Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Tidak tahan.
Viona terpaku di kursinya, dia juga mendapat sarapan yang sama seperti suaminya.
Satu lembar roti dan satu butir telur rebus, serta satu gelas teh pahit hangat.
Viona menatap sarapannya dengan mata tidak berkedip.
Keluarga Antonius yang kaya raya memperlakukan anaknya seperti ini, sungguh ironis.
"Kamu sekarang istri Bernard, jadi kamu akan di perlakukan sama dengan suamimu..kalau mau diperlakukan istimewa, bujuklah suamimu itu untuk bekerja!" kata Ibu mertua Viona dingin dengan nada ketus.
"Huh..kalau bukan karena hutang budi, mana ada yang mau menikah dengannya!" sahut kakak ipar kedua Viona dengan sinisnya.
"Bukankah dia sebenarnya telah ditolak oleh kakakmu Viona, kenapa kamu malah mau menggantikan nya menjadi pengantin Bernard!" sahut kakak ipar pertama Viona dengan tersenyum mengejek.
"Apa kamu juga bodoh..tidak bisa melihat lelaki seperti apa yang akan kamu nikahi? dia dari dulu tidak berguna..pergi keluar rumah berjam-jam tapi tidak bekerja, umur semakin tua..eh, malah dapat seorang gadis yang masih muda..ck, benar-benar tidak terduga!" ucap kakak ipar kedua Viona dengan nada mencibir.
"Lihatlah betapa bodohnya dia, mau dikatakan apapun tetap diam..memang dasar tidak berguna!" ujar adik ipar Viona terkekeh mengejek.
Cukup sudah! Viona benar-benar sudah tidak tahan mendengarkan semua perkataan yang menghina suaminya.
Brakk!
Viona memukul meja seraya bangkit dari kursinya, dia terlihat sangat marah.
Semua orang yang berada di meja makan tersebut terkejut mendengar suara meja yang dipukul Viona.
Semua spontan menoleh ke arah Viona, tidak terkecuali suaminya. Bernard juga memandang Viona, matanya tampak tidak berkedip melihat Viona yang tampak sangat marah.
"Suamiku bukan sebuah lelucon..kalian tidak berhak menghinanya..dia seseorang yang sama seperti kalian juga, punya hati dan perasaan..dia juga keluarga kalian, kenapa kalian sangat membencinya!!" teriak Viona marah, tubuhnya sampai gemetar karena marah.
Ruang makan hening.
Ayah mertua Viona menatapnya tidak berkedip. Terlebih lagi Ibu mertuanya, mulutnya sampai menganga melihat Viona yang berteriak.
"Kalian sungguh keterlaluan..jangan karena suamiku diam saja..sesuka kalian terus menindas nya!!"
Beberapa menit suasana ruang makan terasa sunyi. Semua mata masih memandang kearah Viona.
Bernard juga masih memandang nya tidak berkedip, tatapan matanya menyiratkan sesuatu.
"Dia layak diperlakukan seperti itu, dia hanya menyusahkan..tidak bisa bekerja dikantor membantu Papanya, dan sekarang telah menikah..mau dikasih makan apa kamu sama dia!" sahut Ibu mertuanya yang beberapa saat kemudian tersadar dari kagetnya.
"Dia hanya anak yang tidak diinginkan di keluarga ini, sudah beruntung Mama mengurusnya dari kecil..semenjak Mamanya meninggal semua kebutuhan dan perawatan nya Mama yang urus..tapi lihatlah, sampai sekarang dia tidak bisa diharapkan!" sahut kakak ipar pertama Viona.
Viona tertegun mendengar perkataan Kakak suaminya tersebut. Apa maksudnya? pikir Viona.
"Suamimu itu saudara tiri kami..dia anak selingkuhan Papa!" ujar adik ipar Viona.
Sementara Bernard diam saja dikursinya, dia terlihat mulai memakan sarapannya dalam diam.
Viona tiba-tiba merasa begitu sakit hati mendengar penjelasan keluarga suaminya tersebut.
Sekarang dia tahu kenapa suaminya sangat tidak disukai oleh keluarga nya sendiri.
Dia menunduk menahan air matanya yang hampir mau jatuh. Kehidupan pria yang dicintainya sangat memilukan, sedari kecil tidak pernah merasakan artinya dicintai dan disayangi.
Bersambung.....