Jeslyn wanita yang berprofesi sebagai Dokter Bedah, dipaksa menikah dengan Dave Christian Tjendra penerus dari Tjendra Group yang tidak lain adalah cinta pertama sekaligus anak dari sahabat ayahnya.
Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahannya karena selalu diacuhkan oleh suaminya, Jeslyn juga harus merelakan suaminya menikah lagi atas desakan ibu mertuanya karena dirinya belum juga hamil setelah satu tahun pernikahan.
Jeslyn yang tidak sanggup untuk melihat suaminya menikah lagi memilih untuk bercerai. Dave yang awalnya sangat ingin bercerai dari Jeslyn karena tidak mencintai istrinya, tiba-tiba berubah pikiran. Davetidak mau melepaskan Jeslyn. Dia tidak rela kalau nanti Jeslyn menikah dengan orang lain.
"Jika kau tidak mencintaiku, maka, lepaskanlah aku." -Jeslyn
"Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikanmu." -Dave
Banyak konflik dan cerita berliku, jika tidak suka dengan cerita ini silahkan di SKIP. Harap bijak dalam memberikan bintang. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persetujuan Jeslyn
Jeslyn baru saja keluar dari ruang operasi, Dia melangkah pelan menuju ruangannya. Terlihat beberapa perawat dan dokter lainnya juga keluar dari ruangan operasi. Saat Jeslyn berencana pulang, tiba-tiba ada pasien gawat darurat yang harus dia tangani.
Jeslyn baru saja selesai menangani pasien itu saat waktu menunjukkan pukul 12 malam, sehingga membuat Jeslyn berencana untuk tidak pulang malam ini, Jeslyn memutuskan untuk tidur di rumah sakit.
Sudah dua hari Jeslyn tidak pulang ke rumahnya karena pekerjaannya yang baru selesai saat larut malam. Dia sudah terbiasa tidur di rumah sakit. Mereka jarang sekali berkomunikasi, hanya jika ada urusan mendesak saja mereka akan saling menghubungi. Selama ini Dave juga tidak pernah peduli Jeslyn pulang atau tidak.
Setelah menikah Dave jarang sekali pulang ke rumah yang mereka tempati. Dia lebih sering tidur di apartemen pribadinya yang tidak jauh dari kantornya. Hanya beberapa bulan ini dia terlihat sering pulang ke rumah yang mereka tempati.
Dari dulu mereka menjalani kehidupan masing-masing, seperti orang asing. Meski begitu, Dave tidak pernah membawa wanita lain ke apartemennya.
Dia bahkan tidak pernah berkencan dengan wanita manapun setelah menikah. Walaupun dia tidak mencintai Jeslyn, tetapi dia tidak pernah berniat untuk mempunyai hubungan dengan wanita manapun sebelum dia bercerai dengan Jeslyn. Jeslyn sama sekali tidak tahu tentang kehidupan Dave di luar.
Mereka memang tertutup untuk kehidupan pribadi masing-masing. Setelah menikah Dave lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor, dia benar-benar fokus pada kemajuan perusahaannya sebab itulah dia menjadi salah satu pengusaha tersukses yang disegani oleh banyak orang.
Pagi ini, Jeslyn memulai aktifitas seperti biasa, setelah membersihkan tubuhnya dia berjalan menuju lokernya untuk mengambil baju ganti. Jeslyn memang selalu menaruh beberapa setel pakaian bersih di lokernya untuk berjaga-jaga, jika dia harus menginap di rumah sakit.
Setelah Jeslyn selesai memakai jas dokternya, dia terlihat berjalan menuju ruang prakteknya, sebelum menuju ruang operasi. Selain jadwal operasi besar pada pagi hari. Jeslyn juga memilki memiliki jadwal praktek yang akan berakhir pada malam hari. Padatnya jadwal hari ini, membuat Jeslyn akan pulang larut malam lagi, karena dia juga harus berkunjung ke pasien rawat inap khusus pasien VVIP.
