Rinjani Prameswari yang biasa dipanggil Jani. Gadis cantik yang selalu gagal menikah. Berbagai kejadian tak terduga menimpa calon suaminya hingga ia di anggap pembawa sial.
Anggara Pramana yang biasa di panggil Angga, laki-laki yang selalu dikhianati oleh kekasihnya hingga ia akhirnya tidak peduli saat sang ibu akan menjodohkan dengan seseorang yang ternyata teman SMA nya.
Angga mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut pernikahannya setelah tahu siapa calon istrinya dengan sangat antusias. Sementara Jani, ia bahkan tak peduli hingga tak pernah mau tahu siapa laki-laki yang akan menikahinya.
Bagaimana jika keduanya akhirnya di satukan dalam satu ikatan pernikahan?
Lalu, bagaimana Keduanya melewati ujian pernikahan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya?
Ikuti Ceritanya.
Happy reading 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAM 10 Tinggal Di Apartemen Sebelah
Rinjani, After Married (10)
Pagi ini, Angga sudah bersiap. Ia akan ke menyelesaikan sesuatu sebelum akhirnya besok mereka melakukan grand opening cafenya.
" Hari ini aku mau keluar," ucap Rinjani saat mengancingkan kemeja Angga.
Sejak menikah, Angga selalu ingin dilayani oleh istrinya. Bahkan pakaian pun. Sampai awalnya Rinjani selalu mengatakan kalau dia bayi besarnya.
Sebelum punya anak sendiri, lebih baik aku memanfaatkan momen untuk memonopoli mu. Ucap Angga kala itu. Tak peduli ejekan Rinjani. Ia menikmatinya.
" Kemana?," Angga merangkul pinggang ramping Rinjani.
" Mall. Cuci mata," jawab Rinjani singkat. Beberapa hari ini aktivitasnya hanya di apartemen dan itu membosankan.
" Cuci mata?,"
" Hmm. Mau lihat yang bening-bening," ucap Rinjani terkekeh.
" Suamimu belum cukup bening memangnya?," Rinjani malah menepuk dada Angga.
" Bening, tapi tidak bisa di pajang," Angga hanya tersenyum tipis.
Cup
Angga mengecup kening Rinjani. Masih merasa mimpi bisa menikahi wanita ini.
" memangnya mau beli apa?,"
" Tidak tahu. Jalan-jalan saja. Bosan di rumah. Paling kulineran atau ke toko buku,"
Seharian ini ia tidak ada kegiatan. Bisnis onlinenya belum ia mulai lagi. Ia membuat berbagai barang yang ia rajut sendiri.
Rencananya akan mulai ia lanjutkan di rumah baru nanti. Koper mini berisi peralatannya pun masih rapi, belum ia buka.
" Jam berapa?,"
" Sudah Dzuhur,"
" Ok, nanti aku susul. Sekalian makan di luar. Tidak usah masak,"
" Siap, bos "
Setelah menunaikan shalat Dzuhur, Rinjani bersiap untuk pergi. Gamis yang ia kenakan berwarna senada dengan kemeja yang Angga gunakan tadi pagi. Ia memang sengaja.
" Assalamualaikum," Rinjani mengangkat telpon dari suaminya.
"Wa'alaikumussalam. sudah berangkat?,"
" Baru siap-siap."
" Oh. Naik apa?,"
" Bis ,"
" Aku jemput aja ya?," Angga khawatir. Ia baru ingat kalau Rinjani baru di kota ini.
" Tidak usah. Aku bisa sendiri kok. Kamu masih sibuk kan,"
" Untuk jemput kamu, aku selalu ada waktu,"
" Sweetnya. Tapi, aku bisa sendiri kok," wajah Rinjani memerah. Angga memang dari dulu selalu jadi laki-laki yang bersikap manis pada pasangannya.
" Yakin?,"
" Insya Allah,"
"Tidak akan tersesat?,"
Rinjani merasa terharu. Angga mengkhawatirkannya ternyata.
" Ada g00gle maps," jawab Rinjani singkat.
" Tapi .."
" Aku juga masih ingat beberapa jurus beladiri,"
"Benar juga. Tapi, bukannya kamu paling tidak bisa mukul orang?," tanya Angga terkekeh.
