NovelToon NovelToon
Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Lari Saat Hamil / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak / Cerai
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Linda manik

Evan Dinata Dan Anggita sudah menikah satu tahun. Sesuai kesepakatan mereka akan bercerai jika kakek Martin kakek dari Evan meninggal. Kakek Martin masih hidup, Evan sudah tidak sabar untuk menjemput kebahagiaan dengan wanita lain.

Tidak ingin anaknya menjadi penghambat kebahagiaan suaminya akhirnya Anggita
rela mengorbankan anak dalam kandungan demi kebahagiaan suaminya dengan wanita lain. Anggita, wanita cantik itu melakukan hal itu dengan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istri Durhaka

Mama Feli merasakan hatinya sangat hancur mendengar perkataan putrinya. Bahkan bisa dikatakan lebih hancur daripada kehilangan papa kandung Anggita yang meninggal karena sakit. Dia tidak menyangka jika penderitaan yang dialami oleh putrinya itu berawal dari dirinya dengan menikahi pria yang salah.

Menjanda beberapa tahun dan berhati hati mencari sosok papa bagi Anggita ternyata tidak berakhir indah. Anggita harus menerima perlakuan tidak sopan oleh pria yang menjadi pendamping hidupnya.

"Maafkan mama nak," kata mama Feli setelah berhasil menguasai rasa terkejut sekaligus amarah di hatinya. Kini dia menatap iba kepada putri semata wayangnya. Dia tidak menyangka jika nasib putrinya lebih menderita dari dirinya.

"Mama tidak perlu minta maaf. Setidaknya aku sudah terlepas dari om Indra."

"Mama tetap merasa bersalah nak. Karena Indra kamu terpaksa menikah dan akan bercerai di usia masih muda," kata mama Feli sedih. Di hatinya, sudah banyak rencana untuk membalas perbuatan Indra kepada putrinya.

Anggita tersenyum pilu mendengar perkataan mama Feli. Dirinya bagaikan korban yang terlepas dari mulut harimau tapi masuk ke kandang macan. Terlepas dari Indra tidak membuat dirinya menjadi bebas. Yang ada Anggita merasakan pilunya berumah tangga dan akan berakhir dengan perceraian. Dan yang lebih parahnya lagi. Dia sedang mengandung.

"Apa rencana kamu setelah bercerai?" tanya aman Feli setelah beberapa menit mereka saling diam.

"Aku belum rencana apa apa ma," jawab Anggita. Dia memang belum mempunyai rencana apa apa tentang hidupnya setelah perceraian nanti. Saat ini, Anggita hanya merasakan kelegaan hati setelah menceritakan beban pikirannya kepada mama Feli. Setidaknya jika perceraian itu tiba. Mama Feli tidak terkejut nantinya.

"Cepatlah sembuh ma. Aku harap apa yang aku ceritakan tadi tidak berpengaruh terhadap hubungan mama dan om Indra."

"Apa kamu mengira mama wanita yang egois. Andaikan kamu menceritakannya lebih awal. Mama juga pasti mengambil tindakan. Kamu adalah harta mama satu satunya. Jika disuruh memilih antara kamu dan Indra. Mama pasti memilih kamu."

Anggita merasa berharga karena perkataan mamanya. Dia menghambur ke pelukan sang mama. Jika Evan sang suami membuangnya setidaknya masih ada mama Feli yang menyayanginya dengan tulus.

"Terima kasih ma. Apapun keputusan mama setelah mendengar ceritaku tadi. Aku akan tetap menyayangimu," kata Anggita masih betah di pelukan mana Feli. Jauh dari hatinya yang paling dalam, Anggita berharap mamanya bercerai dari Indra. Jika tidak bercerai pun. Anggita akan tetap menghargai keputusan mamanya.

Anggita melepaskan dirinya dari pelukan sang mama setelah nada dering dari ponsel miliknya membuat dirinya terganggu.

"Nyonya, saya sedang di depan rumah orang tua Anda. Saya hendak menjemput anda Nyonya."

Anggita mengerutkan keningnya bersamaan dengan detak jantungnya yang berdegup kencang. Rico, asisten suaminya sedang menjemputnya. Pikirannya sudah langsung tertuju ke kakek Martin.

"Tapi ada apa menjemput ku?" tanya Anggita dengan suara yang bergetar. Dia memejamkan matanya karena merasa tidak sanggup mendengar jawaban Rico nantinya.

"Evan sedang sakit. Sebagai istri anda diharapkan merawat dan menemani suami anda di rumah."

