Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA QIN RUYUE
Pangeran kesembilan memasuki ruang kerja setelah selesai berganti pakaian, terlihat beberapa orang pria telah menunggu di sana.
"Yang mulia," ucap mereka sambil membungkuk dengan serempak.
"Katakan!" ucap pangeran ke-9.
"Yang mulia, permaisuri putri telah memerintahkan semua orang untuk membersihkan gudang, dia juga membeli banyak sekali bahan makanan beserta obat-obatan." ucap salah seorang pria sambil membungkuk, pangeran ke-9 hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
Pria yang lebih tua juga mulai melapor, "Yang mulia, catatan herbal yang anda minta untuk di selidiki, ada sedikit masalah."
"Tunjukkan!" ucap pangeran kesembilan, pria tua yang merupakan tabib di kediaman tersebut segera mengeluarkan secarik kertas yang tadi malam diberikan oleh pangeran ke-9.
"Yang ini, budak sedikit bingung dengan kombinasi yang diberikan oleh permaisuri putri, seharusnya ini bukan merupakan obat, melainkan sebaliknya." jawab tabib tua itu.
"Maksudmu permaisuri putri ingin membuat racun?" tanya pangeran ke-9 sambil menatap tajam ke arah pria tua itu.
"Budak tua tidak berani, harap yang mulia menyelidikinya." ucap tabib tua sambil membungkuk.
"Pergerakan yang dilakukan oleh permaisuri putri memang terlalu tajam dan mencolok, dia bisa saja ditargetkan oleh pangeran ketiga dan selir Qian dalam setiap kesempatan. Aku akan memperingatkannya nanti." ucap pangeran kesembilan PP.
"Yang mulia," tabib itu memanggil, namun dia sedikit ragu untuk mengungkapkan kecurigaan nya.
"Apakah ada masalah?" tanya pangeran ke-9.
"Jika budak tua tidak salah mengingat, catatan yang terakhir merupakan obat yang anda butuhkan. Sepertinya permaisuri putri telah mengetahui bahwa anda keracunan." ucap tabib tua itu.
"Bukankah sebelumnya kau pernah mengatakan, bahwa satu-satunya orang yang bisa menyembuhkan racun yang telah lama menumpuk di dalam tubuhku hanyalah dokter ajaib Bai Wuji?" tanya pangeran ke-9.
Tabib tua itu mengangguk, "Itu benar, budak tua pernah mendengar bahwa sebelumnya dokter ajaib telah mengangkat seorang murid wanita, hanya saja hingga saat ini orang itu belum pernah muncul. Budak tua merasa curiga, bahwa murid yang dimaksud adalah permaisuri putri, dia bahkan mengetahui kombinasi beberapa bahan obat yang biasanya tidak digunakan oleh tabib dari istana kekaisaran."
Dahi pangeran kesembilan semakin berkerut, "Apa kau yakin?"
"Yang mulia, budak tua tidak berani membuat kesaksian, mohon anda mengirimkan seseorang untuk memeriksanya." ucap tabib itu sambil mundur.
"Apakah ada hal lain?" tanya pangeran kesembilan. Namun orang-orang itu segera menggelengkan kepala, tak lama kemudian seorang kepala pelayan masuk, dia membungkuk di depan pangeran ke-9.
"Budak telah bertemu yang mulia!" ucapnya sambil membungkuk.
"Ada apa?" tanya pangeran kesembilan.
"Yang mulia, izinkan budak untuk melapor, saat ini seluruh pengawal kediaman diperintahkan oleh permaisuri putri untuk mengolah lahan, dia ingin membangun taman dan kolam ikan di depan istana anda dan sebuah danau kecil di belakang istana. Selain itu, permaisuri putri mengatakan bahwa jumlah pekerja di tempat ini terlalu banyak, sehingga dia berniat untuk memecat beberapa orang yang menurutnya kurang cakap." ucap kepala pelayan.
Pangeran ke-9 menarik nafas panjang kemudian segera menjawab, "Ikuti saja apa yang dia inginkan, aku ingin tahu, apa yang di rencanakan nya sekarang!"
"Baik yang mulia," ucap kepala pelayan sambil mundur.