" Kalau membela diri masa iya aku tidak melawan?,"
Angga ingat, dulu saat ikut ekskul Rinjani langsung keluar dari ekskul beladiri karena paaa ujian kenaikan sabuk ada sparing. Sementara ia paling tidak bisa memukul orang. Lucu sih alasannya.
"Ya, udah. Nanti, aku langsung susul ke Mall kalau sudah selesai,"
" Ok,"
" Hati-hati,"
" Iya,"
" Assalamualaikum,"
" Wa'alaikumussalam,"
Rinjani melanjutkan siap-siap. Ia hanya perlu berjalan sedikit ke arah kiri setelah keluar dari gedung apartemen. Karena tidak jauh dari sana ada halte bis.
.
.
" Tidak jadi jemput, Jani?," tanya Alden saat melihat Angga masuk kembali dan meletakkan kunci mobilnya di atas meja.
" Katanya mau jalan sendiri,"
" Tidak apa-apa jalan sendiri di tempat yang baru untuk dia?,"
" Tidak apa-apa, aku pantau saja dari sini," jawab Angga sambil membuka ponselnya.
Bukan tidak khawatir. Hanya saja ia memilih untuk memberi kepercayaan pada Rinjani.
" Ck, aku pikir kamu tidak peduli," Alden berdecak sambil melihat apa yang dilakukan Angga yang begitu fokus pada ponselnya.
Ternyata memantau pergerakan Rinjani melalui GPS.
" Mana mungkin aku tidak peduli. Dia istriku, tanggung jawab ku. Di kota ini kita hanya berdua, kalau bukan aku yang menjaganya siapa lagi?," jelas Angga panjang lebar tidak terima di anggap tidak peduli.
" Kamu serius kan sudah move on dari Tika," Alden menarik kursi yang ada di depan meja, berhadapan dengan Angga.
" Kamu sudah tahu jawabannya kan?," Angga merasa Alden tidak seharusnya bertanya. Dia yang paling tahu tentang dirinya selain Luki.
" Ya, aku tahu. Hanya memastikan. Jangan sampai ada cinta lama bersemi kembali. Jika itu terjadi, aku orang pertama yang menentangnya," tegas Alden.
"Untuk yang sekarang aku serius. Kalau tidak mana mungkin sampai menikah. Pernikahan itu bukan hubungan yang pantas aku permainkan,"
" Syukurlah," Alden merasa lega.
" Sebenarnya ada apa?," Angga merasa ada sesuatu sehingga Alden tampak khawatir.
" Kamu tahu kan besok pembukaan kafe?,"
" Iya, lalu?,"
" Luki sudah cukup sehat untuk ikut kita di Aacara grand opening kafe besok. Jadi, kita akan dalam formasi lengkap,"
Deg
" Itu artinya?,"
" Ya, Tika pun akan datang. Bahkan setahuku dia datang hari ini,"
" Syukurlah kalau Luki sudah semakin membaik," Angga tak peduli soal Tika. Itu bukan urusannya.
" Kamu tidak khawatir soal Tika?," Alden mengerutkan keningnya.
" Aku lebih mengkhawatirkan Jani. Aku takut Tika merencanakan sesuatu,"
" Itu juga yang aku khawatirkan. Termasuk Luki," tambah Alden.
" Luki?,"
" Aku rasa mata hatinya mulai terbuka,"
" Jangan bertele-tele. Jelaskan!,"
" Dia mulai gamang dengan hubungannya dengan Tika. Empat tahun menjalani pernikahan, ia merasa Tika masih saja berusaha mengejarmu. Selama ini ia diam berharap Tika berubah nyatanya...," Alden mendesah.
" Luki salah jika berharap menikahi Tika dapat merubahnya. Jika dari awal dia hanya memanfaatkan Luki saja dan tidak berusaha berubah mencintai suaminya sendiri," Angga tahu itu.
" Kamu benar. Aku bersyukur dia sadar sekarang,"
" Lalu apa yang akan dia lakukan?,"
" mencari bukti agar perceraiannya berjalan lancar,"
" Dia sudah berpikir sampai kesana,"
" Iya. Karena Luki merasa hanya dia seorang yang berjuang untuk pernikahan mereka,"
" Aku tidak akan mencampuri keputusan Luki. tapi, aku akan mendukungnya," Angga tak ingin terlibat apapun yang berhubungan dengan Tika.