Setelah berkutat dengan pekerjaannya seharian penuh, Jeslyn memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Karena besok adalah hari minggu, dia akan pergi bersama Dion ke makam orang tuanya, sehingga dia memutuskan untuk pulang walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Ketika Jeslyn sampai di rumah, Dia melihat Dave sudah berada di kamar dan sudah tertidur pulas. Ada sedikit perasaan sedih saat mengingat kondisi rumah tangganya yang akan berakhir pada perceraian nantinya.
Tidak banyak yang Jeslyn minta saat dia akan menikah dengan Dave. Dia hanya ingin dicintai oleh Dave, tetapi harapannya pupus setelah dia mengetahui kalau Dave sudah mencintai wanita lain.
Dave memang banyak disukai oleh wanita di luar sana, tetapi Dave tidak pernah merespon mereka. Orang di kantor Dave juga tidak ada yang tahu kalau Dave sudah menikah, jadi banyak yang berusaha untuk mendekatinya.
Dave hanya terlihat akrab dengan beberapa wanita yang sudah lama dia kenal, ada satu wanita yang sangat dekat dengannya, yaitu seketrtaris Dave, wanita cantik, tinggi semampai, wajah mungil, mata bulat yang bernama Diana. Banyak rumor yang menyebutkan kalau mereka memiliki hubungan khusus.
Berita itu juga tidak luput dari pendengaran Jeslyn. Jeslyn belum pernah bertemu langsung dengan Diana, tetapi rumor itu santer terdengar dua bulan setelah menikah dengan Dave.
Jeslyn juga tidak tahu tentang kebenaran gosip itu, dia tidak berani menanyakan pada suaminya. Dave juga terlihat tidak ingin menjelaskan apapun padanya, jadi Jeslyn memutuskan untuk diam saja.
Setelah merebahkan tubuhnya di samping Dave, tidak lama kemudian Jeslyn tertidur pulas. Esok harinya Jeslyn bangun lebih siang dari pada biasanya. Dave sudah tidak ada saat dia bangun. Jeslyn tidak tahu Dave pergi ke mana, karena hari ini hari minggu, seharusnya Dave berada di rumah.
Pada siang hari, dia pergi ke makam orang tuanya bersama dengan Dion. Setelah pulang dari makam orang tua Jeslyn, Dion memutuskan untuk mengantar Jeslyn pulang. Dion dan Jeslyn turun dari mobil setelah mereka sampai di depan rumah Jeslyn.
“Terima kasih Dion karena sudah mengantarkan aku hari ini. Maaf merepotkanmu,” ucap Jeslyn setelah mereka turun dari mobil dan sedang berdiri saling berhadapan.
Dia tersenyum tulus. “Kau bukan orang lain Jes, kita sudah bersahabat dari dulu, kenapa kau tiba-tiba bersikap kaku terhadapku!” ucap Dion.
Jeslyn tertawa saat melihat ekpresi Dion yang tampak tidak terima dengan sikapnya. “Maaf Dion. Aku hanya merasa sudah menggangu waktu istirahatmu di hari liburmu!”
“Bukankah kau sudah sering melakukannya, aku juga tidak keberatan dengan hal itu. Aku tidak menyukai sikapmu yang seperti itu, kau seperti memberi jarak di antara kita.”
Jeslyn mengangguk. “Baiklah, maafkan aku. Aku janji tidak akan melakukakannya lagi,” ucap Jeslyn sambil tersenyum manis pada Dion.
Dion menyentuh bahu Jeslyn. “Masuklah. Besok kita akan bekerja lagi, lebih baik kau bersitirahat hari ini. Wajahmu pucat, kau terlihat seperti kurang istrirahat. Konsumsilah vitamin secara rutin, agar tubuhmu tidak tumbang nanti. Kau itu dokter kenapa masih tidak bisa merawat tubuhmu sendiri. Aku tidak mau merawatmu lagi, jika kau sampai jatuh sakit seperti waktu itu.”
