Risty Azalea, gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana bertekad merubah hidupnya menjadi wanita yang sukses dan dihormati semua orang, tapi siapa sangka kisah asmaranya tidak semulus karirnya saat ini. Dia malah jatuh cinta pada Bima Arya Dalwyn, seorang laki-laki menyebalkan dan bermulut tajam yang tidak menyukainya sama sekali. Penasaran kan bagaimana lika-liku perjalanan kisah cinta mereka? Yuk ikuti terus kisah mereka, jangan lupa beri like dan komen ya kesayangan!😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocha Zain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6.Bertemu
Satu Minggu telah berlalu kini Risty dan Bima sudah berada di Apartemen baru mereka yang tidak begitu jauh dari Mansion milik Pak Haris. Mereka memutuskan untuk tinggal di Apartemen baru dengan alasan agar memiliki privasi dalam rumah tangga mereka. Walaupun awalnya keinginan mereka ditentang oleh Pak Haris dan Bu Hana, tapi Risty meyakinkan kedua orangtua angkatnya akan sering berkunjung agar mereka tidak kesepian.
Risty tahu keputusan ini Bima buat agar semua orang tidak mengetahui keadaan rumah tangga mereka yang sebenarnya.
Pagi-pagi Risty sudah bangun dan memasak untuk suaminya. Setelah menyiapkan sarapan mereka, Risty bergegas mandi dan memakai setelan kerjanya didalam kamarnya.
Beberapa saat kemudian Risty telah rapi lalu keluar dari kamarnya bertepatan dengan Bima yang juga keluar dari kamarnya dengan pakaiannya rapinya, benar mereka memang suami istri tapi Bima memutuskan untuk tidur berbeda kamar. Bima hanya takut tidak bisa menahan hasratnya pada istrinya, dia tidak mau menerkam lawannya tanpa perasaan cinta.
"Ayo sarapan Kak Bim, sudah aku masakan makanan kesukaanmu, aku tau kakak tidak suka makan diluar kan?"
Bima mengerutkan keningnya, dia bertanya-tanya bagaimana istrinya itu tahu dirinya tidak suka makan diluar. Bahkan di Perusahaannya, Bima memperkerjakan seorang Chef hanya untuk memasakkan makan siangnya.
"Hmmmm.."
Sikap Bima lebih dingin dan cuek dari sebelumnya walaupun seperti itu Risty selalu melayani suaminya dengan baik.
"Kak, boleh aku nebeng ke kantor?" tanya Risty ragu-ragu.
"Memangnya mobilmu kemana?" jawabnya tanpa memandang lawan bicaranya.
"Mobilku masih di Bengkel, rencananya nanti siang orang bengkel akan mengantarkan mobilku ke kantor,"
"Apa kamu hanya mempunyai satu mobil?" tanyanya dengan setengah mengejek dan Risty pun mengangguk, "Hem.. Tidak bisa dipercaya! Seorang CEO yang sukses sepertimu sangat pelit untuk urusan membeli mobil,"
"Aku tahu kakak terlahir dari keluarga kaya dan kakak bisa membeli apapun sedari kecil tapi aku.. " Risty tersenyum sekilas, "Nyatanya aku hanyalah anak angkat, aku bersyukur bisa membahagiakan keluargaku dan mengangkat derajat ibuku dengan bantuan orangtua angkatku, bagaimana mungkin aku menjadi anak yang tidak tahu diri dan meminta hal yang berlebihan walaupun aku tahu mereka sangat menyayangiku,"
Bima diam sesaat, tiba-tiba dia merasa menyesal mengatakan hal tadi.
"Kalau Kak Bima keberatan, biar aku pesan grab aja,"
Risty mengambil ponselnya yang berada di meja dan akan memesan grab mobil.
"Tunggu! Tidak usah memesan grab, aku akan mengantarmu bekerja hari ini,"
Reflek Bima memegang tangan Risty dan memandangnya sekilas. Saat mata mereka bertemu sesaat, keduanya tiba-tiba menjadi salah tingkah.
"Baiklah, bersiaplah! Aku tunggu di basement!" ucap Bima mengalihkan pandangan dan Risty pun mengangguk.
Setelah 45 menit berkendara, akhirnya Risty telah sampai di Kantornya. Sebelum dia beranjak pergi dia mengulurkan tangan, dan Bima sedikit terkejut dengan tingkah Risty.