"Syukurlah," kata Anggita menarik nafas lega. Sesuatu yang ditakutkan Anggita tidak terjadi. Dia tidak mengetahui jika lawan bicaranya merasa heran dengan perkataannya.

"Maksud anda. Evan sakit disyukuri. Begitu?.

"Bukan, bukan itu maksudku pak Rico. Tadi aku mengira jika anda akan menyampaikan berita buruk tentang Kakek Martin. Mendengar perkataan anda yang tidak menyebut kakek membuat aku lega," jawab Anggita cepat dan jujur. Mendengar suara Rico yang kencang membuat Anggita takut perkataannya itu sampai ke telinga Evan dan akan berakibat tidak baik kepadanya. Anggita mengetahui dengan jelas bagaimana kedekatan Rico dan Evan. Rico pasti tidak terima jika sahabatnya itu disyukuri yang sedang dalam keadaan sakit.

"Waktuku tidak banyak Nyonya. Masih banyak pekerjaan lain yang harus aku lakukan daripada sekedar menunggu."

"O iya. Maaf. Saya akan segera keluar," jawab Anggita.

"Ma, aku pulang dulu ya. Apapun yang aku ceritakan jangan menjadi beban pikiran untuk mama," kata Anggita sambil memeluk mama Feli.

"Apapun masalah kamu nak. Tetaplah menjadi wanita yang kuat. Tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi. Dan satu lagi. Jangan memendam masalah sendirian. Mama siap mendengar keluh kesah kapan pun. Dan satu lagi. Jaga cucu mama baik baik," jawab mama Feli menyemangati putrinya. Anggita mengangguk dan cepat berlalu dari kamar Mamanya.

Setelah Anggita keluar dari kamar itu, mama Feli tidak dapat lagi menahan air matanya. Dia memukul dadanya sendiri karena merasa tidak menjadi mama yang baik untuk Anggita karena salah memilih pasangan.

"Andaikan waktu bisa diputar kembali. Aku akan memutuskan menjanda seumur hidupku daripada kamu menerima perlakuan tidak sopan dari suamiku nak," kata mama Feli penuh penyesalan.

Di dalam mobil, Anggita duduk di bangku penumpang. Dia merasa malu pada Rico karena sudah mengucapkan kata yang salah tadi. Dia menatap pria itu dari belakang. Rico bisa mengetahui keberadaan dirinya di rumah orangtuanya itu berarti jika Rico sudah dari kafe terlebih dahulu.

"Pak Rico. Maaf. Apa ada sesuatu sehingga pak Rico menjemput ku," tanya Anggita hati hati. Yang ditanya memutar matanya malas kemudian menarik nafas panjang.

"Evan sakit Nyonya. Evan sakit," kata Rico penuh penekanan.

"Mas Evan sakit?.

"Iya Nyonya. Suami anda sedang sakit," kata Rico sedikit kesal. Dia sudah mengatakan dari awal bahwa Evan sakit. Tapi sepertinya Anggita tidak menyimak pembicaraan mereka di telepon tadi.

Anggita kini bermain dengan pikirannya sendiri. Berjumpa dengan Evan akan kembali membuat dirinya terluka. Sikap dan kata kata dari suaminya yang seperti anak panah menancap hatinya membuat Anggita sebenarnya enggan untuk bertemu dengan Evan.

Setelah turun dari mobil, Anggita terlihat ragu masuk ke dalam rumah. Hal itu membuat Rico merasa kasihan kepada istri sahabat sekaligus atasannya itu. Sebagai orang yang sering bersama dengan Evan, dia bisa melihat sikap dingin Evan kepada Anggita.

"Masuklah Nyonya," kata Rico lembut tidak seperti tadi yang bersikap ketus kepada Anggita.

"Apa mas Evan yang meminta pak Rico menjemput aku tadi?" tanya Anggita. Mengingat perkataan Evan dua hari yang lalu yang terkesan tidak menginginkan kepulangan ke rumah ini membuat Anggita sangat ragu.

"Sebenarnya tidak. Itu hanya inisiatif aku sendiri. Kalau bukan istrinya yang merawat siapa lagi."

Keraguan itu semakin jelas terlihat di wajah Anggita. Sungguh, dia sudah mulai lelah dengan sikap Evan selama ini.

"Masuklah Nyonya. Jika kebaikan kamu ditolak itu akan menambah pahala bagimu. Tidak salah berbuat baik apalagi ke suami sendiri," kata Rico yang dapat melihat keraguan di wajah Anggita. Setelah mengucapkan hal itu, Rico masuk ke dalam mobilnya dan berlalu dari tempat itu.