Jeslyn pernah pingsan saat dirinya kelelahan bekerja, dia melewatkan sarapan dan jam makan siang sehingga membuatnya pingsan. Saat itulah Dion memarahinya habis-habisan karena tidak bisa membagi waktu sehingga dia sampai mengabaikan jam makannya. Dion selalu menasehati Jeslyn jika dirinya terlalu banyak bekerja dan lupa untuk memperhatikan kondisi kesehatannnya sendiri.
Dion bersikap seperti itu, karena dia merasa bertanggung jawab terhadap Jeslyn. Papa Jeslyn pernah meminta padanya untuk menjaga Jeslyn jika dia sudah tidak ada. Papanya berpesan ketika mereka saja lulus dan mendapatkan gelar dokternya. Papa Jeslyn memang percaya dengan Dion karena selama ini Dionlah yang selalu menjaga Jeslyn.
“Siap komandan!” canda Jeslyn sambil tersenyum lebar. “Aku pulang dulu,” ucap Dion sebelum dia masuk ke dalam mobilnya. Jeslyn mengangguk. Dia berjalan masuk ke dalam rumahnya setelah mobil Dion meninggalkan rumahnya.
Jeslyn tampak terkejut saat melihat Dave sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. “Kau dari mana?” tanya Dave saat melihat Jeslyn akan menaiki tangga menuju kamar mereka. Jeslyn memutar tubuhnya dan menatap Dave. “Dari makam orang tuaku!” ucap Jeslyn singkat.
“Ada hubungan apa kau dengan laki-laki itu? Kenapa kau selalu pergi bersamanya?” ucap Dave dengan wajah tidak suka. Jeslyn menghela napasnya pelan. “Dave kami hanya berteman, kami memang sudah dekat, jauh sebelum aku mengenalmu! Lagi pula dari dulu memang dia yang selalu mengantarku ke makan orang tuaku.”
“Kenapa harus dengan dia? Kau bisa memintaku untuk mengantarmu ke sana!” ucap Dave tidak terima. Dabe masih tidak terima dengan alasan yang dilontakan oleh Jeslyn.
Jeslyn menatap Dave. “Bukankah dulu aku pernah memintamu untuk mengantarku ke sana tetapi kau tidak mau. Kau selalu beralasan sibuk dan tidak punya waktu setiap aku memintamu untuk mengantarku ke sana. Kau juga bilang padaku untuk meminta orang lain untuk mengantarku supaya ada yang menemaniku ke sana,” ucap Jeslyn dengan wajah kesal.
“Dulu memang aku sedang banyak kerjaan Jeslyn. Aku tidak bisa meninggalkannya karena pekerjaanku yang menumpuk. Aku juga sering keluar negri untuk urusan bisnis, jadi aku tidak bisa menemanimu!”
Dave memang mempunyai ambisi yang kuat untuk membuat perusahaanya maju dengan pesat. Dia ingin membuat perusahaannya berskala internasional.
“Dave semua sudah berlalu, aku tidak pernah menyalahkanmu karena tidak bisa menemaniku. Aku sudah terbiasa pergi dengan Dion. Kau tidak perlu ikut campur urusanku lagi,” Jeslyn mendekati Dave, lalu menyodorkan selembar kertas putih yang diambil dari dalam tasnya.
“Aku sudah menandatanginya. Aku berharap kau bisa hidup bahagia dengan Felicia nantinya dan segera mendapatkan keturunan,” lanjut Jeslyn lagi.
Dave meraih kertas yang disodorkan oleh Jeslyn, Dave tampak melihat kertas itu, sudah ada tanda tangan Jeslyn di dalam surat perjanjian yang dibuat olehnya. Bukan perasaan bahagia yang ada di dalam hatinya saat Jeslyn sudah menyetujui pernikahan antara dirinya dengan Felicia.
