Nathan Alister Daniswara atau biasa di panggil nathan Ceo muda yang masih sekolah menggantikan orang tuanya yang sudah meninggalkan nya untuk meneruskan bisnis mereka.Sengaja berpenampilan cupu ke sekolah untuk mendapatkan teman tulus padanya.Nathan juga suka di bully dan di manfaatkan oleh temannya..
bagaimana cerita selanjutnya?
yuk ikutin novel pertama ku😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Alister
Tring tring tring tring
Suara alaram membangunkan nathan,dia bergegas mematikan nya.lalu beranjak dari tidurnya memasuki toilet.setelah beberapa saat nathan kemuar dari toilet dengan keadaan yang segar.
Tok tok tok "Nathan..nathan..kamu sudah bangun."teriak dimas dari luar.
Nathan mendengar teriakan dimas bernafas kasar kemudian membukakan pintu.
ceklek..pintu terbuka memperlihatkan wajah datar nathan.
"Hmm."nathan hanya berdehem saja menatap kesal dimas.
Sedangkan dimas cengengesan tanpa merasa bersalah pada nathan"kirain kamu belum bangun dek hehe."ucap dimas tertawa kecil,nathan hanya memutar bola matanya"ya udah cepat ganti baju beberapa menit lagi kita meeting."sambung dimas lalu meninggalkan nathan.
Nathan yang melihat dimas tanpa merasa bersalah padanya Braghh..nathan menutup pintunya dengan keras yang membuat dimas kaget,tak hanya dimas penghuni mansion juga kaget mendengarnya.
"Kamu lakuin apa lagi sama adik kamu."ucap bibi tuti pada dimas yang tau kelakuan nya hingga membuat nathan kesal padanya.
"Aku cuman manggil dia kok bi."ujar dimas.
"Pasti kamu teriak teriak yah,membuat nathan kesal."ucap bibi tuti menelisik dimas.
"Hehe iya bi,dimas fikir dia belum bangun."ucap dimas tertawa kecil.
"Kamu ini selalu bikin adik kamu kesal di pagi hari."ujar bibi tuti.
"Hehe agar mansion nya gak sunyi sunyi amat bi."ucap dimas.
Beberapa saat nathan keluar dari lift dengan setelan kantor berwarna hitam.nathan terlihat gagah dan berwibawa bukan nathan yang cupu.tak lupa menampilkan wajahnya yang datar.hari ini dia tidak akan kesekolah,sekarang dia akan ke kantor menghadiri meeting seperti yang di katakan dimas sebelumnya.
"Gagah sekali adak aku ini."goda dimas.
"Kamu emang sangat cocok jadi pengusaha nak."ucap bibi tuti.
Nathan menghiraukan pujian mereka berdua.lalu duduk di meja makan.
"Bi panggil sepuluh pelayan kemari."ucap nathan pada bibi tuti.
Bibi tuti mengangguk lalu memanggil pelayan menggunakan handy talk yang selalu dia bawa ke mana mana.bibi tuti memanggil pelayan sesuai yang di inginkan nathan.
Beberapa saat pelayan sudah datang meraka baris dengan rapi di samping meja makan.
"Kalian ambil buku ini satu persatu lalu kerjakan tugas yang ada di buku ini."ucap nathan.
Para pelayan mengambil buku satu persatu.Nathan tau para pelayannya mempunya otak yang cerdas,nathan sendiri sudah mengujinya.nathan memberikan tugas rangga dan teman temannya pada pelayannya dia tidak ingin mengambil pusing dia menyerahkan ke pelayannya.
"Kalian lihat tugas tersebut,apa kalian sanggup?"tanya nathan.
Para pelayan mulai melihat buku tersebut kemudia. melihat tugas yang ada di dalamnya.
"Sanggup tuan muda."ucap mereka kompak setelah melihatnya.
"Bagus..kerjakan sekarang.setelah saya pulang dari kantor saya ingin semuanya sudah selesai."ucap nathan.
"Iya tuan muda."ucap para pelayan.
"Kembalilah."ucap nathan,para pelayan mengangguk lalu kembali ke tempatnya masing masing.
"Itu tugas dari rangga lagi yah?"tanya dimas.
"Hmm."nathan hanya berdehem saja.
"Pantasan nilainya selalu baik,ternyata bantuan kamu"ucap dimas,dimas tau nilai rangga sangat bagus karena dimas juga selalu mengawasi sekolah milik keluarganya jadi dia tau semuanya tentang sekolah.
"Tunggu saatnya roda akan berputar."ucap nathan tersenyum miring.
"Rangga orang yang selalu bully kamu di sekolah nak?"tanya bibi tuti.
"Iya bi."bukan nathan yang menjawabnya melainkan dimas,sedangkan nathan menatap tajam dimas.
"Kamu kenapa sih nggak tanya bibi kalau kamu di bully di sekolah."ujar bibi tuti.
"Nathan tidak ingin membuat bibi khawatir,tapi nathan janji sebentar lagi semua ini akan berakhir."ucap nathan yakin.
"Kenapa kamu seyakin ini."ujar dimas
"Entahlah aku juga gak tau kak,aku seyakin ini."ucap nathan yang membuat dimas memutar bola matanya.
