Ji An Yi adalah seorang gadis biasa yang mendapati dirinya terjebak di dalam dunia kolosal sebagai seorang selir Raja Xiang Rong. Dunia yang penuh dengan intrik, kekuasaan, dan cinta ini memaksanya untuk menjalani misi tak terduga: mendapatkan Jantung Teratai, sebuah benda mistis yang dapat menyembuhkan penyakit mematikan sekaligus membuka jalan baginya kembali ke dunia nyata.
Namun, segalanya menjadi lebih rumit ketika Raja Xiang Rong-pria dingin yang membencinya-dan Xiang Wei, sang Putra Mahkota yang hangat dan penuh perhatian, mulai terlibat dalam perjalanan hidupnya. Di tengah strategi politik, pemberontakan di perbatasan, dan misteri kerajaan, Ji An terjebak di antara dua hati yang berseteru.
Akankah Ji An mampu mendapatkan Jantung Teratai tanpa terjebak lebih dalam dalam dunia penuh drama ini? Ataukah ia justru akan menemukan sesuatu yang lebih besar dari misi awalnya-cinta sejati yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
Setelah pertemuannya dengan Raja Xiang Rong di taman, Ji An merasa semakin tertekan. Ia tahu sikap Raja masih dingin, tetapi setidaknya ia berhasil menunjukkan niat baiknya. Namun, suara misterius tiba-tiba terdengar lagi
"Jantung... hanya perlu Jantung teratai itu"
Ji An panik suara itu benar benar membuatnya sesak.
Ji An menggigit bibirnya, mencoba menahan gejolak rasa sakit yang tiba-tiba menyerang tubuhnya. Suara misterius itu terus bergema dalam pikirannya, semakin menekan dirinya.
“Jantung... hanya perlu Jantung Teratai itu,” suara itu mengulang lagi, lebih tajam, lebih menusuk.
Ia meremas dadanya yang terasa panas, seperti ada bara api yang menggerogoti tubuhnya dari dalam. Napasnya memburu, dan tangannya bergetar hebat. Ji An terhuyung ke kursi taman, merasa tubuhnya kehilangan tenaga.
Lin Li yang berada di dekatnya segera berlari menghampiri. “Nona! Apa yang terjadi? Nona terlihat pucat!”
“Aku... tidak apa-apa,” Ji An mencoba menjawab, meskipun jelas suaranya lemah.
Lin Li tampak panik, mencoba menopang tubuh Ji An. “Nona, tolong jangan memaksakan diri. Haruskah hamba memanggil tabib istana?”
“Tidak!” Ji An buru-buru menghentikan Lin Li. Ia tidak bisa membiarkan siapa pun tahu tentang kondisinya, apalagi Raja Xiang Rong. Ini bukan sekadar penyakit biasa—ia tahu ini ada hubungannya dengan kutukan yang membawanya ke dunia ini.
“Bantu aku kembali ke kamar,” Ji An memohon, suaranya hampir tak terdengar.
Di dalam kamar, Ji An duduk bersandar di tempat tidurnya, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Suara itu masih terdengar samar, tetapi kini lebih halus, seperti berbisik langsung ke dalam jiwanya.
“Jantung Teratai adalah kunci untuk bebas. Kau tahu itu.”
Ji An menutup matanya, mencoba mengusir suara itu. Tapi semakin ia melawan, semakin kuat suara itu menggema di kepalanya.
“Kenapa kau terus mengingatkanku?” Ji An berbisik pada dirinya sendiri. “Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?”
Namun, suara itu tidak menjawab. Sebaliknya, rasa sakit di dadanya kembali muncul, memaksanya untuk membungkuk, hampir jatuh ke lantai.
Lin Li yang berada di luar pintu mendengar erangan Ji An. Ia buru-buru masuk, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. “Nona! Apa yang terjadi? Hamba benar-benar harus memanggil tabib!”
Ji An menggeleng lemah. “Tidak... jangan. Aku hanya butuh istirahat.”
---
Keesokan harinya, Lin Li datang dengan kabar yang tak terduga.
"Nona, hamba mendengar kabar bahwa Yang Mulia Raja akan mengadakan pertemuan pribadi dengan para pejabat untuk membahas masalah pemberontakan di perbatasan. Ini adalah kesempatan langka. Mungkin Nona bisa mencoba menawarkan bantuan atau mencari cara untuk menunjukkan kemampuan Nona."
"Bukankah Nona putri dari anak adipati,pasti Nona sangat familiar dengan masalah pemberontakan bukan ?" Lin Li menatap Ji An dengan penuh percaya diri
Namun Ji An dengan susah payah menelan air liurnya karna gugup,ia bukan Ji An anak dari adipati Dong Yi,dia hanya gadis biasa yang tersesat di dunia kolosal bagaimana ia bisa mengetahui masalah itu.