Dave memandang Jeslyn dengan tatapan tajam. “Apa kau benar-benar tulus mendoakan pernikahanku atau kau berharap bisa cepat pergi dariku setelah Felicia melahirkan?”
Jeslyn menatap heran pada Dave, pernikahan itu adalah kemauan ibunya, bukan kemauannya, bagaimanapun awalnya dia menolak Dave untuk menikah lagi, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Jeslyn sudah berusaha untuk mengikhlaskan Dave karena dia tidak punya pilihan lain lagi, tetapi justru Dave tidak ingin melepasnya.
“Dave, aku tidak punya pilihan lain selain mendokanmu agar kau cepat memiliki keturunan supaya ibumu berhenti mengangguku dan mengejekku. Seandainya kalau aku memintamu untuk tidak menikah lagi, apa kau bisa menolak permintaan ibumu?”
Dave terdiam setelah mendengar perkataan perkataan Jeslyn. “Kau tidak bisa kan? Jadi lebih baik kita jalani peran kita masing-masing saat ini. Aku sudah merelakanmu saat aku menandatangi perjanjian ini Dave. Aku akan mencoba untuk berdamai dengan keadaan, cuma itu caranya agar aku tetap bisa bertahan sampai kita bercerai nanti,” lanjut Jeslyn lagi saat Dave tidak kunjung memberikan jawaban untuknya.
Jeslyn tahu kalau Dave tidak akan bisa menolak permintaan ibunya. Dia tidak akan mau repot-repot memperjuangkan dirinya.
“Dave mulai sekarang kau harus menjaga jarak denganku. Aku tidak mau bertengkar dengan Felicia karena kecemburuannya padaku. Aku bisa melihat tatapan tidak suka Felicia saat pertama kali aku melihatnya. Aku hanya ingin menghindari konflik dengannya, agar aku bisa menjalani hidupku dengan tenang. Aku tidak ingin bermusuhan dengannya Dave.”
Dave menatap penuh arti pada Jeslyn. “Jeslyn, dari pada kau mengurusi aku dan Felicia, lebih baik jauhi laki-laki yang bernama Dion. Aku tidak menyukai dia. Aku peringatkan lagi! Kau harus menjauhinya. Mulai sekarang kau harus bilang padaku kemanapun kau pergi, kau harus meminta ijin terlebih dahulu padaku, jika kau akan pergi ke luar apalagi dengan laki-laki lain, terutama dengan Dion,” ucap Dave dengan wajah serius.
“Kau tidak bisa melakukan ini kepadaku Dave. Kau mengingkari perjanjian kita, perjanjian itu kau sendiri yang membuatnya tetapi kini kau sendiri yang melanggarnya,” ucap Jeslyn marah.
Dave berjalan mendekati Jeslyn. “Perjanjian kita yang lama sudah tidak berlaku lagi, ketika kau sudah menandatangani perjanjian baru. Aku tekankan sekali lagi padamu Jeslyn! Kau masih menjadi istriku, kewajibanmu untuk menuruti semua perkataanku. Mulai sekarang aku akan ikut campur selagi masih berhubungan denganmu, karena kau adalah istriku,” ucap Dave dengan wajah dingin.
“Aku membencimu Dave!”
“Terserah! Yang pasti aku tidak akan melepasmu sampai Felicia bisa memberikan keturunan padaku,” ucap Dave sambil melangkah menaiki tangga mendahului Jeslyn. Dave menghentikan langkah kakinya sejenak, dia berbalik dan menoleh pada Jeslyn.
“Nanti malam kita akan ke rumah orang tuaku. Kita akan berangkat pukul delapan malam!” Dave melajutkan langkah kakinya menuju ruang kerja.
Jeslyn berusaha untuk mengontrol emosinya. Dia tidak menyangka kalau Dave akan mengatur hidupnya ketika perjanjian itu sudah di tanda tangani. Jeslyn mulai cemas, bagaimana kalau Felicia tidak bisa memberikan anak pada Dave.
