum tidur, Kiev selalu membersihkan tubuhnya lebih dulu. Lalu keluar dari kamar mandi dengan setelan baju tidur warna hitam.
Kiev melirik sofa, dia lalu menggeleng saat mengingat badannya yang seperti habis dihajar massa saat bangun tidur.
"Tidak. Aku tidak akan lagi tidur disana!" Gerutu Kiev. Dia perlahan duduk diranjang dan merebahkan tubuhnya dikasurnya.
"Nyamannya..." Ucap Kiev sendiri, tangannya dilipat dibelakang kepala diatas bantal sambil menatap langit-langit kamar.
Beberapa saat, Kiev melihat kesamping. Jujur saja, ini memang bukan pertama kalinya dia dan Violet tidur seranjang, namun bisa dihitung berapa kali mereka tidur seranjang. Itu pun bagi Kiev karena terpaksa.
Padahal, Kiev telah menikahi Violet selama tiga tahun. Namun, sama sekali mereka tidak pernah tidur bersama, karena dirinya yang selalu menjaga jarak dan menghindari pesona Violet.
Kiev juga masih ingat, saat pertama kalinya dia menyentuh Violet dalam keadaan setengah sadar. Lebih tepatnya dua bulan yang lalu, saat Nenek memberinya minuman yang telah diberi obat.
Bahkan saat itu dirinya berbuat kasar pada Violet dan menyalahkannya, sedangkan Violet sudah berusaha menjelaskannya.
Dan yang paling tidak bisa kiev lupakan, Violet ternyata memang gadis yang suci dan terjaga. Dan Kiev selalu merendahkan Violet.
Kiev sendiri selalu menjaga tubuhnya untuk tidak dijamah para gadis yang haus belaian, saat bersama Violet, itu juga pengalaman pertama kali untuknya. Tentu saja Kiev selalu mengingatnya meski berusaha dilupakan.
Kiev mendekati Violet, perlahan, tangannya terangkat menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Violet. "Kamu terlalu baik untukku, Violet. Meski aku sudah menyakitimu, namun kamu masih saja bertahan disisiku."
"Apa aku masih pantas, menjadi pendampingmu?" Lirih Kiev, sangat pelan.
Entah Violet mendengar atau tidak dialam bawah sadarnya. Harusnya Violet mendengar, apa dia akan memaafkan Kiev?
Kiev mendekatkan wajahnya, memberikan kecupan dikening Violet cukup lama sambil memejamkan mata. Didekat Violet, Kiev bisa merasa tenang, dan insomnianya tidak kambuh, namun dia terlalu arogan dan terus menjaga jarak.
Kiev lalu menarik kembali kepalanya dan merebahkan diri disamping Violet, memejamkan matanya, mungkin karena efek kecapean akibat kerjaan yang tidak ada habisnya, atau karena didekat Violet, tak lama Kiev pun terlelep.
Setelah Kiev benar-benar tidur, Violet membuka matanya. Violet memang awalnya sudah tertidur, namun saat ada pergerakan diranjang, dia terbangun.
Sengaja Violet tidak membuka mata karena dia bisa mencium aroma Kiev yang familiar. Violet juga mendengar saat Kiev berbisik sangat pelan, karena jarak mereka yang terlampau dekat.
Violet bahkan harus menahan nafasnya saat Kiev menciumnya. Tidak bisa dipungkiri, jantung Violet berdetak sangat cepat, dia bisa merasakan perasaan yang telah dikubur, kini kembali mencuat dan berkembang apalagi mendengar kata-kata Kiev yang memantaskan dirinya.
Tanpa sadar, air mata Violet turun kebantal, dia menatap Kiev dengan sendu.
Violet menyentuh dada Kiev karena posisi mereka berhadapan. Violet menanyakannya sendiri pada orang yang sudah terlelap. "Sebenarnya apa yang kamu inginkan, Kiev? Kamu selalu bisa menarik ulur hatiku. Apa aku harus mendengarkan ucapan Nenek dan mama, untuk membuatmu meyakinkan hatimu sendiri?"
*****
Jangan lupa, Like and Komen🥰
Syukur-syukur Dikasih bunga dan hati, Mommy otor tambah semangat update-nyaaa wkwkw 😍😍
geregetan jg bacanya..