Dalam rumah tangga, CINTA saja tidak cukup, ... Masih diperlukan kesetiaan untuk membangun kokoh sebuah BIDUK.
Namun, tak dipungkiri TAKDIR ikut andil untuk segala alur yang tercipta di kehidupan FANA.
Seperti, Fasha misalnya; dia menjadi yang KEDUA tanpa adanya sebuah RENCANA. Dia menjadi yang KEDUA, walau suaminya amat sangat MENCINTAI dirinya. Dia menjadi yang KEDUA, meski statusnya ISTRI PERTAMA.
Satu tahun menikah, bukannya menimang bayi mungil hasil dari buah cinta. Fasha justru dihadapkan kepada pernikahan kedua suaminya.
Sebuah kondisi memaksa Samsul Bakhrie untuk menikah lagi. Azahra Khairunnisa adalah wanita titipan kakak Bakhrie yang telah wafat.
Tepatnya sebelum meninggal, almarhum Manaf memberikan wasiat agar Bakhrie menikahi kekasihnya yang telah hamil.
Wasiat terakhir almarhum Manaf, akhirnya disetujui oleh Bakhrie dan keluarganya tanpa melihat ada hati yang remuk menjadi ribuan keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAM DUA LIMA
Fatima di atas kursi roda. Duduk melamun sembari menikmati sakit yang didera.
Stroke ringan dialaminya setelah kemarin, Jatmiko mengatakan jika anak yang dikandung Fasha berjenis-kelamin lelaki.
Selain pikiran negatif. Kesehariannya hanya diiringi rutukan yang tidak jelas didengar oleh Jatmiko dan Bachrie.
"Kamu bagaimana?" Saat Bachrie datang, yang pertama kali ditanyakan hanya mantu yang ada di penjara. "Sudah menceraikan Zahra?"
"Belum." Bachrie belum ada waktu untuk membesuk Azahra. Dia hanya menitipkan wanita itu bersama orang lapas.
"Gara-gara Zahra Ummi begini. Pokoknya kamu harus ceraikan Zahra setelah melahirkan! Bila perlu tuntut dia sampai masa hukumannya bertambah seumur hidup!"
Jatmiko menggeleng kepala. Wanita yang dinikahinya puluhan tahun lalu memang tidak pernah bisa berintrospeksi diri, bahkan setelah banyak hal, Fatima masih arogan.
Lihat, wanita itu terkekeh. "Fasha pasti menertawakan Ummi sekarang, Ngger! Fasha pasti menyumpahi Ummi, Ngger! Makanya Ummi sakit begini!"
"Fasha tidak mungkin begitu." Bachrie menyeru menegur.
Bukan istighfar, Fatima menggila. "Jangan sok tahu kamu, Bachrie! ... Ummi ini wanita, sebagai wanita, Ummi tidak akan pernah salah menilai sesama wanita!"
"Buktinya Ummi salah menilai Azahra!" sergah Bachrie kesal. "Sekarang, Bachrie yang menanggung akibatnya!"
Jatmiko menghela napas. Setiap hari, tak kunjung selesai, perdebatan Bachrie dan Fatima hanya perkara Fasha dan Azahra saja.
"Pokoknya Ummi nggak suka kalau Fasha dan keluarganya yang arogan, tertawa di atas penderitaan Ummi!" sumpah Fatima.
Bachrie menghela pelan. Bukan hanya anaknya, bahkan ibu dari anaknya juga ingin kembali Bachrie peluk dengan nikmat.
"Ummi mau cucu laki- laki. Jadi, kamu harus bisa ambil hak asuhnya setelah test DNA yang sah! Pastikan anak Fasha bukan anak dosen yang dulunya sopirnya Fasha!"
"Fatima..." Jatmiko menegur. Omongan istrinya sudah sangat keterlaluan. "Dari pada dzalim, fokus saja untuk sembuh!"
...][∆°°°°^°°∆°°^°°°°∆][...
Kembali hari- hari berlalu. Hidup masih berjalan, tanpa atau dengan tangisan lelaki itu.
Bachrie bergeming memandangi wajah mungil bayi tampan yang baru satu bulan lalu dilahirkan oleh Fasha. Abrar Malik Givara nama yang sudah menyertai putra Bachrie.
Wajah yang lucu, kalem, bahkan setampan dirinya, kini foto tersebut dijadikan sebagai layar pembuka di ponselnya. Kemarin, Bachrie dapatkan gambar tersebut dari Jatmiko.
Fasha mengirimkan pesan bergambar dan Jatmiko segera datang ke tempat Fasha demi membesuk cucunya, bahkan sudah sekian harta yang Jatmiko beri untuk pewarisnya.
Proses persidangan sudah berjalan hampir delapan bulan lamanya. Memang cukup alot, terus dipersulit, tapi kemarin sang hakim mengabulkan seluruh gugatan yang diajukan oleh penggugat melalui verstek.
Sebagaimana diatur dalam UU Perkawinan. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun jatuh kepada ibunya.
Beberapa dasar yang menjadi alasan cerai telah dirilis, ketidakharmonisan, suami tidak memenuhi kewajiban termasuk ekonomi, kekerasan fisik, krisis akhlak, gangguan pihak ketiga, dan poligami tidak sehat.