*********
Saat ini Dave dan Jeslyn sedang duduk di ruang keluarga bersama dengan kedua orang tua Dave. Mereka sudah memberitahukan pada ke dua orang tua Dave, kalau Jeslyn sudah menyetujui pernikahan kedua Dave. Wajah ibu Dave terlihat sangat senang setelah mendengarnya.
Senyum lebar tidak pernah luntur dari ibu Dave, sementara Ayah Dave tampak menatap iba pada Jeslyn, walaupun Jeslyn berusahan untuk menampilkan wajah tegar, tetapi ayah Dave mengetahui kalau Jeslyn sebenarnya menangis dalam hatinya. Ayah dave tahu kalau Jeslyn tidak pernah rela kalau Dave menikah lagi.
Ibu Dave tampak sibuk menghubungi beberapa orang untuk mempersiapakan pesta pernikahan Dave. Ibu Dave berencana membuat pesta pernikahan mewah untuk anaknya karena pernikahan Dave dan Jeslyn dulu dirahasiakan, jadi tidak ada perayaan apapun setelahImereka resmi menjadi suami istri.
Ibu Dave juga akan mengundang banyak media dan semua orang penting dalam pernikahan anaknya. Ibu Dave ingin memperkenalkan Felicia sebagai istri satu-satunya Dave.
Karena suasana hati ibu Dave sedang baik. Dia meminta Jeslyn dan Dave untuk menginap di sana. Dave tidak menolak karena dia juga sedang lelah, dia berencana untuk pulang di pagi hari. Dave dan Jeslyn berjalan menuju kamar Dave yang berada di lantai dua.
Mereka memang selalu tidur di kamar Dave jika, mereka sedang menginap di mansion orang tuanya Dave. “Sepertinya ibumu benar benar ingin menyingkirkan aku darimu,” ucap Jeslyn sambil tersenyum miris.
Dave yang semula akan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya, tiba-tiba dia urungkan saat mnedengar ucapan sinis dari Jeslyn. “Apa maksudmu?”
“Apa kau tidak mendengar? Ibumu berancana mengumumkan pernikahanmu dengan Felicia kepada semua orang. Dia bahkan akan mengundang banyak media. Dia ingin memberitahukan kalau Felicia adalah satu-satunya istrimu dan sekaligus satu-satunya menatu di dalam keluarga ini. Aku rasa dia ingin aku mundur dan pergi meniggalkanmu dengan segera,” ucap Jeslyn dingin.
“Aku akan bicara pada mama untuk membuat pesta yang sederhana dan tidak perlu mengumumkan pernikahanku,” ucap Dave datar sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
“Tidak perlu! Itu akan lebih mudah bagiku. Orang lain tidak akan ada curiga terhadapku. Mereka tidak akan menyangka kalau aku juga istrimu. Aku juga tidak mau ibumu kecewa dan berpikir, kalau aku yang memintamu untuk tidak merayakan pesta pernikahanmu dengan Felicia.”
Dave menghentikan langkahnya lagi, kini dia berjalan mendekati Jeslyn. Dave menunduk dan meraih dagu Jeslyn. “Sepertinya kau senang, jika tidak ada yang tahu kalau kau sudah menikah. Apa kau berencana untuk menggaet laki-laki lain karena tidak ada yang tahu tentang statusmu itu?”
Jeslyn menghempasakn tangan Dave dari dagunya, lalu menatap tajam pada Dave. “Kenapa kau menuduhku yang tidak-tidak? Kalau aku berniat seperti itu, sudah lama aku lakukan Dave. Itu bukanlah hal yang sulit untukku.”
Rahang Dave mengeras. “Mulai sekarang, kalau kau berani mempunyai hubungan dengan laki-laki lain, saat kau masih berstatus sebagai istriku, aku tidak akan tinggal diam. Aku akan mematahkan kaki laki-laki itu dan membuatnya menderita Jeslyn..! Jadi, lebih baik kau menjauh dari laki-laki lain mulai saat ini,” ancam Dave dengan tatapan tajam. Dave meninggalkan kamar mandi, dia tidak memeprdulikan tatapan tidak suka dari Jeslyn.