Anggita mulai memasuki rumah itu hati yang tidak menentu. Dia semakin memberanikan diri masuk ke dalam kamar dimana Evan berada.

Anggita melangkah perlahan menuju ranjang dimana Evan sedang terbaring lemas dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga sebatas leher.

Melihat mata milik suaminya yang terpejam. Anggita memberanikan diri meraba kening suaminya. Anggita belum sempat menarik tangannya dari kening Evan, mata suaminya sudah terbuka.

"Maaf mas." Anggita menarik tangannya buru buru. Dia takut aksinya itu akan membuat Evan marah.

Pria itu tidak menjawab. Mungkin karena sakit tidak ada tatapan tajam seperti biasanya. Dia hanya menatap Anggita sebentar kemudian kembali memejamkan matanya.

"Mas, kamu sudah makan siang?.

"Belum."

Anggita rasanya ingin menangis mendengar jawaban suaminya. Ini pertama kalinya dia mendengar jawaban yang cepat dan tidak ketus dari Evan jika dirinya bertanya. Biasanya dia akan memberikan pertanyaan yang berulang baru dijawab.

"Aku buatkan ya mas," kata Anggita lagi.

Tapi kali ini, sepertinya dia harus mengulang pertanyaan lagi. Sudah ada sekitar lima menit, perkataannya belum dijawab.

"Aku buatkan ya mas," ulang Anggita. Tapi tetap saja perkataan tidak dijawab. Bahkan kini Evan sudah bergerak mengganti posisi tidurnya menjadi membelakangi Anggita.

Melihat hal itu, Anggita hanya bisa menatap suaminya dengan sendu. Gerakan suaminya itu diartikan oleh Anggita sebagai penolakan atas keberadaannya di rumah ini.

"Mas, jika keberadaan aku di rumah ini tidak kamu inginkan. Pak Rico yang menjemput aku dan memberitahu kamu sedang sakit. Maaf jika aku lancang masuk ke dalam rumahmu. Aku akan kembali ke Kafe. Aku akan meminta bibi Ani membuat maka siang untukmu."

Anggita akhirnya menyerah. Dia tidak ingin tersakiti lagi oleh sikap suaminya. Ada janin di rahimnya yang dia jaga. Anggita takut jika dirinya terus tersakiti dan mempunyai beban pikiran akan berpengaruh ke perkembangan janinnya.

"Dasar istri durhaka. Suami sakit bukannya diurus malah mengutamakan pekerjaan."

1
Janah Husna Ugy
Rico gk ada jodoh nya thor
Janah Husna Ugy
permainan ranjang nya hot nia dan Danny, timbang evan sama anggita
Janah Husna Ugy
kayaknya prank dech
Janah Husna Ugy
karma dibayar lgsg
#ayu.kurniaa_
.
echa purin
/Good//Good/
Ruzita Ismail
Luar biasa
Lala Al Fadholi
nia bodoh
Trisna
jangan hanya manis di awal yah Lex.
tapi di ending bikin Sad
Trisna
e Tah lah Nia sok jadi pahlawan banget.
Trisna
salsa ting-ting nih mah
senggol dong
Trisna
astaga Danny😂😂
Trisna
pak Rendra semakin di depan
Trisna
nah gitu dong Nia... berani berbuat, berani juga dalam bersikap. Lo memang salah
tapi mengemis no.
Trisna
Hot duda kaya raya
Trisna
Lo sendiri yang menciptakan penderitaan mu Nia😏😏
menjengkelkan
Trisna
Entah gimana perasaan Nia....
iri benci enggak yah dia nantinya sama Anggita🤔
Trisna
air mata mu tak berarti Nia.
💯%lo secara sengaja menjebak Danny. Lo menykiti pa Rendra.
tapi lo nenangis seakan-akan Lo yang tersakiti.
Trisna
gue curiga deh dama dokter itu di balik sifatnya yang tenang bisa saja dia bisa menghanyutkan.

sayang sih sayang tapi privasi bayi itu ada....
walaupun di bilang masih bayi
tidak mengerti apa-apa.
pada hal dokter itu orang luar tapi udah berani mandiin.
gue pikir yang agak bodoh itu adalah Anggita demi rasa nyaman
dia melupakan privasi putri mungilnya
Trisna
Nia mau jadi sugar baby nya om Rendra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!