Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Aca
Di sekolah, Aca sedang beristirahat seorang diri. Kemarin dia sudah mencoba mi ayam, sekarang ia ingin mencoba mi ayam+ baso di mangkok berbeda. Meski badannya kecil, jangan salah dengan besarnya nafsu makan. Ia takkan gemuk, karena di belakang rumahnya, Dwi membuat tempat fitnes.
Memang tidak lengkap, tapi cukup untuk membuatnya membakar kalori. Karena tempatnya yang tidak terlalu besar, jadi hanya cukup beberapa alat saja yang bisa di taruh di sana. Seperti samsak, treadmill, dumbbell, dan speda statis.
Aca dengan mata berbinar, saat mang Dimar membawakan pesanannya.
"Makasih ya mang, padahal tadi ga papa Aca nunggu di depan. Dari pada ngerepotin mang, bawa pesenan Aca." ucap Aca dengan senyuman mengembangnya
"Nggak apa-apa neng, spesial pokonya mah buat neng mah. Ini es jeruk lemonnya, silahkan di nikmati yang neng." jawab mang Dimar, Aca mengangguk semangat.
Senyumannya menular pada mang Dimar, ia pun pamit kembali ke markasnya. Asik... markas dong
Saat Aca sedang enak-enak menikmati mangkuk kedua, yaitu makanan favoritnya di sini MI AYAM. Dan mood nya langsung ambyar, gegara ada yang gebrak mejanya.
Wajah cantik sumringah Aca langsung berubah dingin, bahkan orang yang menggebrak mejanya pun merasa terintimidasi.
"Ada apa? Apa kamu pikir mengganggu orang yang sedang makan, merupakan perbuatan yang patut mendapatkan tepuk tangan?" tanya Aca dengan menatap tak suka, pada si pembuat masalah.
Mang Dimar yang melihatnya dari jauh, hanya menggelengkan kepala.
"Salah sasaran sekarang neng Regina, bisa dia yang abis kena amuk." gumamnya pelan
Para pengunjung kantin, mengalihkan tatapan mereka pada meja Aca.
'Itu murid baru itu ya?'
'Iya, biasa si Regina mah. Merasa tersaingi kayanya'
'Mau gimana ga merasa tersaingi, lah murid barunya cantik gitu njir. '
'Bener, kayanya blasteran deh.'
"L-Lu jadi cewek jangan sok kecantikan deh" ucap Regina
"Hah? Sok kecantikan kaya gimana maksud lo sih? Lu ga liat gue lagi makan, sendiri pula. Jadi sok kecantikannya yang kaya gimana?Emang lu liat, gue makan sambil dandan? Lu liat, gua makan sambil goyang dua jari?" Regina terdiam
"Heran gue ma otak anak jaman sekarang, seneng banget labrak-labrak orang yang ga tau apa-apa. Bahkan kita kenal aja nggak, pernah papasan juga ga, sekelas apalagi?" lanjut Aca
"Jangan banyak bacot lo, gue ga suka ya liat lo yang jalan kaya princess."
"Ooohh... jadi lu ngerasa tersaingi ma gue, padahal gue jalan aja normal loh. Ga jalan sambil kayang atau jalan sambil buka baju gue. Ya tapi kao lo bilang gue kaya princess sih, makasih ya." jawab Aca
'Ni bocah ga tau aja kalo gue lebih tua dari kalian, pasti ada laki yang dia suka nih. Makanya kaya cacing kepanasan, ga jelas.' lanjut Aca dalam hati
"Jadi gimana nih? Mau lanjut baku hantam, kaya cewe-cewe yang ada di sinetron? Apa cuma adu mulut doang? Gue lagi makan nih, sampe ga mood lagi. Cuma gara-gara omongan lo yang unfaedah gini, liat... mi gue jadi ngembang kan, emang lu mau ngabisin nya? Kalo gua udah ga ada nafsu, buat lanjut makan." tanya Aca, namun Regina hanya diam saja.
"Gimana? Mau baku hantam? Ayo ke lapangan, gue ga suka masalah berlarut-larut. Apalagi gue ga tau masalahnya dimana ini? Tiba-tiba lu datang, gebrak meja." tanya Aca lagi, karena gemas Regina yang diam saja
BRAK
Regina pun terkejut, begitu juga dengan dua temannya di belakang. Bukan hanya mereka, para murid lain juga ikut terkejut. Termasuk yang kata mang Dimar, mos santet. wkwkwk
"JAWAB KALO ORANG NANYA, BUKAN DIEM AJA KAYA ORANG BISU LO!!" bentak Aca, efek masih lapar tapi makanannya sudah tidak ingin dia lanjutkan untuk menghabiskannya.
