ASI Untuk CEO Hyperku

Saat langkah kaki Emily baru dua langkah berjalan suara Satria kembali membuat dirinya menengok.

"Tidak perlu pulang ke rumah apartment itu bisa kamu gunakan kapan saja.."

Satria maju lebih dekat membuka ponsel pintarnya mengetikkan beberapa pesan .

"Itu pin nya.."

Emily melirik terdapat pesan masuk di aplikasi chatting terdapat empat angka yg sangat mudah ia hapalin.

"Ini.."

"Agar kamu tidak mudah lupa ,saya sengaja memberikan tanggal ulang tahun kamu "

Emily merasa terharu , walaupun hanya seperti ini tetapi ia merasa ada satu orang yg ingat tanggal lahirnya .

"Terimakasih banyak Pak.."

Entah ia juga bingung berterima kasih untuk apa .Tetapi satu hal yg ia ketahui kini hatinya menghangat mendapatkan perhatian dari Satria.

"*****

Dress merah marun menjadi pilihannya ke acara makan malam setelah dua jam berkutat bingung dengan pilihannya karena semua dress yg ada di dalam lemari itu bagus bagus berbeda dengan isi lemari yg ada di rumah nya .Bahkan bingung jika ingin menghadiri acara penting karena tidak memiliki baju yg bagus.

"Apa ini gak terlalu terbuka ya..? Emily bersolek ke kanan dan kiri melihat ke depan cermin . Gimana kalo Pak Satria gak suka lagi ,? Ah...makin bingung kan gue apa ganti aja....?"

Suara pintu utama terdengar , pikiran Emily saat ini apakah Satria datang ? Tapi tidak memberi tau dulu ,ah... Yg benar saja ini kan apartment milik lelaki itu seharusnya bebas mau mengunjungi kapan saja.

"Sudah siap..?"

Jantung Emily rasanya mau copot , Satria kini sudah berada di depan kamarnya tanpa mengetuk lagi .Buru buru ia menutup dada nya yg terlihat sedikit terbuka akibat dari model baju laknat ini.

"Sudah .Pak..!"

"Damn ...Your so very gorgeous.."

Terlihat mata Satria menyala menatap tubuh Emily yg terbalut dress merah maroon , semakin bersinar kulitnya benar benar perpaduan yg pas .

"Saya takut banyak yg menatap mu di sana sayang..! Kamu jangan nakal atau saya...!"

Emily mundur selangkah ,ini peringatan yg membuat tubuhnya bergidik ngeri apalagi saat itu Satria tidak lepas melihat belahan dadanya.

"Seperti sedang menunggu buah yg pasak ,saya rela menunggu empat minggu demi dia sayang. Jadi pastikan tidak ada pria lain yg berani memegang nya jika tidak ingin keesokan harinya tangan di potong."

Ancaman ancaman Satria selalu sukses membuat Emily kesusahan mengatur pasokan napas di dalam dada nya .Mata tajamnya itu benar benar menghipnotis nya.

"Gila.."

Itu kata yg baru keluar dari mulut Emily walau pun hanya ia tahan di dalam hati.

Ini bukan makan malam biasa melainkan sebuah pesta. Tamu undangan lebih dari satu, semua terlihat berlomba lomba memamerkan pakaiannya , Emily tau yg mereka kenakan harganya lebih dari ratusan juta

"Pak Satria..!"

Emily mengikuti sumber suara , Satria berjabat tangan dengan pria yg ia ketahui umurnya tidak beda jauh dari dirinya.

Trus gunanya dia di sini sebagai apa..? Itu yg ada di benak Emily ,karena pada nyatanya ia di tinggal sendirian di kursi bar walaupun Satria masih bisa melihat nya dari jauh.

"Coba ada Sebastian ,bener bener bete banget gue mana udah minum habis dua gelas .."

Emily menatap nanar dua gelas tequella yg sudah ia teguk hingga kandas ,sudah satu jam berlalu Satria masih sibuk mengobrol dengan rekan rekan nya .

"Ehh... Bukannya itu istri nya Pak Satria ya ..?"

Mendengar nama bos nya disebut Emily menoleh terdapat segerombolan wanita yg sedang menatap wanita bergaun putih sangat mencolok di pesta itu . Kulitnya benar benar seputih susu cantik bak porselen tidak ada cacat sedikitpun .

