"Pergi dari sini...aku tidak ingin melihat wajahmu di rumah ini!!! aku tidak sudi hidup bersama penipu sepertimu." Bentakan yang menggema hingga ke langit-langit kamar mampu membuat hati serta tubuh Thalia bergetar. sekuat tenaga gadis itu menahan air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata.
Jika suami pada umumnya akan bahagia saat mendapati istrinya masih suci, berbeda dengan Rasya Putra Sanjaya, pria itu justru merasa tertipu. Ya, pernikahan mereka terjadi akibat kepergok tidur bersama dikamar hotel dan saat itu situasi dan kondisi seakan menggiring siapapun akan berpikir jika telah terjadi sesuatu pada Thalia hingga mau tak mau Rasya harus bersedia menikahi mantan kekasih dari abangnya tersebut, namun setelah beberapa bulan menikah dan mereka melakukan hubungan suami-istri saat itu Rasya mengetahui bahwa ternyata sang istri masih suci. Rasya yang paling benci dengan kebohongan tentu saja tidak terima, dan mengusir istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Petaka membawa hikmah.
Setibanya di rumah, Rasya gegas turun dari mobil tanpa menunggu Thalia. berjalan sempoyongan menaiki anak tangga menuju kamar mereka yang berada di lantai dua.
"Mas ...."
Rasya terus melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan seruan Thalia. untungnya keadaan rumah sudah sepi, sepertinya ibu sedang sibuk mengurus cucunya di kamar sehingga tidak mendengar kedatangan anak dan menantunya itu, begitu pula dengan kedua asisten rumah tangga, Bi Inah dan bi Atun. dengan perasaan cemasnya, Thalia menyusul Rasya ke kamar.
"Mas..." Lagi, Rasya tak mempedulikan seruan istrinya, ia justru berlalu dan menghilang dibalik pintu kamar mandi.
Masih dengan pakaian lengkapnya, Rasya menghidupkan shower. Kini tubuh serta pakaian Rasya sudah basah kuyup.
"Sebenarnya kamu kenapa sih, mas???." gumam Thalia seraya mondar-mandir di depan kamar mandi, mencemaskan kondisi suaminya yang sudah hampir dua puluh menit tak kunjung keluar dari kamar mandi.
"Mas....mas.....mas ...."
Seruan Thalia tak kunjung mendapat sahutan dari Rasya, dan itu membuat Thalia semakin cemas saja.
"Kalau kamu nggak jawab, aku masuk nih, mas." ancam Thalia. Sebenarnya ia sendiri tak yakin memiliki keberanian masuk ke dalam kamar mandi, takutnya Rasya sedang tidak berpakaian.
dua puluh lima menit, tiga puluh menit, hingga hampir satu jam berlalu, namun belum ada juga tanda-tanda Rasya akan keluar dari dalam sana, hingga mau tak mau Thalia nekat menerobos masuk.
"MAS...." Thalia sangat terkejut melihat kondisi suaminya yang sudah basah kuyup di bawah kucuran air shower. Ia mendekat pada Rasya, akan tetapi suara bariton Rasya sontak menghentikan langkahnya. "KELUAR....!!!."
"Kamu kenapa sih, mas??? jangan membuatku takut seperti ini, mas!!!."
Lagi, Rasya menoleh pada Thalia. "MAS BILANG KELUAR, THALIA....!!!." Rasya meninggikan suaranya dan itu mampu membuat kedua bola mata Thalia nampak berkaca-kaca. dengan perasaan tak menentu, Thalia keluar dari kamar mandi.
Thalia mendaratkan bobotnya di tepi tempat tidur.
"Sebenarnya kamu kenapa sih, mas??? kenapa kamu sampai membentak ku seperti itu??? Apa salah jika aku mencemaskan kondisi suamiku sendiri????." tanpa sadar buliran bening lolos begitu saja dari mata indahnya.
Dret.....dret....dret.....
Suara getaran ponsel Rasya mengalihkan atensi Thalia ke arah suara benda itu berasal. Ya, sebelum berlalu ke kamar mandi, Rasya sempat mengeluarkan ponsel dari saku celananya, tak ingin sampai benda itu ikut basah, meskipun kenyataannya benda pipih miliknya tersebut tidak akan rusak hanya karena terkena air.
"Vino...." Lirih Thalia membaca nama pemanggil yang tertera di layar ponsel suaminya.
Awalnya Thalia ragu menerima panggilan itu, tak ingin dianggap lancang meskipun Rasya adalah suaminya sendiri. Akan tetapi, Vino terus menerus melakukan panggilan hingga beberapa kali hingga mau tak mau Thalia pun terpaksa menerima panggilan tersebut.
"Halo ..."
"Halo, Tha...Gimana keadaan Rasya???."
"Mas, Rasya...." Thalia tak melanjutkan ucapannya, air matanya justru kembali berlinang kala teringat bentakan suaminya.
"Tha....Tha....Lo nggak papa kan??? Rasya nggak sampai main kasar kan......" cecar Vino mulai mencemaskan kondisi Thalia. Takutnya akibat reaksi obat sia-lan itu, Rasya sampai tidak sadar dan memperlakukan istrinya dengan kasar.