Jeslyn tampak tidak bisa berkata-kata lagi. Dia merasa kalau Dave benar-benar membuatnya sakit kepala. Dia sudah mulai mengekang dirinya dan mulai membatasi setiap gerak-geriknya.
Setelah Dave selesai berganti pakaian, dia meninggalkan Jeslyn sendirian dia kamarnya. Jeslyn mulai menangis setelah kepergian Dave. Air mata yang sedari tadi ditahannya sudah tidak bisa dia bendung lagi.
Setelah cukup lama, Dave kembali masuk ke kamarnya. Dia melihat Jeslyn sudah terlelap. Saat Dave akan tidur dia melihat wajah Jeslyn yang tampak sedih, ada bekas air mata di sudut matanya. Dave menghela napas berat.
Saat pagi hari Jeslyn tampak menggerakkan tubuhnya. Jeslyn belum menyadari kalau dirinya sedang berada dalam pelukan Dave saat ini. Dia tampak nyaman dan mempererat pelukannya.
Wajah Jeslyn saat ini tepat berada di depan dada suaminya. Dave mulai membuka matanya. Dia terkejut saat melihat kalau Jeslyn sedang berada di dalam pelukannya dan sedang memeluk erat dirinya.
Dave berusaha untuk menjauhkan tubuhnya dari Jeslyn, tetapi dia agak kesulitan. Dave menunduk menatap wajah Jeslyn yang tampak polos. Tiba-tiba pandangan Dave beralih pada bibir ranum Jeslyn. Ada dorongan dalam dirinya untuk mencium bibir itu.
Dave mendekatkan wajahnya pada Jeslyn lalu menempelkan bibir mereka. Dave melu*mat bibir Jeslyn dengan penuh kelembutan. Tidak seperti saat pertama kali dia mencium Jeslyn waktu itu, dulu dia mencium Jeslyn dengan kasar.
Dave merasa bibir Jeslyn terasa manis dan lembut membuatnya tidak ingin melepaskan ciumannya. Jeslyn mulai membuka matanya dengan pelan.
Mereka bertatapan sejenak. Jeslyn belum sepenuhnya sadar. Dia merasa kalau dirnya sedang bemimpi indah, selain itu Jeslyn juga berpikir kalau Dave tidak akan pernah mau menciumnya apalagi menyentuhnya.
Dave terlihat tidak juga melepaskan ciumannya, Jeslyn mencoba membalas ciuman Dave karena dia pikirnya itu hanya mimpi, setidaknya dia ingin merasakan sentuhan lembut dari Dave walaupun hanya dalam mimpi. Dia merasakan hal yang aneh dalam dirinya saat bibir mereka saling berpagutan. Semua terasa nyata, tidak seperti mimpi.
Jeslyn meraba wajah Dave, seketika dia menjauhkan wajahnya saat menyadari kalau itu bukan mimpi. Jeslyn beralih dengan cepat menatap tangan kanannya yang sedang memeluk tubuh Dave. Dia buru-buru bangun dari tidurnya lalu menunduk dengan wajah yang memerah.
“Maafkan aku. Aku tidak sengaja,” ucap Jeslyn dengan suara pelan. Dia merasa malu karena dirinya memeluk Dave dengan erat, bahkan membalas ciuman Dave.
Dave turun dari tempat tidur. “Aku akan mandi terlebih dahulu, setelah itu baru kau. Kita akan pulang setelah kau sudah siap,” ucap Dave acuh.
Wajahnya tampak datar, dia terlihat biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Jeslyn merutuki kebodohannya, seharusnya dia memastikan dulu itu mimpi atau kenyataan. Dia merasa malu, dia bingung akan bersikap seperti apa kepada Dave nantinya.
Bersambung...