NovelToon NovelToon
Possessive Psychopath Boyfriend

Possessive Psychopath Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Kaya Raya / Bad Boy / Gangster
Popularitas:312
Nilai: 5
Nama Author: dwinabila04

Elard Deon Zephyr , sosok ketua dari geng Arthstar yang memiliki banyak misterius, laki-laki berhati dingin. Tidak di bantah, tidak boleh memerintah, tidak boleh ada yang merendahkannya apa lagi merendahkan gengnya.

Keinginan harus tercapai apapun akan dia lakukan demi berhasil merebut miliknya walaupun harus membunuh sekalipun akan Elard lakukan.

Hingga tiba-tiba di mana gadis bernama Calista Nediva Fabiolla Henley datang dalam kehidupan Elard, yang membuat jiwa psychopath Elard muncul.







WARNING!!!❎❎❎PLAGIAT DIHARAP MENJAUH DARI LAPAK INI!! ASLI KARYA SENDIRI DAN PEMIKIRAN!!

DIBACA BUKAN DI SALIN ULANG 😈😈

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Possessive Psychopath Boyfriend | 5. hukuman

Untuk hari ini Calista benar-benar di sibukkan dengan kerjaan yang tidak ada hentinya terlihat seperti sekarang ia tengah melayani pelanggan yang berkunjung di restoran, ingin duduk saja tidak bisa karena pengunjung tidak henti berdatangan.

Walaupun sebagai pramusaji setidaknya Calista bersyukur memiliki pekerjaan yang sedikit ringan dari pada teman-temannya.

Pekerjaan berlangsung selama hampir 8 jam dan sekarang barulah Calista bisa duduk dengan nyaman bersama temannya juga. Calista menatap jam yang berada di pergelangan tangannya yang menunjukan jam 11 malam dan Calista harus bersiap untuk pergi menuju tempat kerja di mana harus pulang jam 3 pagi. Setelah mengganti pakaian Calista pamit kepada teman-teman untuk pergi.

Saat sudah berada di luar restoran Calista langsung mencari keberadaan Elard yang mungkin saja menunggunya. Mata Calista terus mencari keberadaan Elard dan ternyata benar mobil Elard berada di area restoran. Calista berjalan menuju ke mobil Elard. Saat sudah berada di dekat mobil Calista bisa melihat jika Elard sedang tertidur sambil memeluk tubuhnya karena kedinginan.

Calista mencoba mengetuk kaca mobil Elard tapi tak kunjung juga terbangun. "El, bangun!" panggil Calista.

Ketukan berkali-kali tidak bisa membangun Elard pada akhirnya Calista pergi meninggalkan Elard yang masih terlelap tidur. Jika tidak di buru oleh waktu maka dengan sabar Calista akan menunggu Elard. Terpaksa Calista harus menunggu bus yang searah dengan tempat kerjanya selanjutnya.

Entah keberuntungan apa yang menghampiri Calista untuk kali ini bus yang searah dengan kerjaannya ternyata ada. Tidak membutuhkan waktu yang lama bus yang Calista tumpangi tiba, dengan sedikit berjalan kaki Calista menuju ke restoran cepat saji yang buka 24 jam dan sekarang Calista harus berganti baju lagi.

Seperti biasa Calista berdiri di sebuah area makanan untuk melayani pembelian yang datang ke restoran. Malam ini cukup banyak yang datang ke restoran seperti restoran yang sebelumnya. Memang sedikit kesulitan tapi Calista selalu menikmati setiap pekerjaan yang ia ambil.

Saat sedang menyeduh minum sebuah panggilan membuat Calista mengalihkan perhatian ke sumber suara. "Calista kamu antar makanan ya di seberang bengkel tempat biasa," ujar teman Calista.

"Oke setelah ini aku antar," sahut Calista.

Setelah selesai menyeduh minuman yang di pesan oleh pembeli sebelumnya, Calista pergi mengantar makanan yang biasa Calista antar.

Ponsel Calista terus berbunyi akan tetapi tidak ada yang mendengar karena ponsel Calista di mode silent. Pekerjaan Calista berlangsung hingga jam 3 pagi barulah Calista bisa pulang sebenarnya pulang di saat seperti ini sedikit berbahaya bagi perempuan akan tetapi sebuah jemputan sudah tiba di depan restoran Calista.

Pria itu memberikan helm kepada Calista. "Tumben baliknya agak cepet dari biasanya?" tanya Reyhan.

"Semua bahan masakan buat malam ini cepet habis jadi pulang cepet deh, yaudah ayo aku udah ngantuk." ujar Calista.

Reyhan menancap gas motornya untuk mengantar Calista pulang. Setibanya di depan rumah dan Calista benar-benar sudah masuk rumah barulah Reyhan akan pulang.