"Ada apa?" tanya Bima tidak mengerti.
Risty masih mengulurkan tangannya didepan Bima.
"Ohh iya aku lupa, ini kartu debit untuk kamu! Pakailah untuk kebutuhan sehari-hari kita ataupun kebutuhan keluargamu dan aku akan mengirimkan uang belanja di kartu itu tiap bulannya,"
"Baiklah terimakasih suamiku!" Risty tersenyum sembari menyimpan kartu itu disakunya dan kembali mengulurkan tangannya pada Bima.
"Apalagi? Apa masih kurang?"
"Aku cuma mau pamit aja, mau salaman bukannya mau minta uang bulanan! Kak Bima nih nggak peka juga!"
"Oohh iya maaf,"
Bima menyambut uluran tangan Risty dan Risty mencium tangan suaminya dengan khusuk. Seketika membuat perasaan aneh menjalar lagi di hati Bima, dia terpaku melihat sikap manis istrinya.
"Hati-hati di jalan ya suamiku, semangat bekerja!" ucap Risty lalu mencium singkat bibir suaminya. Dan lagi-lagi Bima hanya terpaku mendapat ciuman dari istri bar-barnya itu.
"Blaaaammm..!!"
Suara pintu mobil yang tertutup mengembalikan kesadarannya.
"Ccckkkk.. Gadis itu! Selalu saja bertindak semaunya! Iisshhh jangan sampai tergoda!" gerutu Bima lalu dia bergegas pergi ke kantornya sendiri.
***
Pernikahan Bima dan Risty telah berjalan hampir dua bulan tapi tidak ada perubahan sama sekali, Bima tetap dingin dan cuek sedangkan Risty masih berusaha menggoda suaminya tapi semua itu pun belum membuahkan hasil.
Risty sering kali mondar-mandir di dalam apartemen mereka dengan pakaian-pakaian seksi dan kurang bahan miliknya hanya untuk membuat Bima tergoda tapi Bima bersikap seolah-olah tidak peduli dan tidak melihatnya, padahal kenyataannya Bima berusaha keras meredam hasratnya dan lebih memilih berada di kamarnya. Dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk bertelfon ria bersama kekasihnya, Risty pun tahu karena sering tak sengaja mendengar obrolan mesra mereka. Tapi Risty tidak dapat berbuat lebih karena dia sadar cinta itu tidak bisa dipaksakan.
Pagi itu Risty meminta ijin pada suaminya akan bertemu klien ke luar kota dan mungkin akan terlambat untuk pulang ke apartemen.
"Kak Bim, aku minta ijin ke luar kota untuk bertemu klien dan mungkin akan pulang sedikit terlambat, apa Kak Bima mengijinkan?" tanya Risty memandang Bima yang telah menyelesaikan sarapannya.
"Hmmmm.. Sudah kubilang tidak usah minta ijin kalau pergi untuk urusan pekerjaan, yang penting kamu bisa menjaga kehormatanmu sebagai istri! Kalau ada berita yang tidak-tidak yang lebih malu pasti aku dan keluargaku," nada ucapan Bima tegas dengan terselip sebuah ejekan.
"Apa maksud Kak Bima bicara seperti itu?! Memangnya selama ini apa yang Kak Bima pikirkan tentang aku? Memangnya aku suka keluyuran nggak jelas atau aku suka jalan sama laki-laki?" Risty sedikit menaikan nada suaranya, hatinya begitu sakit mendengar Bima yang selalu berpikiran buruk tentangnya.
"Memangnya aku tidak tahu rumor bahwa kamu sering dekat dengan para pengusaha, aku tahu wanita macam kamu hanya memanfaatkan mereka saja setelah mencapai tujuanmu lalu kamu buang begitu saja! Cihhh.. Jangan harap kamu juga bisa lakukan itu padaku!" ucap Bima dengan sinis tanpa memandang lawan bicaranya.
"Plaaaakkkkkk..!"
Risty menampar keras Bima dan sontak Bima berdiri dari tempat duduknya sembari menatap tajam pada Risty.
"Memang benar aku hanya anak angkat! Aku bukan dari keluarga kaya seperti kamu! Tapi asal kamu tau! Aku bukan wanita serendah itu! Kalau aku bisa memilih aku tidak akan mau dijodohkan dengan laki-laki sepicik kamu!" ucap Risty kemudian berlalu meninggalkan Bima yang masih terpaku.