Ji An termenung. “Raja tidak akan mengizinkanku ikut campur dalam urusan negara, Lin Li. Aku hanya selir biasa disini aku tidak memiliki hak walaupun Ayah ku seorang pejabat di istana tapi posisi ku tidak setinggi itu "
"Ayolah Nona bukankah anda ingin menarik hati Raja Xiang Rong, Nona harus percaya pada kemampuan Nona Sendiri ,Hamba tahu dulu dikediaman ,Nona sering belajar tentang masalah politik dan strategi perang ,Nona benar-benar sangat ahli melakukannya " Bujuk Lin Li ia percaya bahwa Tuannya adalah wanita yang luar biasa
Ji An menghela napas panjang, mencoba menyembunyikan kegugupannya. Ia tahu Lin Li hanya ingin membantu, tetapi kenyataannya jauh lebih rumit. Ji An bukan putri Adipati Dong Yi yang ahli dalam urusan negara. Ia hanya gadis dari dunia lain yang terjebak dalam tubuh seorang selir istana.
Namun, kata-kata Lin Li menyentuh sisi keberaniannya. Jika ia ingin mendapatkan Jantung Teratai dan kembali ke dunianya, ia harus mengambil risiko. Mendekati Raja Xiang Rong dan menunjukkan nilainya adalah satu-satunya cara.
“Baiklah, Lin Li,” Ji An akhirnya berkata, meskipun suaranya terdengar ragu. “Aku akan mencoba. Tapi, aku butuh lebih banyak informasi tentang pemberontakan itu. Kau bisa mencarikan sesuatu untukku?”
Lin Li tersenyum lega. “Hamba sudah menyiapkan segalanya, Nona. Hamba mendengar bahwa pemberontakan terjadi di perbatasan utara, di wilayah yang sebelumnya pernah dikuasai keluarga Dong Yi sebelum diserahkan ke kerajaan. Mungkin itu ada hubungannya dengan sejarah keluarga Nona?”
Ji An merasa tenggorokannya mengering. Wilayah itu? Ia bahkan tidak tahu bahwa keluarga Dong Yi memiliki hubungan dengan perbatasan. Tetapi, ia tak ingin membuat Lin Li curiga.
“Bagus. Kita akan gunakan itu sebagai pintu masuk,” Ji An berkata dengan suara yang lebih tegas dari sebelumnya. “Bantu aku menyiapkan sesuatu untuk menghadap Raja Xiang Rong. Aku akan mencoba mengajukan saran kecil... dan berharap ia mendengarkan.”
---
Beberapa jam kemudian, Ji An berdiri di luar ruang kerja Raja Xiang Rong. Jantungnya berdegup kencang, tetapi ia menarik napas dalam-dalam dan memantapkan diri. Jika ia ingin mendapatkan perhatian Raja, ini adalah saat yang tepat.
Setelah diizinkan masuk, Ji An melangkah ke dalam ruangan. Raja Xiang Rong sedang membaca gulungan laporan, dan wajahnya yang tegas tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan meskipun masalah besar sedang ia hadapi.
“Apa yang kau inginkan kali ini, Ji An Yi?” suaranya dingin, tetapi tidak mengusirnya.
Ji An membungkuk hormat. “Yang Mulia, hamba mendengar tentang pemberontakan di perbatasan utara. Hamba berpikir... mungkin hamba bisa membantu.”
Raja Xiang Rong mendongak, tatapannya berubah tajam. “Membantu? Kau pikir, seorang selir sepertimu tahu sesuatu tentang pemberontakan? Jangan mencoba mencampuri urusan negara.”
Ji An menggigit bibirnya, berusaha menahan rasa gugup. Ia tidak boleh menyerah. “Yang Mulia, meskipun hamba tidak punya pengalaman langsung, keluarga hamba memiliki hubungan sejarah dengan wilayah itu. Hamba mendengar bahwa banyak masalah pemberontakan berasal dari ketidakpuasan para warga terhadap sistem pajak baru. Jika itu benar, mungkin hamba bisa membantu mencari solusi.”
Raja Xiang Rong memandangnya lama, matanya penuh kecurigaan. “Kau begitu ingin menarik perhatianku, ya? Atau ini hanya cara licikmu untuk mengamankan posisimu di istana?”
Ji An merasakan darahnya mendidih, tetapi ia menundukkan kepala. “Yang Mulia, hamba hanya ingin menebus kesalahan hamba. Jika Yang Mulia tidak mengizinkan hamba, hamba tidak akan memaksa.”
Untuk sesaat, suasana hening. Raja Xiang Rong akhirnya menghela napas panjang. “Baiklah. Jika kau benar-benar ingin membuktikan dirimu, aku akan memberimu satu kesempatan. Buktikan bahwa ucapanmu ada gunanya.”
Ji An terkejut, tetapi ia menyembunyikan keterkejutannya dengan membungkuk lagi. “Hamba tidak akan mengecewakan Yang Mulia.”
Saat Ji An meninggalkan ruangan, jantungnya masih berdetak kencang. Ini adalah langkah besar—dan sangat berisiko. Namun, jika ia berhasil, mungkin ia bisa mendekati Raja Xiang Rong lebih jauh... Dan ia bisa mendapatkan setengah jantung teratai milik Raja Xiang Rong lalu kembali pulang ke dunia nyata.