Khalisa harus menelan pil pahit kala calon suaminya malah menikahi sahabatnya sendiri disaat pernikahan mereka hanya 1 minggu lagi. Sakit hati tentu saja Ia rasakan tapi karena tidak mau terlalu berlarut dalam kesedihan Ia akhirnya menerima tawaran Paman nya yang seorang Direktur sebuah rumah sakit untuk menjadi relawan di daerah terpencil.
Bertahun-tahun Ia menjadi relawan dan setelah semuanya selesai Ia memutuskan untuk pulang dan melepas rindu dengan keluarga nya. Namun, bukannya melepas rindu setelah pulang Ia malah harus menghadapi Arkana Xander Walton akibat perjodohan gila yang diatur keluarga nya.
" Tanda tangani kontrak itu! "
" Lebih baik batalkan saja pernikahan ini jika harus terikat kontrak. Aku tidak berminat untuk bermain dengan sesuatu yang sakral. "
Bagaimana kisah ke-dua nya yang harus bersatu disaat hati keduanya berbeda. Sanggup kah Khalisa hidup bersama Pria kejam nan gila seperti Arkan atau Ia akan menyerah.
Mari simak cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahrotul Wulandary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bimbang
Arkan dengan geram membanting semua barang diatas meja kerjanya saat setelah mereka sampai di perusahaan. Rasa dongkol serta amarah menumpuk dalam dadanya kala mengingat bagaimana Khalisa menolak pernikahan mereka.
Apa Perempuan itu masih mengingat para mantannya yang bodoh itu sampai tidak mau menikah dengannya. Ia tampan bahkan hampir mendekati kata sempurna. Ia juga memiliki harta yang berlimpah bahkan kekuasaan yang mengerikan sudah berada di tangannya. Tapi mengapa Perempuan itu masih menolaknya. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh otak Perempuan cantik itu.
" Tuan Anda.. "
" Pergi ke dokter bedah agar mata Mu di keluarkan dan diberi kepada para binatang buas itu. Berani sekali mata kotor Mu menatap calon Istri Ku! "
Lukas merinding bukan main mendengar ucapan Tuannya. Apa kesalahan nya sampai Ia harus mengeluarkan mata nya. Sepertinya Ia tidak membuat kesalahan apapun hari ini. Mood Tuannya sedang sangat buruk sepertinya setelah keputusan nya ditolak mentah-mentah oleh sang calon Istri. Lukas juga bingung dengan pikiran Tuannya yang sangat tidak bisa ditebak.
Tingkahnya terlalu posesif tapi kelakuannya seakan tidak menginginkan calon Istri nya.
" Maaf Tuan. " Lukas menunduk salah. Setelah ini Ia harus pandai menjaga matanya. Jangan sampai matanya kembali menatap kagum pada calon Nyonya nya. Lukas mengerti maksud ucapan Arkan dan Ia akan memilih jalan aman agar napas nya tetap aman.
" Keluar! " Usir Arkan benar-benar dongkol.
" Kau harus menikah dengan Ku, Khalisa. Sudah cukup Aku bersabar selama ini dan membiarkan Mu bebas. Kali ini Aku tidak akan pernah melepas Mu. " Ucap nya dengan nada yang begitu mengerikan. Tak ada bibir tersenyum maupun tatapan hangat saat mengatakan nya.
Arkan menghela napas panjang untuk menetralkan emosinya kemudian duduk di kursi kebesaran nya dan memejamkan matanya sejenak.
Selang 5 menit kemudian, pintu ruangannya terbuka namun Arkan masih dengan posisi yang sama karena tau siapa yang masuk. Hanya ada dua orang sejauh ini yang bisa masuk kedalam ruangannya dan itu adalah Mama nya juga Lukas, asisten nya. Selebihnya tidak ada yang di izinkan. Bahkan yang membersihkan ruangannya adalah Lukas.
Tapi ada yang salah, hidungnya mencium aroma parfum yang berbeda. Arkan mengernyit namun tidak membuka mata seolah Ia sedang tidur. Ia ingin melihat siapa yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa izin.
Orang itu semakin berjalan dekat ke arah nya dan berhenti tepat di samping kursi nya. Wajah Arkan benar-benar terlihat seperti orang yang tidur hingga membuat orang itu dengan berani menyentuh kulit wajahnya. Mata Arkan seketika terbuka dengan tatapan tajam bak bilah pisau segera Ia layangkan.