"Main kasar????." cicit Thalia masih belum sepenuhnya paham dengan maksud perkataan dari sahabat baik suaminya itu.
"Sorry Tha.....gue benar-benar minta maaf....." Vino pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, ia pun menceritakan keisengan yang ditujukan untuk Radit dan berakhir Rasya yang menjadi korban.
"What .....???."
Sekarang Thalia paham mengapa tadi suaminya itu sampai meninggikan suara padanya.
Thalia memutuskan panggilan tersebut secara sepihak dan tanpa di ketahui oleh Thalia, hal itu semakin membuat Vino dan Radit ketar-ketir memikirkan kondisi sahabat mereka itu.
"Cklek."
Suara pintu dibuka dari arah luar berhasil mengalihkan perhatian Rasya. "Sayaaang.... please tinggalkan mas sendiri!!!." Kali ini intonasi Rasya terdengar lebih pelan, tidak lagi setinggi tadi, dan sorot matanya pun nampak sayu, terlihat jelas jika pria itu sedang menahan hasr_atnya.
Bukannya berhenti, Thalia justru semakin mendekat pada Rasya. "Sayaaaaannnggggg." Rasya memejamkan mata kala merasakan kedua tangan lembut Thalia menangkup wajahnya.
"Cup." Rasya membuka matanya kala merasakan bi-bir kenyal istrinya. ia tercengang, tak menyangka Thalia akan melakukan hal itu.
"Bukankah mas masih punya aku, lalu kenapa menyiksa diri seperti ini???." Thalia menatap dalam manik mata hitam milik suaminya itu.
Sebenarnya bisa saja Rasya memaksa Thalia demi menyalurkan has_ratnya yang sudah sampai ke ubun-ubun, namun pria itu memilih memadamkan has_rat yang hampir tak terbendung tersebut dengan mengguyur tubuhnya di bawah shower. karena tidak ingin memaksa Thalia untuk mela-yaninya, jika memang wanitanya itu belum siap.
"Tapi sayang, mas tidak ingin memak_."
"Aku sama sekali tidak merasa terpaksa, aku ikhlas, mas." potong Thalia, Sebelum sesaat kemudian kembali mengecup bi_bir suaminya. Biarlah terkesan murahan dihadapan Rasya daripada sampai terjadi hal buruk pada suaminya itu akibat reaksi obat sia-lan itu, begitu pikir Thalia.
"Apa kamu yakin, sayang???." meskipun has_ratnya sudah nyaris meledakkan kepalanya, Rasya tetap tak ingin gegabah.
Thalia menganggukkan kepala. "Aku yakin, bahkan sangat yakin, mas. Maaf sudah membuat kamu menunggu lama, mas." ungkap Thalia.
Mendapat lampu hijau dari sang istri, Rasya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, ia segera meraup bibir Thalia dengan penuh gair_ah. Perlahan Thalia membantu melepas satu persatu kancing kemeja Rasya yang telah basah kuyup, sementara Rasya melepas celananya yang juga telah basah kuyup. kemudian menggendong tubuh sang istri ala bridal style menuju tempat tidur.
Jantung Thalia berdebar tak menentu ketika berada di bawah kungkungan Rasya. meskipun telah melahirkan seorang anak untuk suaminya itu, namun ini baru kali kedua mereka melakukan hubungan suami-istri, maka tak heran jika jantung Thalia berdebar layaknya genderang perang.
"Emmmmttttt......Mas ...." Thalia menggigit bibir bawahnya agar tidak menimbulkan suara desa_han ketika Rasya mulai meng-hisap salah satu pu-tingnya.
"Jangan di tahan sayang, bersuara lah mas suka itu!!!." intonasi Rasya terdengar begitu lembut ditelinga Thalia. Perlahan perlakuan lembut Rasya mampu menghipnotis Thalia hingga wanita itu tidak menyadari jika kini tub_uhnya sudah polos, hanya tinggal benda segitiga berukuran kecil yang menutupi bagian sens_itifnya.
"Kamu sangat indah, sayang." meskipun telah melahirkan seorang anak, namun keindahan serta kemolekan tu_buh Thalia masih tetap sama seperti pertama kali ia mengg-auli istrinya itu.
"Mas...."Thalia menahan tangan besar Rasya kala pria itu hendak menanggalkan satu-satunya kain yang tersisa di tubuhnya.
"Tidak perlu malu sayang!!!." kata Rasya seolah bisa membaca pikiran Thalia.
Perlahan Thalia menjauhkan tangannya, membiarkan Rasya melakukan apa yang diinginkannya.
"Ssstttttttt." Thalia berdesis tertahan ketika Rasya mulai membenamkan kepalanya pada selang_kangannya.
Malam ini Rasya benar-benar memanjakan sang istri dengan sentuhan lembutnya. Ya, sekalipun ia dalam pengaruh obat perang_sang, namun Rasya berusaha mengontrol has_ratnya agar tidak sampai kembali menyakiti istrinya, sama seperti sebelumnya.
gak sabar nunggu Rangga tau kalo bosnya itu suaminya Riri
cie... aku yg jadi baper
lanjut thor, semangat
kisah Okta & Riri bagus