Saat pangeran kesembilan berniat untuk mengunjungi istana permaisuri putrinya, dia bisa melihat sebuah kolam yang cukup luas dan dalam, bahkan terlihat tanah yang telah selesai di gali untuk membangun taman yang indah.
'Sepertinya dia sangat tidak suka menunggu, masalah ini pasti akan segera menyebar!'
Qin Ruyue melihat seluruh pekerja istana pangeran kesembilan berkeringat deras, dia segera memerintahkan bagian dapur untuk membuat sup kacang hijau yang baik untuk meredakan panas.
"Berhenti dan makan! Semua orang mendapatkan jatah yang sama," ucap Qin Ruyue sambil duduk di bawah pohon besar, dia memegangi kipas lipat sambil mengawasi pekerjaan bawahannya.
"Sepertinya permaisuri putri benar-benar sangat sibuk!" ucap pangeran kesembilan sambil berjalan mendekat.
"Yang mulia," ucap Qin Ruyue sambil berdiri, dia sedikit membungkukkan badannya di depan pria itu.
"Apa lagi yang kau rencanakan?" tanya pangeran kesembilan.
"Yang mulia, putri ini hanya ingin mengajari mereka tentang sulitnya mencari uang. Anda menempatkan begitu banyak pengawal, hanya untuk menjaga istana ini, tanpa melakukan pekerjaan apapun lagi." ucap Qin Ruyue dengan sangat santai, namun wajah semua pekerja langsung berubah pucat, mereka takut jika tuannya akan tersinggung.
"Benarkah? Hanya itu?" tanya pangeran kesembilan, dia jelas ragu dengan kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu.
"Tentu saja, yang mulia. Memang nya apa lagi yang bisa di perbuat oleh putri ini?'' ucap Qin Ruyue sambil tersenyum misterius.
Pangeran kesembilan hanya menggelengkan kepala, dia jelas tidak ingin mengatakan lebih banyak hal lagi di depan bawahannya.
Pada saat pasangan pengantin baru itu duduk di meja makan, Qin Ruyue segera menyampaikan rencananya, "Yang mulia!"
Pangeran kesembilan menoleh, "Apakah ada masalah?"
"Aku berniat untuk membangun benteng yang tinggi, bagaimana menurut anda?" ucap Qin Ruyue.
"Ingin membuat masalah?" tanya pangeran ke-9 sambil menatap dingin wajah istrinya.
"Tidak, anda bisa membuat alasan bahwa benteng itu sengaja dibangun, agar istrimu yang keras kepala tidak lagi-lagi keluar dengan bebas dari istana." ucap Qin Ruyue sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
Tak!
Suara sumpit yang dijatuhkan di meja, pangeran ke-9 menatap Qin Ruyue dengan 1000 pertanyaan di matanya.
Qin Ruyue tersenyum puas melihat reaksi pemuda itu, "Bulan depan akan ada kunjungan dari kekaisaran lain, ratu Shu Lian sangat menyukai taman bunga, aku ingin membangunnya di depan istana ini bersama dengan kolam ikan dan air mancur."
Kata-kata Qin Ruyue mengagetkan pangeran kesembilan, dia bahkan belum mendengar berita itu, namun istrinya telah bersiap untuk membuat beberapa gebrakan baru.
"Catatan herbal yang kau minta sebelumnya, jelaskan tentang itu!" ucap pangeran kesembilan sambil melemparkan secarik kertas yang sebelumnya telah dia berikan kepada tabibnya.
"Hanya sebuah permainan kecil, adik tiriku hamil, dia mengandung anak pangeran ketiga dan berniat untuk merusak reputasiku di depan yang mulia kaisar dan permaisuri." ucap Qin Ruyue.
"Apakah kau tidak merasa bahwa pikiran mu telah terdistorsi berbagai rencana jahat?" tanya pangeran ke-9.
Qin Ruyue menggelengkan kepala, "Jangan khawatir, ini tidak berbahaya. Pasti akan sangat menyenangkan bisa melihat musuhmu jatuh dalam perangkap nya sendiri."
"Ingatlah untuk tetap menjaga dirimu dengan baik! Aku paling tidak suka dengan orang bodoh yang berpura-pura pintar." ucap pangeran kesembilan sambil bangkit dari kursinya.
Qin Ruyue mengangguk, "Anda bisa yakin tentang hal itu."