"Terima kasih, ya." ucap Calista.

"Yoi, oke gue cabut dulu, ya."

Saat Reyhan ingin pergi, Calista menarik baju Reyhan. "Lo habis ini langsung pulangkan?" tanya Calista.

"Iya iyalah mau ke mana gue jam segini? Keluyuran kagak jelas mending tidur," jawab Reyhan.

"Oke kalau gitu gue masuk dulu thanks sekali lagi,"

Calista masuk kedalam rumah dan terdengar dari luar jika motor Reyhan pun pergi meninggalkan pekarangan rumah Calista.

Sebelum membersihkan diri Calista mengecek ponselnya dan menerima pesan dari Elard yang menanyakan dirinya di mana.

Malas untuk berdebat dengan Elard, Calista memilih untuk membersihkan dirinya dan langsung tidur karena ia hanya tidur beberapa jam saja.

Selesai membersihkan diri Calista langsung menaiki tempat tidur yang hanya cukup 2 orang saja tapi itu sudah Calista syukuri sekarang.

...•••...

Suara alarm berbunyi di bawah bantal Calista yang membuatnya terbangun dari tidurnya. Calista membuka matanya perlahan dan duduk sejenak untuk mengumpulkan nyawanya.

Dengan langkah berat Calista mengambil handuk untuk segera mandi dan pergi ke sekolah karena jam sudah menunjukan jam 6 pagi. Setelah bersiap sekarang Calista siap berangkat ke sekolah dengan berbekal roti yang dan susu di tangannya. Sarapan dengan ini pun sudah sangat mewah bagi Calista, duduk diam sambil menunggu bus lewat dan tak berselang lama bus datang.

"Sial! Telat lagi dan lagi!" gerutu seseorang.

"Lain kali gue gak akan biarkan dia lolos," ujarnya.

Bus yang membawa Calista sudah tiba di tempat penurunan bus. Pagi ini cuaca sangat cerah, seperti biasa Calista berjalan sendiri menyusuri lapangan basket sambil bekal yang di bawakan oleh sang bunda tadi. Ketika ingin memakan roti sebuah tangan menarik lengan Calista yang membuat roti yang Calista pegang terjatuh. Mata Calista melihat roti yang sudah tidak bisa di makan itu di lantai betapa sayangnya roti itu terbuang sia-sia.

Calista menatap sang pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Elard.

"Apa?" tanya Calista.

"Kamu mau ke mana?" tanya Elard balik.

"Ke mana apanya sih? Aku gak paham," ujar Calista mencoba menghindari Elard karena moodnya sudah rusak saat Elard datang.

Elard menarik Calista lagi yang membuat Calista berbalik.

"Apa lagi? Apa kamu tidak punya kerjaan selain menggangguku? Apa kurang puas kamu membuat hidupku sengsara? Apa masih mau menambah bebanku lagi? Cukup jangan ganggu aku lagi, aku bukan korban yang pantas buatmu karena aku miskin, gak punya harta seperti dirimu, aku harus berkerja untuk menghidupi bundaku dan juga aku. Jika kamu masuk dalam kehidupanku maka semua akan menjadi kacau dan aku tidak mau itu terjadi," papar Calista.

Calista sudah muak dengan sikap Elard yang sesuka hatinya mengganggu kehidupan orang. Calista tau jika ia korban Elard tapi Calista belum siap jika bernasib sama dengan korban Elard yang sebelumnya yang bisa aja merenggang nyawa. Jika Calista berada di posisi maka kasihan sang bunda yang harus hidup sebatang kara di dunia. Membayangkan saja membuat air mata Calista menetes.

Calista berlalu meninggalkan Elard yang masih diam di tempatnya.

Di kelas sudah ada Reyhan yang sedang memainkan ponselnya, entah kenapa pagi ini Reyhan berangkat pagi sekali biasanya Calista yang berada kelas terlebih dulu tapi hari ini tidak.

"Tumben berangkat pagi?" tanya Calista.

"Gue pagi ini ada rapat OSIS," jawab Reyhan yang fokus dengan ponselnya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah ponselnya.

"Acara pertandingan basket ya?"

"Iyap betul sekali,"

Setelah berbicara dengan Reyhan, Calista memilih untuk merebahkan kepalanya di atas tasnya yang berada di atas meja. Memejamkan matanya untuk menghilangkan stress menghadapi sikap Elard yang semakin hari semakin membuat Calista menjadi tertekan. Ingin rasanya ia pergi dari sekolah ini tapi tidak mungkin ia lakukan.

Reyhan menepuk pundak Calista. "Gue ke ruang osis dulu ya," ucap Reyhan.

Calista hanya memberikan jempolnya sebagai pertanda oke.

