Elena Andrade gadis 19 tahun tumbuh diantara keluarga konglomerat yang penuh konflik....
Sang ayah menikah lagi dengan sahabat baik mendiam sang ibu,membuat Elena sering bertengkar dengan ayah nya itu,karna tidak terima sang ayah menikah dengan sahabat masa kecil ibu nya sendiri....
bagaimana kisah nya?
yuk mampir dan baca....
(boca harap minggir)🚩
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 17
Setelah adengan panas siang hari itu berakhir,Elena pun langsung tertidur pulas,dan Mathew pun melepaskan dasi yang ia pakai untuk mengikat tangan dan kaki Elena,lalu menyelimuti Elena tubuh Elena yang sudah polos memakai kain seprei....
"Cup.tidurlah sayang,maafkan aku," bisik Mathew mencium kening Elena dengan lembut,lalu bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa saat kemudian Mathew kembali keluar dari kamar mandi,lalu berjalan menuju wall closet miliknya,namun tiba-tiba....
Tok...tok...tok...suara ketukan pintu kamar dari luar cukup keras,membuat Mathew mendengus kesal,lalu melangkah dengan lebar menuju pintu kamar....
Ceklekkkkk...Mathew membuka separu pintu kamar,lalu menatap sosok yang mengetuk pintu kamar dengan tatapan dingin....
"Tunggu aku,di ruang tenga," perintah Mathew singkat.
"Ba~ baik tuan," sahut sang asisten sambil menunduk,lalu berbalik dan pergi.
Mathew pun kembali menutup pintu kamar,lalu bergegas menganti pakaian nya,dan keluar dari dalam kamar menuruni anak tanga menuju ruang tenga....
"Bagaimana?" tanya Mathew sambil berjalan menghampiri sang asisten yang sedang berdiri menungu kehadiran nya di ruang tenga.
"Sudah selesai Tuan,dan dia ingin bicara langsung dengan Tuan," jawab sang asisten Mathew,lalu mempersilahkan seorang pria paru baya yang tak lain adalah ayah Ricky.
"Selamat siang Tuan Mathew,maaf aku menganggu jam istirahat mu," sapa pria paru baya bernama Tuan Aldo Gonsalves,yang tak lain adalah ayah Ricky.
"Tidak apa-apa tuan Aldo,silahkan duduk," sahut Mathew menuntun tuan Aldo menuju ruang tamu.
Lalu mereka pun duduk berhadapan.tak lama para pelayan menghampiri mereka sambil membawa troli makanan berisi teh hangat beserta kue brownies....
"Tuan,permisi," tegur sala satu pelayan dengan sopan,lalu menyajikan teh dan kue itu diatas meja kaca.
"Tuan Mathew,tidak perlu repot," ujar tuan Aldo merasa tak enak hati sudah bertamu dan merepotkan Mathew.
"Tidak apa-apa tuan Aldo,ini baru pertama nya kali nya Anda bertamu," selah Mathew menyilangkan kaki nya,lalu mengangkat gelas berisi teh hangat tersebut,dan menyeruputnya,sambil menatap tuan Aldo dengan tatapan dingin.
"Be~begini tuan Mathew,kedatangan saya kemari ingin meminta maaf atas tindakan putra saya,dan saya janji akan mendidik nya lebih keras lagi," ujar tuan Aldo dengan gugup.
Mathew pun lanjut menyeruput teh hangat nya,sambil mendengar perkataan tuan Aldo....
"Dan saya minta tolong jangan batalkan kerja sama kita tuan,hanya itu saja," lanjut tuan Aldo,lalu menatap Mathew dengan wajah lesu.
Mathew pun menghela nafas kasar,lalu meletakan kembali cangkir yang ada di tangan nya diatas meja....
"Aku tidak akan membatalkan nya,tapi ini adalah peringatan terakhirku," ujar Mathew menekan perkataan nya.
Tuan Aldo pun tersenyum lega,lalu berdiri dan membungkuk hormat kepada Mathew....