Di sini, Fasha telah mengalami segala hal; dianggap mandul, dicaci maki mertua, dimadu dengan cara tidak sehat, dibanding- bandingkan, dicurigai berselingkuh, tak dipercaya perkataannya, dibohongi, tidak diperlakukan secara adil, lengkap.
Fasha tahu, semua rumah tangga akan ada cobaannya. Di luar sana, bahkan banyak sekali wanita yang mampu menjalani kisah poligami dengan cara baik- baik.
Yah, dia pun sudah sebisa mungkin untuk menerima dan mencoba berdamai dengan kisahnya, akan tetapi berakhir MENYERAH.
Dari kejadian yang berlalu, Fasha telah paham dan mempelajari sesuatu; Fasha di dalam lubuk hati Bachrie tidak mendapat tempat spesial seperti bayangannya selama ini.
Layaknya makanan kemarin, mungkin masih bisa dihangatkan kembali, tapi rasa nikmat itu, tidak akan pernah sama lagi. GETAS, hubungan ini hanya akan berakhir RAPUH.
Andai saja nama Fasha se'spesial nama Bachrie yang terukir di hati Fasha, maka takkan pernah ada ketidak adilan yang Fasha terima meski dibaluti poligami.
Takkan ada kata jenuh yang Bachrie talun, karena sejauh Fasha berhubungan dengan Bachrie, Fasha menikmati di setiap momen kebersamaan yang dilalui, ... apa pun itu.
"Ngger..." Jatmiko mengusap punggung putranya, di mana akhirnya pria itu beranjak dari lamunan pilunya.
Keduanya berdiri di tengah- tengah ruangan sidang. Dilingkari banyak saksi yang bersiap mendengar ikrar talak dari mulut Bachrie.
"Lanjutkan, ikrarnya. Setelah ini, kamu masih bisa membujuk Allah, lewat jalur langit."
Diiringi air mata yang berderai, Bachrie terpaksa membacakan ikrar talak di depan pengadilan agama. Suaranya bergetar seakan dunia dan seluruh hidupnya runtuh.
Ketukan palu terdengar begitu menyayat hatinya yang sesak. Di sisinya, Fasha merentangkan kedua tangan sambil melemparkan senyum harunya.
"Terima kasih, Mas."
Bachrie tarik lengan Fasha, lalu mendekapnya begitu erat. Biar saja pelukan ini menjadi yang terakhir sebelum akta perceraian dikeluarkan.
"Terima kasih atas kesediaan mu." Fasha melerai pelukan, lalu mengusap lelehan bening yang mengaliri pipi mulusnya.
Lemas, ... kaki Bachrie tertekuk di lantai, genggaman tangan yang tak mau dia lepas dari tangan mulus Fasha membuat wanita itu ikut tertarik di depan persimpuhannya.
Cengkraman masih begitu erat, hingga Fasha sendiri tak bisa melepasnya, sakit, Fasha merintih, bahkan Jatmiko dan King Miller harus melerai dengan cara paksa.
"Aku masih akan meluluhkan mu lewat doa- doa ku, asal kamu tahu," kata Bachrie.
Fasha terisak sebelum bangkit dan mundur perlahan hingga dipeluk ayahnya. Bachrie yang dia kenal setelah ada Azahra, menjadi Bachrie yang suka menyakitinya.
Atau memang, sudah sedari dulu Bachrie se-egois itu; pencemburu berat, seenaknya sendiri, tak membela istri di depan Fatima, dan satu yang paling parahnya; hampir disetiap keinginannya harus selalu dipenuhi.
Hanya saja, mungkin dulu Fasha masih dibutakan cintanya hingga tak sadar akan perilaku toxic itu sendiri. Lihat, bagaimana Fatima meneriakinya tidak tahu diri.
"Putraku sudah memohon- mohon maaf, suamiku sudah memberikan warisannya, Azahra juga sudah dihukum, tapi memang dasar kamu wanita egois, Fasha!"
Plak!!! ... Ruang persidangan kemudian disemarakkan dengan tengkingan tamparan tangan Aisha yang mendarat di pipi Fatima.
Benar- benar wanita tidak tahu caranya berbuat baik. Bahkan, dalam kondisi berkursi roda pun, masih bisa senyalang itu dalam memberikan pandangannya.
"Kamu yang tidak tahu diuntung, Fatima!"
Fatima baru akan membalas. Namun, segera, Syahrul meraih ibunya yang masih berapi- api untuk membela saudaranya, King kemudian mengamankan Fasha, mereka keluar setelah dipersilahkan oleh pihak pengadilan.
Fasha takkan aman berada di sekitar Bachrie dan Fatima. Fasha sudah cukup menderita selama ini di sisi mereka, dan Fasha harus dipisahkan dari keduanya.
"Keputusan mu sudah benar, Sayang." King memeluk, mengecup kening Fasha yang tampak sesak menangisi perceraiannya.
"Bachrie tidak akan pernah berubah. Dia lelaki lemah yang hanya bisa mengatakan cinta tapi tidak membuktikannya!" imbuh King. Fasha manggut- manggut di sela tangisnya.
...Maaf lagi banyak perbaikan bab, jadi kemarin libur sehari......