Brak
" Kau mau mati, ha! " Bentak nya setelah mendorong kasar tubuh Perempuan yang sudah berani menyentuhnya.
Wajah Arkan memerah penuh amarah. Rahangnya mengetat bahkan tangannya sudah berada di leher Perempuan itu dengan sikap mencekik.
"Le-lepas."
Bukannya berhenti Arkan malah mengencangkan cekikan nya sampai wajah perempuan itu membiru. Tak ada rasa kasihan bagi orang yang sudah lancang kepadanya.
" Kau yang meminta nya! " Desisnya tajam kemudian melempar tubuh perempuan itu ke tembok dengan kuat.
Demi apapun Arkan paling benci ada seseorang yang menyentuhnya. Arkan mengidap Obsessive Compulsive Disorder atau biasa disebut OCD. Ia sangat gila kebersihan bahkan saking gila nya Ia tidak membiarkan siapapun menyentuh barang-barang nya selain Lukas. Bahkan Mama nya pun tidak Ia izinkan. Karena hal tersebut membuat kulit nya menjadi ruam kemerahan saat disentuh oleh orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya dermatitis kontak sehingga menyebabkan hal tersebut bisa terjadi.
" Siapa yang menyuruh Mu!? Apa salah satu dari para bajingan itu?! " Bentak nya menginjak telapak tangan perempuan yang sudah jatuh tidak berdaya dibawah kaki nya.
" Ti-tidak ada. "
Arkan semakin menginjak nya dengan keras sampai membuat Perempuan itu menjerit kesakitan. Lukas yang mendengar nya segera masuk dan terkejut melihat bagaimana Tuannya menyiksa salah satu karyawan nya. Apa yang dilakukan Perempuan itu di ruangan paling menyeramkan di kantor ini. Apa tidak ada yang memberitahu nya jika ruangan keramat ini tidak bisa dimasuki sembarangan.
Lukas menatap kasihan Perempuan itu yang mengantarkan nyawanya sendiri dengan masuk kesini.
" Bereskan dan selidiki siapa yang mengirimkan nya. Jika salah satu dari bajingan itu kirimkan mayatnya dan gantung didepan rumah mereka. " Titah nya dengan begitu kejam.
" Baik Tuan. Tapi Anda harus mendapatkan pengobatan segera. Wajah Anda sudah memerah bahkan tangan Anda juga begitu. " Beritahu Lukas melihat penyakit Tuannya yang mulai kambuh.
Lukas bingung bagaimana nanti jika Tuannya menikah jika disentuh sedikit saja sudah membuat kulit nya menjadi merah seperti sekarang. Sungguh kasihan sekali calon Nyonya nya.
" Jangan berani Kau memikirkan calon Istri Ku, sialan! Cepat pergi dan bawa perempuan jal*ng ini! " Bentak nya membuat Lukas mengangguk dan menyeret perempuan yang sudah tak sadarkan itu pergi.
Arkan mengumpat berkali-kali melihat tangannya yang memerah. Ia dengan cepat menelpon Dokter kepercayaan keluarga nya.
" Mati saja jika obat sialan Mu tidak bisa menyembuhkan penyakit Ku! " Kata nya kemudian memutuskan panggilan tanpa perlu menunggu jawaban.
Sial! Moodnya benar-benar hancur dan ini semua karena Khalisa. Pernikahan harus segera dilaksanakan agar Ia bisa menghukum Perempuan itu.
🥜🥜
Besoknya dengan langkah tegas dan wajah yang sangat minim ekspresi. Arkan mendatangi kediaman Sapphire dengan membawa begitu banyak barang. Bahkan seorang desainer ternama Ikut Ia bawa untuk membuatkan gaun pernikahan mereka.
Kedatangan nya terlihat meriah dengan 10 pengawal yang masing-masing membawa kotak barang yang entah apa isinya. Fatah tercengang melihat nya bahkan Sekar juga demikian. Keduanya tidak menyangka Arkan akan membawa begitu banyak barang seperti orang yang habis memborong sebuah mall.
" Assalamualaikum Pa, Ma. Saya membawa barang untuk persiapan pernikahan dan desainer untuk membuatkan baju pernikahan." Arkan berkata tanpa ekspresi apapun namun tetap bersikap sopan dengan mencium tangan kedua mertuanya.
