“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 15 Kedatangan Tuan ale
Sudah 3 hari setelah pembukaan kafe, Olivia maish sibuk dengan kafe barunya. Kare yag dibuka oleh Olivia 3 hari lalu saat ini terbilang sangat rame, banyak pemuda yang menghabiskan waktunya untuk mengobrol atau mengerjakan tugas disana. Olivia sangat senang senang dengan hal itu.
Di kafe ini Olivia dibantu oleh 2 orang yang bekerja bersamanya yaitu Renna dan Sasa. Pada hari pembukaan Olivia membuka lowongan untuk orang-orang yang tertarik dengan profesi sebagai pelayan toko dan orang yang berhasil masuk yaitu Renna dan Sasa, mereka seumuran dan masih dibawah umur Olivia
“Ren, meja no 14 ya” – Olivia yang meletakkan Roti dan kopi di nampa
“Oke kak” – Renna menerima nampannya dan segera membawa ke meja tersebut, Sasa ada dibagian pembuatan kue, sebenarnya Olivia akan menghandle semua yang berhubungan denga kue tersebut tapi berhubung Sasa memiliki keahlian di bidang itu, maka Olivia menyerahkan semuanya ke Sasa.
“Kak Liv, sudha siap” – Sasa memberikan beberapa kue yang sudah jadi ke Olivia untuk dipajang ke etalase kue
“Oke” – Olivia tampak senang dengan aktivitas barunya.
Kringg…. Itu adalah bunyi pintu toko kue Olivia saat ini
Anna berjalan masuk dan itu semua terlihat oleh Olivia
“Kenapa na? perlu bantuan?” – Olivia yang mengkhawatirkan kondisi Anna
“Tidak aku hanya mampir, terima kasih untuk pegawai barunya” – Anna mengucapkan terima kasih ke Olivia karena memberikan pegawai untuk Anna, dia adalah Amanda, Amanda adalah salah satu penguhuni rusun. Dia biasanya membantu Olivia mengajar di rusun.
“Biar tidak memberatkan kamu untuk berjaga sendiria” – Olivia menanggapi Anna
“Kau butuh bantuan?” – Anna melhat kondisi kafe yang ramai dengan pengunjung
“Sepertinya aku butuh bantuanmu” – Olivia memang mengharapkan bantuan kali ini
Anna sedang berdiri di meja kasir sekarang, mencatat semua pesanan yang para pengunjung pesan, Olivia sedang standby di sebelahnya untuk menyiapkan kue dan minuman yang mereka pesan. Anna sangat senang bisa melakukan sesuai diluar kebiasaannya saat ini.
Hingga tamu yang ini membuat beberapa pengunjung sedikit heboh dan penasaran kenapa orang seperti dia bisa mampir di kafe kecil seperti ini.
Ale dengan Sam masuk kekafe milik Olivia.
“Liv” – Anna yang mengkode Olivia
“Ya aku melihatnya, biasa saja jangan terlalu berlebihan” – Olivia memperingatkan Anna
“Ga berlebihan sih tapi dia emang ganteng parah” – Anna masih terkagm-kagum dengan makhluk yang ikut mengantri di barisan pengunjung yang datang
“Biasa aja kaliii Ann” – Olivia tersungut dan masih fokus dengan pekerjaannya
Setelah beberapa pengunjung terlayani akhirnya Ale sudah didepan meja kasir.
“Bisa anda sebutkan pesanan anda tuan” – Anna melayani sesuai prosedurnya
“Coffe latte 2, milky redvelvet 1 dan 2 brownis strawberry” – Ale to the point
“Ada lagi?” – Anna dengan profesional
“cukup” – Ale langsung meninggalkan kasir dan mencari tempat duduk sedangkan untuk urusan bayar membayar dilakukan oleh Sam yang sudah siap disana
Ale mememukan tempat duduk yang pas sekarang, duduk di salah satu kursi sofa di pojok ruangan, banyak sekali pengunjung yang mencuri pandang terhadapnya
“Ihhh ganteng banget ternyata tuan Ale kalo dilihat dari dekekt” – hebohnya
“Iya bener banget, gilaaa hidungnya mancung banget, rahangnya bener-bener sexy” – salah satu pelanggan disana.
