Transmigrasi Menjadi Istri Mafia

Kenzo dan Andre sampai di mansion saat dini hari. cahaya mansion redup tapi bukan berarti tidak ada orang yang berkeliaran. Bodyguard penjaga mansion masih berjaga untuk menjaga mansion yang sewaktu waktu bisa saja terjadi serangan dadakan.

para pelayan sudah masuk ke paviliun belakang mansion,memang tempat mereka tidak bergabung dengan mansion agar lebih menjaga privasi.

" Tuan." bodyguard yang menjaga menunduk hormat saat Kenzo melewati mereka.

" Istirahatlah, besok libur." setelah mengatakan itu pada Andre, Kenzo langsung memasuki mansion.

Andre yang di tinggal masih belum percaya. "apa libur?."

"iya tuan Andre anda tidak salah dengar, besok libur."

Mendengar sahutan dari bodyguard malam membuat andre melompat kesenangan.

"aw.."desis nya melupakan luka nya Karena ke senengan.

"akhirnya libur." senyuman Andre merekah. Dengan gembira dia menuju kamarnya tanpa peduli orang lain melihat tersenyum sepanjang jalan.

" Kapan lagi libur kan, anggap aja sebagai ganti hari ini. "

.....

Kenzo baru memasuki mansion yang redup. Bukannya langsung ke kamar dia memilih ke arah dapur untuk mencari minuman. Tapi baru saja menginjakkan kaki nya di ambang pintu dia mendengar seseorang yang bernyanyi.

"na..na..na..na"

" du du du .."

"hem," gumamnya menghirup Indomie yang baru saja dia buat.

"wow jadi gini rasa sensasi Indomie." Belva berseru kagum.

" Kenapa tidak dari dulu aku merasakannya kalau tau mie ini enak."

Belva membayang dulu dia sangat lah menjaga pola makannya. Bukan menjaga lebih tepatnya sudah di atur sedemikian rupa oleh keluarganya. Dulu walaupun dia hidup mewah tapi dia tidak lah bebas ada aja larangan yang tidak boleh ia lakukan.

Tapi kini siapa yang akan melarangnya?. Baru saja Belva membayang sesuatu yang menyenangkan tiba tiba mangkok mie nya di tarik secara paksa.

"apa.." Baru saja Belva ingin berteriak marah karena ada yang menggangu dirinya tapi melihat Kenzo yang ada di depannya dengan tatapan dingin membuat kata katanya kembali tertelan.

"apa maksud mu?.. kembalikan." tangannya ingin merampas mie yang dia buat susah payah tapi dengan santainya Kenzo menjatuhkan nya di lantai.

Bola mata belva seakan ingin keluar saat melihat hasil pertamanya di buang dengan seenaknya.

"kau.." Tunjuk Belva seakan emosinya saat ini akan meledak.

" Tidak baik makan mie di malam." datar Kenzo tanpa merasa bersalah sama sekali.

"kau benar-benar brengsek!."

" Ya."

Belva Tidak tau harus marah seperti apa lagi. " Sialan Kenzo." Batinnya tak terima.

" aku gak mau tau masak lagi makanan ku." serunya dengan marah.

" Hey ..kau.."

" Kenzo sialan!!, brengsek jangan pergi!!."

Teriakkan Belva tak di hiraukan Kenzo yang terus berjalan ke kamarnya. Belva yang tidak terima mengejar Kenzo dengan wajah marah.

"sialan, belum pernah merasakan pukulan ku kan?..akan ku tunjukkan."sesampai di depan kamar Kenzo dia langsung menendang kamar Kenzo dengan ganas.

Menatap sekeliling yang sunyi. "Mau bersembunyi?...oh tentu saja tidak bisa."

Belva terus masuk ke dalam, ternyata kamar Kenzo lebih luas dari kamarnya tapi suasana di kamar ini sungguh seram seperti orangnya.

"kemana dia?.." bingung Belva tidak mendapatkan Kenzo di mana pun padahal dia tadi merasa sudah berlari mengejar Kenzo tapi kenapa dia kehilangan jejak.

"jangan jangan dia tidak di kamar?" karena sibuk Dengan dunianya Belva tidak menyadari kalau Kenzo sudah berada di belakangnya dengan hanya menggunakan handuk tak lupa rambutnya yang masih menetes air membuat nya terlihat seksi.

" Apakah ingatan mu sudah kembali dan ingin menggoda ku?." Nafas hangat Kenzo menyapu leher jenjang Belva membuat belva merinding. Dengan kecepatan maksimum dia berbalik. Tatapan nya seketika bertemu Kenzo membuat belva menelan Saliva. Saat tau Kenzo hanya menggunakan handuk untuk menutupi aset berharga membuat belva spontan berteriak.

" Mesum!!, dasar sialan!!. Brengsek." tanpa dia sadari di memberi pukulan pada dada Kenzo dengan kekuatan penuh. Kenzo yang tidak menduga serang itu tidak bisa mengelak.

bugh..

Uhuk..

Uhuk..

"eh..eh,kau kenapa?.." Belva dengan reflek memeluk Kenzo agar tidak jatuh. Jujur saja Belva tidak menyangka tinju mautnya membuat Kenzo muntah darah.

"aku enggak sengaja. Kenzo jangan mati dulu. Sorry sorry aku enggak bermaksud. Walaupun yang salah tetap kau yang mengejutkan aku." Dalam keadaan seperti ini belva masih bisa menyalah kan Kenzo dalam hal ini.

Belva dengan berat hati memapah Kenzo ke tempat tidur. Sedangkan Kenzo sendiri masih diam seolah tidak ada yang terjadi apa apa tadi. Dia tau itu bukan hanya pukulan Belva melainkan luka yang di dadanya. Itu luka saat penyerangan tadi. lumayan parah tapi Kenzo masih bisa menahan tapi saat terkena pukulan belva tepat titik dadanya yang terluka membuat nya langsung muntah darah.

"hey, kau denger tidak!" teriak Belva yang dari tadi di abaikan.

"berisik!"

Dada Belva kembang kempis menahan emosi. " Kalau bukan kau lagi sekarat hampir mati udah aku hajar lagi." ucap Belva langsung pergi dari sana.

Kenzo yang di tinggal begitu saja menatap kesel. " Tidak berperasaan." seandainya ada Andre di sini pasti dia melongo melihat tuannya itu kesel. Jarang jarang ekspresi seperti ini muncul.

Kenzo mengira Belva pergi meninggalkan nya begitu saja tapi siapa sangka dia kembali dengan membawa air mineral dan sekotak obat.

"ngapain kembali?..jangan menggodaku. Karna itu membuang waktu ku."

Belva hampir tersandung mendengar kata percaya diri Kenzo.

" Ya tuhan anda percaya diri sekali tuan." ucap Belva tak percaya. " siapa yang menggoda mu, aku hanya memastikan kau tidak mati hanya karena tinju mautku." ketusnya lalu duduk di samping Kenzo.

" Jangan berpura pura kau pasti sekarang lagi mencari kesempatan untuk menyentuh ku." Kenzo menggesernya tubuhnya agar menjauh dari Belva.

"apa?." Belva malah bertanya karena tidak percaya apa yang baru dia dengar. Mencari kesempatan?..yang bener saja.