" Oh iya, ada satu lagi berita buruknya,"
" Apa?,"
Angga melihat Alden.
" Mereka akan tinggal di sebelah apartemen mu,"
Deg
...******...
" Hati-hati!!!," teriak Rinjani. Ia bahkan sampai menarik baju seorang anak perempuan yang akan naik eskalator seorang diri.
" Huawaaa!!!!,"
" Eh, sayang. Maaf.. Maaf mengagetkan mu," Rinjani berjongkok dan memeluk anak itu.
" Khal, sudah Mom bilang jangan pergi sendiri," seorang perempuan berambut panjang bergelombang datang menghampiri Rinjani.
" Maaf, tadi..."
" Terimakasih. Maaf anakku lepas dari pengawasanku sampai hampir naik eskalator sendiri," Perempuan yang mengaku sebagai ibu sang gadis kecil langsung mengambil alih anaknya.
" Oh iya, sama-sama," Rinjani sudah khawatir ia disalahkan tapi, nyatanya ibunya tahu keadaan sebenarnya.
" Kalau begitu saya permisi," Rinjani mengangguk dan naik eskalator menuju toko buku yang ada di lantai atas.
"Sudah. jangan menangis." kesal sudah pada sang putri yang tidak mau mendengarnya.
" Khalisa kenapa?,"
" Dia hampir naik eskalator sendiri. Untung ada yang mencegahnya naik,"
" Ya ampun, Khal. Itu bahaya, sayang,"
" Maaf..," Khalisa berpindah ke pangkuan Nola.
" Sudah. Yang penting kamu baik-baik saja,"
Khalisa memeluk wanita yang selalu ia panggil Onty itu.
" Jadi, kamu pindah langsung ke apartemen itu?,"
" Ya. baru sampai tadi pagi. Kalau saja Khalisa tidak mendengar aku akan menemuimu, dia pasti aku tinggal dengan Luki di apartemen," Wanita yang tidak lain adalah Mustika, atau Tika itu kesal karena ia harus membawa Khalisa di pertemuannya dengan Nola.
.
.
.
TBC
stlh prgi ninggalin ank istrinya,status pun sngja d gntung.....dia bhgia dgn kluarga barunya,tp ank istriyg lain di biarkn mndrta....cckkk.....egois...
luki ssuai nmanya....bru jd duda,skrng dpt perawan....kpn mreka dktnya y????ko akoh ga tau.....
😁😁😁....
Ya...karma udh nyktin ank istri,smp anknya trauma buat mnikah....skrng tba2 nongol ngsih slmt...situ sehat???
msa tiap nkah,trs ga cntk lg bkln trs cerai....mau kwin cerai brp kli kl ky gt???pdhl kl udh ga cnta mh blng aja,ga ush alasn sgla.....kn jd kslll....
Smngt y jani sm angga,yg pnting mst sling jjur mlai skrng.....
krna obsesi,akhrnya rugi sndri kn tika....khlngn suami dn ank,sng mntan yg d kjar jg ga pduli.....
Jani udh maafin angga y???
mngkn angga bkln jlasin alasn dia ga mau pnya ank,biar jani ga slh phm lg..btw,jani mst jgain suamimu y...bnyk plakor yg mngintai....
udh mh d slahkn sm suaminya gra2 hmil,trs mlah khilangn bnrn....pst krna dia yg ga d inginkn,mkanya d ambil kmbli....
Sbr y jani...
tkut bgt kl smp jani khilangn,apa lg yg bkin dia msk rs gra2 sng mntan dr suaminya....btw,angga bkln nrima ga y kl jani hml???kn dia blm siap pnya ank ktanya...
Nah loooo.....d talak jg akhrnya...mngkn luki udh nyerah,scra tika blm move on dr mntan....
jgn ksih celah sdkt pun buat pra ulat bulu,mskpn ga cma istri yg brjuang....yg pling pnting kn suaminya yg msti stia,trs jauh2 dr godaan setan.....
kl jani tau angga yg jd clon suaminya,pst bkln nolak....scra udh knl dr sma,mna udh tau sftnya yg playboy....
Btw,angga trauma knp y???prnh d khianati atw gmn.....