Sesaat Bima menyadari ucapannya memang sudah sangat keterlaluan, bahkan saat Risty menatap tajam padanya dia hanya terpaku melihat kedua mata teduh istrinya yang mulai berkaca-kaca. Ada rasa bersalah dan kasihan dihatinya.
Risty menangis tersedu-sedu sembari memukul stir mobilnya dengan kencang, dia begitu terluka. Bukan hanya ditolak tapi suaminya juga merendahkannya.
Asistennya yona menghampirinya saat Risty telah tiba ditempat mereka janjian dan akhirnya Yona yang mengemudikan mobil Risty.
Risty terlihat diam saja dan moodnya sangat memburuk, dia ingin meluapkan segala amarahnya. Dia mencoba bernafas panjang berkali-kali dan berusaha meredam amarahnya karena dia harus bertemu dengan klien di kota B. Kota dimana suaminya berasal, dia ingin performanya terlihat sempurna didepan klien bisnisnya.
Yona sudah berteman dengan Risty sejak kuliah di Ibukota, dia sangat tahu saat ini Boss sekaligus sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja. Yona tidak ingin memperburuk suasana hati Bossnya dengan pertanyaan ataupun godaan seperti biasanya. Dan akhirnya mereka hanya terdiam sampai mereka telah tiba ditempat mereka meeting dengan klien.
Beberapa Jam telah berlalu waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 sore pertemuan dengan klien pun juga telah selesai.
"Boss.. Apa kita langsung pulang?" tanya Yona.
"Aku belum ingin pulang nana, ayo kita jalan-jalan aja ke Mall!"
"Siap Boss!"
Risty ditemani dengan Yona menyusuri Mall dan membeli beberapa barang di Mall untuk sekedar menghibur hatinya yang sedang terluka, lalu mereka berhenti di sebuah Restoran Jepang yang terkenal di Mall itu.
Saat dia memasuki restoran Jepang itu dia menyadari seseorang yang dikenalnya sedang berada disana bersama seorang wanita dan beberapa teman laki-lakinya. Risty berjalan menghampirinya dan sekedar ingin menyapanya.
"Kak Bima juga disini ternyata,"
Sontak Bima dan beberapa orang yang bersamanya sontak menoleh kearah sumber suara.
Semua teman laki-laki Bima heran dan bertanya-tanya ada hubungan apa Bima dengan CEO cantik yang selalu diidolakan di kalangan para pengusaha itu.
Sedangkan Bima hanya terkejut dan merasa tidak nyaman saat mendapati istrinya menyapanya diwaktu yang tidak tepat, dia seperti sedang ketahuan berbuat salah.
"Kamu ngapain disini?" Bima balik bertanya untuk menutupi rasa tidak nyamannya.
Sedangkan wanita disamping Bima tiba-tiba bergelayut manja dilengannya dan membuat Bima semakin tidak nyaman saat Risty melayangkan tatapan jijiknya.
"Siapa dia sayang? Sejak kapan kamu mengenal seorang wanita dibelakangku?" ucap Vania pada Bima kekasihnya.
Vania berpura-pura tidak tahu jika wanita didepannya adalah istri Bima, dia ingin menunjukkan pada Risty bahwa Bima hanya miliknya.
"Di.."
Belum Bima menyelesaikan kalimatnya, Risty menyela ucapannya.
"Aku istri Bima Arya Dalwyn," ucap Risty dengan gaya angkuhnya dan Vania memandangnya dengan sinis.
Sontak semua teman laki-laki Bima terkejut mendengar ucapan CEO cantik didepan mereka.
"Wahhh.. Sejak kapan Bima menikah dengan seorang bidadari?" goda Varrel teman Bima.
"Jangan-jangan Bima pakai ilmu pelet biar bisa dapetin Si Cantik Risty, gue yang ganteng gini aja ditolak sama dia, ehh malah si Bima kampret yang dipilih! Naseb.. naseb, patah hati lagi gue aahhh!" ucap Gibran salah satu teman Bima dengan nada frustasi. Dia adalah salah satu teman Bima yang sangat mengagumi Risty sejak lama
btw thanks thor udah up 2 uluh" sarangheo thor semngaaat trus thor up satu" ngak papa thor asal jngan lama" thor