Ale tidak merasa risih dia biasa saja, hal seperti ini sudah biasa dia hadapi. Sam yang datang kemeja itu meletakkan kue dan minumannya disana. Sam menarik salah satu kursih disamping tuannya dan menyiapkan peralatan kantor tuannya. Semua yang dilakukan kedua orang tersebuut tidak pernah lepas dari mata Olivia
“Dia berniat bekerja disini?” – Olivia dengan gumamannya
“Mungkin, dia menyiapkan beberapa hal itu buktinya” – Anna menimpali
“Kenapa sihhh, ganggu banget tau ga kalau dia disini” – Olivia yang menggerutu
“Kenaa ganggu, untung kali Liv lihat kafenya tambah rame” – Anna yang senang bukan kepalang karena kafe semakin rame karena kehadiran Ale
“Ga gitu juga” – Olivia langsung meninggalkan Anna disana
Ale memang berniat untuk bekerja di kafe milik Olivia, dia tidak mengerti dengan tingkahnya sendiri, bahkan Sam meyakinkan dirinya apakah dia benar-benar ingin bekerja diluar kantor.
Ale saat ini sibuk dengan beberapa berkas dan laptop dihadapannya. Suasana yang awalnya kurang kondusif akhirnya pelanggan lain bisa mengerti situasi dan meredam kehebohannya sendiri untuk tidak menganggu Ale disana.
Olivia juga membiasakan diri, dia tidak terpaku dengan kedatangan Ale, dia menganggap tidak ada apa-apa. Olivia menjalani dan menjalakan kafenya seperti biasa, membersihkan meja kosong, melayani pelanggan dan lain-lain. Anna sudah kembali ke toko bunga katanya ada pesanan bunga yang harus dia rangkai.
Olivia berfikir apabila kafenya masih seramai ini dalam waktu seminggu dia akan menambah personel untuk membantunya disini.
Semua berjalan dengan normal sekarang hingga tidak terasa sudah menunjukkan jam malam, kafe seharusnya sudah tutup tetapi Olivia masih menunggu Ale untuk pulang dari kafenya.
Olivia berinisiatif untuk memberikan informasi kepada Ale karena kafe akan ditutup, semua sudah bersih dan rapi hanya tinggal mematikan lampu dan mengunci pintunya.
“Maaf tuan, kafe akan tutup” – Olivia yang mengganggu Ale dan Sam saat ini
Ale dan Sam yang baru sadar pun mulai mengedarkan pandangannya.
“Duduklah” – Ale memerintahkan Olivia untuk duduk disebelahnya, sofa panjang yang masih cukup untuk beberapa orang
“Hah” – Olivia tidak mengerti maksudnya hanya diam
“Duduklah Lily” – Ale menajamkan matanya ke arah Olivia
Olivia yang ditatap seperti itu mengerutkan nyalinya dan akhirnya duduk agak jauh dari tempat duduk Ale
“biarkan aku istirahat sebentar” – Ale dengan lancang langsung meletakkan kepala ke paha Olivia dan memposisikan diri terlentang dengan posisi kaki tertekuk
Sam yang melihat ituu membalikkan tubuhnya dan menunggu tuannya di mobil diluar kafe
“tuan” – Olivia spontan memekik
“Diamlah, aku hanya istirahat” – Ale dengan santainya, Olivia tau sepertinya Ale memang lelah karena yang dia amati hari ini, Ale hanya meninggalkan tempatnya saat kekamar mandi saja setelah itu dia sibuk dengan kertas dan laptopnya
Setelah menunggu hampir 30 menit, Ale bangun dan duduk di tempatnya.
“Apa pendapat mu dengan perjodohan ini Lily?” – Ale menanyakan dengan nada datar
“Maaf tuan, saya belum memikirkan itu” – Olivia dengan jujur
“Bagaimanapun kamu akan tetap jadi tunangan saya” – Ale langsung mengeluarkan kertas yang berada didalam tas kerjanya. Kertas itu adalah undangan atas nama dirinya dan Ale tentang hari pertunangannya.
“Maksud anda apa tuan? Aku belum bersedia untuk menjadi tunanganmu dan tiba-tiba kau mengadakan acara tunangan” – marah Olivia, dia melihat tanggal dalam acara itu dibulan depan.
“tidak ada penolakan di tunangan ini, kamu akan jadi tunangan saya bagaimana pun caranya” – Ale dengan tegas dan rahang yang awalnya mengendur langsung tertarik kaku dengan penolakan Olivia
“Kenapa kau tidak bertunangan dengan kekasihmu saja” – Olivia sudah mulai berani
Ale yang ditantang seperti itu hanya diam mengamati orang didepannya yang masih kesal dengan keputusannya
“Kau kekasihku” – Ale dengan tegasnya
“Kita baru kenal, aku ga tunangan atau nikah sama kamu, kamu bisa memilih cewek lain diluar sana” – Olivia yang masih tak habis pikir
“Aku memilihmu” – Ale dengan tegas. Dia bangun dari tempat duduknya dan keluar menuju mobilnya, meninggalkan Olivia yang masih tidak bisa menerima bahwa dia akan bertunangan dengan Ale bulan depan.