"Tapi kok mereka gak berangkat bareng ,? Malah Pak Satria berangkat sama sekretaris nya ..?"

"Elo gak denger..? Kan mereka memang sering ribut kata para pegawainya ,bahkan sekarang istri nya itu punya pacar baru..?"

"Hah....Pacar baru ? Istrinya itu selingkuh..?"

Gadis bergaun kuning menyenggol teman di sebelah nya

"Mana gue tau kalo itu ,tapi cewe mana coba yg mau sama cowo tempramental .!"

"Tapi Pak Satria ganteng lo "

"Idih makan tuh ganteng ,kalo nyakitin sih buat apa ya kan guys ya .!"

"Tapi kan yg penting dompetnya tebel..!"

Sontak saja gadis yg bergaun hitam yg sedari tadi membela Satria itu mendapati sorakan dari kedua temannya.

Emily berpikir apa yg sebenarnya terjadi di antara pernikahan mereka .? Bukan kah mereka terlihat seperti pasangan yg sempurna ? Yg satu cantik dan yg satu ganteng , mengapa mereka selalu ribut..?

Apa benar Satria selalu berperilaku buruk terhadap istri nya dan itu pula yg membuat istri nya menjauh ? Tapi mengapa harus menghadirkan dirinya di sini sebagai wanita peng Asi . Sungguh banyak sekali yg di pikirkan Emily saat ini.

*****

Emily sudah benar benar tidak nyaman di acara makan malam itu ,ia merasa keram pada perut nya mati matian ia tahan tetapi pria di sampingnya ini benar benar mengujinya.

"Nih ya .. seantero Bintaro ini milik papih ai.."

"Oh.."

"Bahkan ini juga milik papi ai.."

Emily tidak tau bagaimana bisa berkenalan dengan pria seperti ini .Tiba tiba saja ada yg mendekati nya

Kala sedang asyik minum sendirian di bar.

"Sebenarnya banyak yg mau sama ai ,tapi yah buat apa sih semuanya ai tolak ,tapi sekarang beda.."

Kening Emily mengerut kala pria itu semakin dekat kepadanya bahkan pahanya sudah bisa di rasakan bergesekan dengan celana kain milik pria itu.

"Kamu itu sempurna ,enggak akan bisa menolak wanita secantik kamu . Nanti kamu mau apa ? Pasti ai kabulkan.."

"Hah...!'

Tidak bisa menahan diri untuk tidak mencebikkan bibirnya ,padahal secara terang terangan dirinya terlihat tidak nyaman tapi masih saja pria bernama Antonio ini mendekati nya.

"Pokonya kamu akan saya jadikan ratu , sayang. Buat Antonio apa sih yg gak bisa ya kan...haaaa .."

"Maaf mas ... Sepertinya Mas salah sangka deh..!"

"Its ...Sudah jangan malu-malu ,coba mana dari tadi ai belum dapat nomor kamu atau nomor aku aja nih ,catet ya."

Ketika Antonio ingin meraih tangan Emily sebuah tangan kekar langsung mencegat nya ,Dengan hitungan detik Antonio memekik kesakitan kala tangannya di pelintir ke belakang.

"Pak Satria.."

"Berani sekali tangan lancang mu ini ,mungkin karena sudah lama tidak di hajar ya ..!"

"Lepasin ..Bego Lo siapa..?"

Satria tersenyum miring ,ia tampakkan wajahnya tepat di depan muka Antonio seketika pria itu terdiam tidak berani mengatakan hal lain.

"Jangan ganggu wanita ini. .. mengerti..! "

Satria berbisik lalu di hempaskanlah tubuh Antonio hingga menabrak meja ,gelas gelas berisi minuman soda berceceran di keramik menjadi pusat perhatian setiap tamu undangan di sana.

"Ayo pulang .."

Ajak Satria ,dari suaranya di jelaskan tidak ingin di bantah.

Emily segera meraih tas nya sembari menundukkan kepala meminta maaf kepada semuanya atas keributan yg terjadi , Semua itu ia lakukan secepat kilat karena sekarang tangannya di tarik paksa oleh Satria keluar dari ruangan.

Brakkk ..

Satria membanting pintu penumpang samping kemudi Emily terlonjak kaget .Begitu pun selanjutnya ia.,...