"Saya jamin Tuan,ini tidak akan terjadi lagi," tegas tuan Aldo.
"Bagus," sahut Mathew tersenyum smirk,karna ia tau kalau Elena sedang berdiri di anak tanga sejak tadi,dan mendengarkan semua perbicangan mereka.
"Om,sejauh ini kah kamu bertindak," batin Elena mengepal kuat kedua tangan nya.
"Kalau begitu,saya pamit dulu tuan,permisi," tuan Aldo pun berbalik dan hendak pergi,namun ia menghentikan langka kaki nya,dan kembali menoleh ke arah Mathew,"Terima kasih banyak Tuan," ucap tuan Aldo,lalu berjalan pergi menuju pintu mansion.
"Mau sampai kapan,kamu berdiri disitu," tegur Mathew dengan suara keras,tampa menatap ke arah Elena.
Elena pun mendengus kesal,lalu berjalan menuruni anak tanga dengan marah,lalu melangka menghampiri Mathew yang tenga duduk membelakangi nya....
"Om! Kenapa Om melakukan semua ini?" tanya Elena dengan suara keras bercampur emosi.
Mathew pun tersenyum menyeringai,lalu bangkit dari duduk nya,dan berbalik lalu melangka mendekati Elena,saking dekatnya jarak mereka,sampai membuat Elena bisa menghirup nafas dan bau parfum Mathew....
"Apa salah nya Elena?" tanya Mathew dengan suara pelang,namun tegas.
Elena pun menelan luda dengan kasar,lalu perlahan mengangkat kepada,dan memberanikan diri menatap Mata Mathew....
"Om,ini salah,Om tidak seharusnya melakukan ini,kalau papa tau,maka papa akan marah besar dan kecewa kepada Om," jelas Elena.
"Cih!"
Mathew mendesis dengan kesal,lalu mengangkat sala satu tangan nya,dan meraih rambut panjang Elena yang terurai,lalu mencium dan menghirup nya....
"Aku tidak peduli,karna bagaimana pun dia akan menjadi ayah mertuaku,kalau dia menolak,aku pun tidak peduli,asalkan kamu akan tetap menjadi milik ku,Elena," lanjut Mathew menekan perkataan nya,sambil tersenyum smirk.
"Om,sepertinya Om butuh pengobatan untuk menyembuhkan penyakit mental Om itu," sentak Elena Marah.
Grapppp...Mathew yang tersingung dengan perkataan Elena,langsung meraih leher Elena,lalu meremas nya dengan nafas memburu marah.Elena yang tak menyadari aksi tak terduga dari Mathew pun langsung berusaha meronta....
"Jaga perkataan mu Elena,jangan melangkahi batas kesabaran ku,dan Ingat! Jauhi boca itu,atau akan kubuat dia hidup melarat di jalanan," tekan Mathew menatap Elena yang sedang meronta dengan tajam,lalu melepaskan tangan nya dari leher Elena.
Elena yang sudah terlepas dari Mathew,langsung menghirup udara dengan rakus,lalu mendongak menatap Mathew dengan marah....
"Huf...huf...huf...Dasar sial*ng! Gila!" Umpat Elena dengan nafas ngos-ngosan setelah leher nya dilepas oleh Mathew.
"Ayo cepat ikut aku,aku akan mengantar mu pulang," ajak Mathew meraih kunci mobil,lalu berjalan menuju pintu mansion,namun tak ada jawaban dari Elena,membuat nya menghentikan langka kaki,lalu menoleh kebelakan.
"Atau kau ingin menginap disini malam ini?" tanya Mathew.
"Dalam mimpi mu saja," gerutu Elena kembali berlari kecil menaiki anak tanga menuju kamar Mathew.
Lalu kembali keluar sambil membawa tas milik nya,dan berjalan pergi meningalkan Mathew dengan wajah cemberut kesal,lalu masuk ke dalam mobil.melihat aksi Elena,Mathew hanya tersenyum samar,lalu ikut masuk ke dalam mobil....
gercep amat si mathew