Jam menunjukkan jam 7 pagi tapi guru yang mengajar sudah masuk, setelah di lihat guru tersebut tidak pernah Calista dan murid lainnya lihat apa mungkin saja ini adalah guru baru? Entahlah.

"Apa setiap pagi seperti ini?" tanya guru baru tersebut.

"Iya Bu." Sahut semua murid.

Guru tersebut berjalan menuju pintu dan menguncinya.

"Saya tidak menerima murid yang membuang-buang waktu saya, jadi kelas akan saya mulai. Tapi sebelum itu perkenalkan dulu saya adalah guru bahasa Inggris kalian yang baru di mana saya menggantikan guru kalian yang sebelumnya tengah mengandung. Panggil saya Miss Anna. Oke cukup sekian mari kita mulai saja,"

Walaupun murid hanya 10 orang tapi pelajaran tetap berjalan, bedanya kali ini tidak ada yang mengetuk pintu meminta masuk dan beralasan telat. Ada murid yang mencoba mengetuk pintu tapi selalu di abaikan oleh Miss Anna. Sebuah dobrakan pintu membuat seisi kelas terkejut, mata Calista melotot saat melihat siapa pelakunya.

Entah keberanian apa yang Elard punya kenapa tidak ada rasa takutnya di dalam dirinya hingga membuat ulah seperti sekarang. Pintu yang sebelumnya baik-baik saja sekarang menjadi rusak karena tendangan yang di lakukan oleh Elard.

"Siapa kamu? Apa kamu berasal dari kelas ini? Jika seperti itu maka saya tidak menerima murid yang terlambat karena di kelas saya tidak menerima murid yang tidak ada disiplin apa lagi tidak punya tata cara bersikap sopan santun kepada yang lebih tua," ucap Miss Anna.

"Keluar!" Bentak Miss Anna kepada Elard.

"Apa Ibu tidak tau siapa saya?" ujar Elard.

"Apa kamu pemilik sekolah ini atau donatur di sekolah ini? Jika seperti itu saya tidak peduli karena di sini saya di bayar untuk mengajar bukan untuk tunduk karena takut dengan murid yang mempunyai sekolah di sini atau orangtuanya yang memiliki kekuasaan di sini," ujar Miss Anna.

Baru kali ini ada guru yang bisa membuat Elard terdiam tanpa bisa menjawab sedikitpun.

"Kamu ikut dengan saya, dan sebelum itu kalian kerjakan tugas yang Miss berikan, kumpulkan sebelum bel berbunyi." Miss Anna menarik tangan Elard.

Calista yang melihat kejadian itu pun tercengang memang baru kali ini ada yang berani dengan Elard.

Jam berlalu 2 jam dan bel pun berbunyi menandakan bahwa kelas telah usai. Calista merapikan tumpukan buku yang akan di antar kepada Miss Anna.

Seperti biasa Calista berjalan menyusuri lapangan basket akan tetapi Calista berhenti sejenak ketika melihat Elard yang tengah berdiri menghadap tiang bendera sambil memberi hormat. Ternyata bukan hanya berani dengan Elard Miss Anna juga memberi hukuman kepada Elard.

Elard menatap Calista yang juga tengah melihatnya dan tanpa di sadari kekasih Elard pun melihat interaksi antara Elard dan juga Calista.

Tanpa membuang waktu banyak lagi Calista pun pergi untuk mengantar buku kepada Miss Anna dan lanjut berkerja.

Pekerjaan Calista kali ini tidak seperti biasanya kantin kali ini benar-benar ramai sehingga membuat Calista sedikit kewalahan. Keramaian ini berlangsung sampai jam istirahat selesai kali ini Calista tidak mendapatkan makanan lagi dan terpaksa Calista memakan roti lagi tapi itu tidak masalah untuk Calista. Setelah semua selesai Calista kembali ke kelas dan untuk pertama kalinya Calista tidak melewati lapangan basket kali ini ia berjalan di koridor sekolah.

Kali ini Calista memakan rotinya dengan damai tanpa ada ganggu dari Elard karena ia sedang di hukum. Sebuh tepukan pundak membuat Calista terperanjat kaget.

"Lu bener-bener ya minta di ruqyah," ujar Calista kepada Reyhan.

"Tumben lu gak barengan sama Elard? Biasanya kalian berdua," goda Reyhan.

"Apa kami terlihat seakrab itu?"

"Iya akrab banget malah," kekeh Reyhan.

"Gila," ujar Calista berlalu langsung pergi meninggalkan Reyhan yang terus memanggilnya.

Dari jauh Elard bisa melihat interaksi antara Calista dan juga Reyhan yang begitu akrab tidak seperti dirinya yang tidak di sukai oleh Calista.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!