Bukannya menjawab, Regina malah pergi melengos meninggalkan Aca yang masih kesal.
"Ck.. jadi ga nafsu gue, buat ngabisin nya." Aca merasa kesal, ia pun membawa dua mangkuk itu pada mang Dimar
"Ini mang, maaf ya mi nya ga Aca habisin." ucap Aca
"Tapi abisin dulu atuh neng es lemonnya, biar adem hati ma pikirannya." tanpa di perintah dua kali, ia Aca pun menurut
"Jadi berapa mang?" tanya Aca, setelah ia menghabiskan minumannya.
"27rebu aja neng" Aca memberikan uang 30 pada mang Dimar
"Kembalinya ambil aja mang, makasih ya." ucap Aca
"Siap, makasih ya neng." Aca mengangguk dan pergi meninggalkan kantin
Sedangkan di kantin, mulai terdengar bisikan-bisikan ghoib.
"Gila sih tuh anak baru, berani banget lawan si Regina." ucap Angga
"Lah, si Dewa aja di bikin K.O. Apalagi cuma lawan cewek manja, kaya Regina." balas Mario
"Nggak usah bahas gue, bisa? Lu cuma mengingatkan, hal yang menyakiti harga diri gue." ucap Dewa kesal, Angga dan Mario pun terkekeh. Sedangkan Raka hanya diam, anteng dengan gadget nya.
.
.
Masih ada waktu 30 menit, Aca memilih melipir ke taman yang sepi. Gedek banget dia, di labrak sama bocah SMA. Ya bukan salah tu cewek juga sih, orang sekarang di juga jadi murid SMA.
"Baru hari pertama sekolah, udah ada aja yang bikin kesel. Lama-lama gue bom juga nih sekolah" gumam Aca seraya menghembuskan nafasnya, berharap kekesalannya berkurang. Dia pun memilih untuk duduk di bawah pohon rindang yang cukup besar, menyandarkan punggungnya di sana.
Angin yang berhembus, membuat Aca terlena. Hampir saja ia tertidur, seandainya ponsel miliknya tidak berbunyi.
"Kak Putra? Tumben banget telepon" ia pun menerima panggilan tersebut
"Ya kak?"
'Aca, kata Dwi kamu kembali masuk SMA?'
"Iya, habisnya aku bosan kak. Masa di rumah sendirian, kak Dwi kan kerja."
'Kenapa kamu tidak bekerja di perusahaan cabang? Kan bisa membantu kak Alex'
"Malas ahh, nanti Aca di kasih kerjaan menumpuk. Mending balik jadi murid SMA, pelajarannya juga udah Aca kuasai semua."
'Kamu memalsukan identitas?'
"Tidak, hanya memuda kan usia. hahaha"
'Ck, kamu ini. Tapi di sana tidak ada yang macam-macam denganmu kan?'
"Ga ada, mang siapa yang berani? Kak Dwi kan sudah mengajari Aca bela diri, ada yang macam-macam. Ya Aca babat habis dia, berani-beraninya cari gara-gara sama keturunan Mahendra."
'Tapi kamu menyembunyikan identitasmu kan?'
"Iya, kenapa emang kak?"
'Hanya waspada saja'
"Bukannya orang yang menculik Aca, sudah di beri hukuman mati. Kenapa masih cemas?"
'Dia memang sudah di tembak mati, tapi kita kan tidak tau ada siapa di belakangnya.'
"ok ok.. bel bunyi, Aca balik kelas ya kak."
'Ok, kalo ada apa-apa jangan diam saja. Cerita pada kak Dwi atau kakak'
"Iya kakakku sayang, ya udah ya. Bye" Aca menyudahi panggilan tersebut dan bangun dari duduknya, ia pun berlari ke kelas karena takut terlambat.
Tanpa Aca sadari, ternyata di sisi lain pohon tersebut. Ada yang mendengar pembicaraannya, orang itu bertanya-tanya siapa gadis itu? Mahendra? Sepertinya pernah mendengar nama itu, tapi dimana?
Tak mau ambil pusing, orang itu pun bangun dan kembali ke ruang guru.
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all💓💓💓...