"Sudah sudah,nat bibi hanya berdoa semoga tujuan kamu cepat tercapai."ucap bibi tuti tulus.
"Makasih doanya bi."ucap nathan.
"Iya nak,ya udah kalian lanjut sarapannya agar gak telat ke kantor."ucap bibi tuti.
Mereka berdua mengangguk lalu melanjutkan sarapan nya.setelah beberapa saat mereka telah menyudahi sarapannya.
"Kami pamit dulu bi,doain semoga semuanya lancar."ucap dimas salim pada bibi tuti di ikuti nathan.
"Iya nak,bibi selalu mendoa akan kalian."ujar bibi tuti.
Mereka berdua lalu masuk ke dalam mobil,kali ini mereka tidak memakai supir karena nathan ikut jadi dimas yang akan mengendarai mobilnya.Nathan juga tak lupa dengan topeng yang menutup matanya agar mereka tidak di kenalinya,hanya hidung,pipi dan bibir yang di kenali.Di dalam mobil hanya ada keheningan tercipta,dimas fokus menyetir dan nathan fokus pada tabnya.
Setelah beberapa saat mereka berdua sudah sampai di perusahaan.mereka berdua jalan tegak dengan aura yang berwibawa.dimas yang biasanya tengil tidak menampilkan nya di kantor.sifat aslinya hanya untuk keluarganya.para karyawan menunduk saat mereka lewat.
"Pak dimaa makin hari makin cakep aja."
"iya lagi..walaupun muka nya datar,dia tetap ganteng."
"akhirnya pak alister datang."
"pak alister datang karena ada rapat penting."
"pak alisterkan memeng gitu,dia kerja di belakang layar.tapi kinerjanya sangat bagus."
"gue yakin! Pak alister itu ganteng.walaupun dia memakai topeng."
Terdengar bisik bisik karyawan memuji petinggi mereka.tapi mereka berdua tidak menggubris nya.di perusahaan nathan di panggil alister bukan nathan,nathan sengaja agar dia tidak di kenali.Nathan walaupun masih berumur tujuh belas tahun,dengan tubuh yang atletisnya membuatnya aura tidak terlihat dia masih remaja.para karyawannya juga tidak mengetahuinya kalau dia masih sekolah,hanya dimas yang tau.
Ting! Suara lift pertanda berhenti.Dimas dan nathan keluar dai lift menuju ruangan mereka
"Selamat datang tuan alister,tuan dimas."ucap lusi menunduk saat berpapasan dengan mereka berdua.
Dimas dan nathan hanya mengangguk kecil lalu melanjutkan langkahnya.
"Berapa lama lagi kita meeting?"tanya nathan yang memandang pemandangan kota dari dalam ruangannya.
"Dua puluh menit lagi."jawab dimas.
Nathan hanya mengangguk dengan masih tatapannya ke luar jendela
~Meeting~
Para petinggi petinggi perusahaan sudah ada di ruangan rapat.mereka mulai rapat,lusi mulai presentasi di hadapan karyawan.zidan dirgantara selalu melirik nathan entah apa maksudnya.nathan tau zidan selalu curi curi perhatian padanya,tapi dia enggan menggubris nya.
"Rapat selesai."ucap dimas saat meeting telah selesai.
Para petinggi perusahaan lainnya mulai salam salaman dan saling komunikasi satu sama lain.zidan yang melihat nathan berdiskusi dengan perusahaan lain nya mulai mendekatinya.
"Selamat pak alister,perusahaan ini selama bapak yang menjalankannya semakin berkembang pesat setelah melalui badai yang pernah datang dan semoga kerja sama kita lancar jaya."ucap zidan mengulurkan tangannya pada nathan.
Nathan menerima uluran tangan zidan"terimah kasih pak."ucap singkat nathan,sebenarnya nathan sangat muak dengan zidan setelah mengetahui dia yang membuat kedua orang tuanya tiada.
"Akhirnya saya bisa ketemu pak alister ceo muda yang memiliki potensi yang kuat.Semoga perusahaan saya bisa seperti pak alister."ucap zidan yang berbasi basi dengan nathan dan ada maksud tertentu.
Nathan hanya mengangguk kecil,zidan yang di cuekin menggerutu dalam hati.zidan kehabisan topik lagi,zidan fikir nathan bisa di dekati ternyata dia salah.rumor tentang nathan yang cuek memang nyata fikir zidan.
Dimas yang melihat zidan tidak di tanggapi oleh nathan tersenyum miring.
"Pak alister,kita kembali sekarang ada hal penting yang pak alister tanda tangani."ucap dimas,walaupun nathan adiknya dimas akan bersikap profesional saat di kantor.
"Baiklah."ucap nathan.
"Kami permisi pak,semoga kerja sama kita berjalan dengan lancar."ucap dimas pada petinggi petinggi perusahaan lainnya.
Dimas dan nathan mulai meniggalkan ruangan rapat beserta petinggi lainnya.sedangkan zidan sepanjang jalan hanya kesal dengan kelakuan nathan.
"Dasar sombong tuh bocah,jika bukan karena perusahaan nya peringkat pertama,tidak ingin saya bekerja sama dengannya."gerutu zidan.