" Gila! Kau ingin membuka mall dimana dengan membawa banyak barang? " Bukan Fatah maupun Sekar yang bertanya, melainkan Bastian yang baru datang dengan wajah terkejutnya.
Arkan berdecak tidak berniat menjawab pertanyaan Bastian yang tidak bermutu menurut nya. Sedangkan Bastian yang menyadari dirinya diabaikan menatap sinis kemudian berteriak dari depan pintu.
" Adek pakai hijab Mu sekarang! " Teriak nya membuat Khalisa yang sedang asik menonton TV di ruang keluarga berlari kencang ke kamarnya.
Khalisa memang tidak mengenakan hijab saat dirumah nya. Kadang Ia hanya akan melepas hijabnya saat dikamar karena di bawah para penjaga sering berlalu lalang. Tapi hari ini Ia bisa bebas melepas hijab dan mengenakan pakaian santai karena seluruh penjaga laki-laki tidak diizinkan masuk area rumah.
Tubuh Arkan menegang saat tau jika Khalisa tidak mengenakan hijab nya didalam sana. Ingin sekali rasanya Ia menerobos masuk dan melihat bagaimana rupa gadis itu tanpa penutup kepala.
" Mau apa Kau kesini? Bukankah pernikahan kalian belum dipastikan tanggalnya. " Ucap Bastian saat melihat Arkan membawa seorang desainer ternama kerumah nya.
" Pernikahan akan dilakukan sesuai kesepakatan awal. Singkirkan wajah menyebalkan Mu itu sebelum Saya menampar nya. " Decak Arkan kesal melihat wajah mengejek Bastian.
Bastian melotot dan mencibir Arkan dengan wajah angkuhnya.
" Lakuin aja jika mau pernikahan Mu benar-benar batal. Kau tau bukan syarat yang diajukan Khalisa. Bagaimana jika Aku mempersulit pernikahan Mu sampai Kau jadi bujang lapuk. " Ejek Bastian puas. Kapan lagi bisa mengejek Pria sedingin Arkan.
" Saya tidak butuh restu Mu. Dan lagi segera lah menikah sebelum perempuan yang Kau incar menjadi milik orang lain. Saya dengar seseorang telah melamar nya. "
Sial! Bastian mati kutu mendengar ucapan Arkan. Niat hati ingin mengejek malah Ia yang disindir dengan begitu kejam. Mana mau Arkan mengalah pada manusia seperti Bastian.
Jangan terkejut kenapa keduanya terlihat akrab meskipun usia mereka terpaut dua tahun. Bastian dulunya merupakan Kakak kelas Arkan saat SMA dan mereka kenal saat tidak sengaja masuk kedalam organisasi yang sama. Dari dulu Bastian selalu kalah jika bersaing dengan Arkan si manusia kulkas.
" Sudah. Lebih baik pertengkaran kalian dilanjutkan didalam. " Sela Fatah yang sedikit kesal dengan keduanya.
🥜🥜
" Aduh, ngapain sih Dia kesini. " Omel Khalisa didalam kamar nya tidak berniat untuk menyambut Arkan.
" Ya Allah, Aku udah meminta agar dia dijauhkan akan aja dari hamba Mu. Tapi kenapa Dia malah makin deket aja. Apa benar Dia adalah jodoh hamba yang telah engkau tetapkan? " Monolog nya sambil berpikir.
Saat setelah hari dimana Arkan datang bersama keluarga nya. Malamnya Khalisa langsung melaksanakan solat Istikharah untuk meminta petunjuk dari sang Maha pencipta. Ia bingung harus bagaimana menanggapi pernikahan yang terlalu tiba-tiba ini. Apalagi saat tau jika calon suami nya adalah Arkan. Khalisa sempat searching di mesin pencarian sejuta umat tentang Arkan karena Ia memang tidak begitu tau dengan sosok pemimpin perusahaan A'K Company itu.
" Ya Allah apa yang harus Aku lakukan. Aku tidak mau menerima pernikahan ini tapi mengapa hati Ku sedikit ragu dengan keputusan yang telah Aku ambil. " Khalisa benar-benar pusing karena tidak tau dengan perasaan nya sendiri.
" Haruskah Aku menerima nya atau Aku harus menolaknya. Bantu Aku, ya Allah. "