Menikah dengan pria yang tidak di cintainya, dan sering di sakiti oleh suaminya sendiri, membuat hati Farhana mati rasa. Namun semua berubah saat kedatangan Ayah mertuanya yang berstatus Duda dan sangat Hot. Lalu apakah Farhana akan beralih ke lain hati ataukah akan tetap mempertahankan pernikahannya?
Ikuti terus kisahnya, ya!
follow IG @thalindalena
Add Fb Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bantu aku bercerai
Gery berjalan sempoyongan memasuki rumahnya. Ia menatap Ayah dan Istrinya bergantian, sambil tertawa cekikikan seperti orang gila.
"Ada apa, Dad? Jangan mengatur hidupku lagi," ucap Gery sambil menunjuk Dante yang tengah menatapnya dengan tajam.
"Bastard!!" umpat Dante lalu berjalan mendekati putranya itu dengan perasaan emosi, kemudian tanpa tendeng aling-aling, Dante melayangkan tinju ke wajah Gery dengan keras.
BUGH!
"Arghhh!" Gery memekik kesakitan. Tubuhnya tersungkur di lantai, ia memegangi rahangnya yang terasa sangat sakit.
Hana menutup mulutnya dengan salah satu tangannya lantaran sangat terkejut dengan tindakan ayah mertuanya itu.
Kesabaran Dante sudah habis, seharusnya sejak dari kemarin dirinya menghajar putranya itu dengan keras.
"Bangun!!" bentak Dante dengan kuat, kedua matanya melotot lebar, dan urat-urat kecil di lehernya sampai menonjol, menandakan jika dirinya sangat emosi.
Dante menarik kerah putranya itu dengan sangat kuat, agar Gery beranjak dari lantai.
"Cih! Bahkan kamu bermain jallang di luar sana?!" umpat Dante, saat mencium parfume wanita dari tubuh putranya itu dan juga melihat ada tanda merah di leher Gery.
Dante sudah tidak sabar lagi, ia mengepalkan tinju tangannya ingin memukul putranya lagi, namun gerakan tangannya di tahan oleh Hana.
"Daddy, sudah," pinta Hana dengan kedua mata yang berkaca.
Dante menurunkan tangannya, kemudian mendorong Gery ke belakang agar menjauh darinya.
"Daddy kenapa tega memukulku," tanya Gery sebelum ambruk dan tidak sadarkan diri.
*
*
*
Dante mengangkat tubuh putranya itu menuju kamar yang ada di lantai atas.
Hana memasuki kamar tersebut semberi membawa mangkok kaca dan washlap untuk mengelap tubuh suaminya.
Hana menatap nanar suaminya yang tidak sadarkan diri di atas tempat tidur.
Kepingan memori pada saat ia akan menikah dengan Gery melintas di benaknya. Dulu ia berfikir Gery adalah pria yang baik, dan ia berharap jika pernikahannya itu bisa harmonis walaupun pernikahan mereka dari perjodohan orang tuanya. Akan tetapi, semua harapan musnah, kala Gery memperlakukannya seperti seorang pembantu, dan lebih parahnya lagi, Gery kerap kali membawa wanita lain ke dalam rumahnya.
"Aku akan membantumu," suara bariton Dante menyadarkan Hana dari lamunannya.
"Iya, Dad." Hana menjawab sembari berjalan mendekati tempat tidur, lalu mendudukannya di sana.
Dante membuka satu persatu kancing kemeja yang di pakai oleh putranya itu. Ia berdecak kesal saat melihat banyaknya tanda merah di dada Gery.
"Biar aku saja yang mengerjakannya." Dante mengambil mangkok kaca dari tangan Hana, saat melihat menantunya itu tidak baik-baik saja. Dante yakin saat ini hati Hana hancur lebur seperti abu.
"Tidak apa-apa, Dad." Hana menahan tangan Dante. Lalu ia dengan telaten mengelap tubuh suaminya itu dengan perasaan yang teramat sakit.
Apakah dirinya masih ingin mempertahankan pernikahan yang menyiksa batinnya?
Kini ia sadar dan akan mengambil keputusan yang tegas untuk kebahagiaanya sendiri.
Dante menghela nafas panjang. Menatap Hana yang terlihat begitu rapuh, namun tetap berusaha sok kuat.
Selesai mengelap dan mengganti pakaian Gery, kini Hana dan Dante keluar dari kamar tersebut.
"Daddy, bantu aku bercerai dengannya," pinta Hana dengan suara yang bergetar dan kedua matanya berkaca-kaca. Ia sudah tidak kuat menjalani rumah tangga seperti ini.
Dante tersenyum tipis, lalu salah satu tangannya terangkat mengelus pucuk kepala Hana dengan penuh kelembutan, layaknya seorang ayah yang perhatian kepada anak gadisnya.
Namun perlakuan Dante yang seperti itu mampu menggetarkan hati Hana.
***
Jangan lupa dukuangannya ya bestie.
btw mampir juga ya dikaryaku jika berkenan/Pray/
Mommymu itu yang tidak tahu diri jangan di tiru.
jangan cuma enaknya aja yang kau nikmati.
papanya gak penting beeuuuhhh
Istrimu kau sia2kan dengan berbagai tuduhan yang belum tentu kebenarannya. Daddymu dapat janda yang masih tersegel wkwkwk