Indah, seorang gadis dari kampung yang merantau ke kota demi bisa merubah perekonomian keluarganya.
Dikota, Indah bertemu dengan seorang pemuda tampan. Keduanya saling jatuh cinta, dan mereka pun berpacaran.
Hubungan yang semula sehat, berubah petaka, saat bisikan setan datang menggoda. Keduanya melakukan sesuatu yang seharusnya hanya boleh di lakukan oleh pasangan halal.
Naasnya, ketika apa yang mereka lakukan membuahkan benih yang tumbuh subur, sang kekasih hati justru ingkar dari tanggung-jawab.
Apa alasan pemuda tersebut?
Lalu bagaimana kehidupan Indah selanjutnya?
Akankah pelangi datang memberi warna dalam kehidupan indah yang kini gelap?
Ikuti kisahnya dalam
Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06 pekerjaan baru
“Keluarga saya ada di kampung, Tuan. Saya merantau karena ingin mengubah nasib,” jawab Indah jujur.
“Lalu, di mana selama ini kamu tinggal, dan di mana suamimu? Kenapa dia mengizinkanmu merantau dalam keadaan hamil?” tanya Tuan Rama lagi. Indah terkesiap mendengar pertanyaan itu. Bagaimana bisa pria di hadapannya ini mengetahui bahwa dia sedang hamil?
Ini sesuatu yang sesungguhnya tak ingin Indah ingat, kenyataan bahwa dirinya kini tengah hamil, dan laki-laki yang menyebabkannya hamil telah lari dari tanggung jawab. Akan tetapi, Indah tak bisa mengubah keadaan itu.
Semalam, sesampainya di rumah, Tuan Rama menyuruh salah seorang asisten rumah tangganya untuk memanggil dokter keluarga untuk memeriksa kondisi Indah. Tuan Rama tidak mau mengambil risiko jika terjadi sesuatu pada gadis itu, apalagi tubuh Indah sudah seperti membeku, mungkin karena terlalu lama terguyur air hujan.
Dokter yang memeriksa Indah mengatakan bahwa tubuh Indah kekurangan nutrisi, mungkin itu disebabkan karena sudah beberapa hari Indah tidak nafsu makan. Dokter juga menerangkan bahwa Indah sedang hamil, dengan usia kandungan enam minggu.
Indah kembali menangis tergugu, mengingat kondisi dirinya saat ini: hamil tanpa suami.
“Apa jika kau menangis maka masalahmu akan selesai?” Indah menggeleng mendengar seruan Tuan Rama. Tuan Rama menghembuskan napas kasar. Menghadapi Indah tentu saja tak bisa seperti menghadapi para bawahannya di kantor.
“Baiklah, ceritakan tentang dirimu biar aku bisa memutuskan apa yang harus aku lakukan,” putus Rama. Ia memang harus mendengarkan hal yang belum diketahuinya tentang Indah.
Lalu Indah pun mulai bercerita. Berawal dari dirinya yang hanya seorang gadis kampung, kemudian merantau ke kota dengan tujuan utama ingin mengubah perekonomian keluarganya, hingga kemudian ia bekerja di toko kelontong.
Ceritanya berlanjut tentang pertemuan pertamanya dengan Jerry, tentang ketertarikannya pada pemuda itu, lalu tentang ungkapan perasaan dari Jerry yang diterimanya. Tentang Jerry yang ternyata juga jatuh cinta padanya dan mengajaknya berpacaran; tentang hari-hari bahagianya yang dilalui bersama Jerry. Hingga akhirnya mereka berdua sama-sama terlena oleh bujuk rayu setan dan pada akhirnya Indah hamil.
Lalu, yang terakhir tentang bagaimana ia datang ke rumah Jerry, mengatakan tentang kehamilannya, tetapi kemudian dihina oleh orang tua Jerry, yaitu Tuan Hardi Handoko; juga tentang Jerry yang ternyata ingkar dari janjinya untuk bertanggung jawab, karena Jerry lebih takut ancaman orang tuanya yang akan mencabut semua fasilitasnya jika ia nekat bertanggung jawab atas kehamilan Indah.
Hanya satu hal yang Indah lewatkan dari ceritanya: bagaimana mengutuk Tuan Handoko, dan juga kekasihnya.
Indah mengakhiri ceritanya dengan tangis pilu. Derai air mata di kedua pipinya. Hatinya benar-benar sakit. Ia mengakui bahwa semua itu bukan hanya kesalahan Jerry; itu juga kesalahannya karena ia yang juga terlena dan ikut menikmati kelakuan mereka. Tetapi ia mengutuk Jerry karena tidak mau bertanggung jawab setelah apa yang telah diperbuatnya. Kenapa Jerry lebih takut kehilangan harta warisan daripada anaknya.
Dalam hatinya, Indah bersumpah akan berjuang untuk anaknya, agar suatu saat nanti anaknya akan berdiri sebagai seorang yang sukses. Suatu saat Jerry yang akan datang memohon agar anaknya mau mengakui dan memanggilnya Ayah.
Akan tetapi, bagaimana caranya? Sedangkan saat ini saja ia tidak punya pekerjaan dan tidak punya tempat tinggal.
Semua keinginannya itu akan bisa terjadi hanya jika ia tetap diterima di tempat ini. Ia akan bekerja keras, mengumpulkan uang, menabung untuk kehidupan anaknya kelak, agar ia bisa memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya.
Dan untuk semua itu, ia tidak akan segan untuk berlutut memohon di hadapan Tuan Rama.
Tuan Rama menghembuskan napas kasar; cerita Indah benar-benar memilukan. Tetapi ia juga menyalahkan Indah karena begitu ceroboh. Sebagai seorang gadis, seharusnya Indah bisa menjaga kehormatannya.
“Tapi tunggu!! Apa kau tidak salah? Apa benar yang kau sebut tadi adalah nama Tuan Hardi Handoko?” Tuan Rama memastikan lagi pendengarannya.
“Betul, Tuan. Nama laki-laki itu Jerry Handoko, dan nama ayahnya adalah Tuan Hardi Handoko,” jawab Indah sambil sesekali mengusap air mata yang masih menetes di pipinya.
“Lalu, apa rencanamu selanjutnya?” tanya Tuan Rama kemudian setelah Indah reda tangisnya.
“Tolong terima saya bekerja di tempat Anda, Tuan! Saya berjanji akan bekerja dengan sungguh-sungguh. Saya ingin memberikan kehidupan yang layak kepada anak saya ketika ia lahir. Saya berjanji Anda tidak akan mempunyai sedikit pun keluhan tentang saya.” Indah menjawab dengan penuh semangat. Kali ini ia tidak menundukkan kepalanya. Dia ingin Tuan Rama bisa melihat kesungguhannya.
“Huff…!” Tuan Rama menghembuskan napas kasar. “Baiklah. Pergilah ke belakang! Bicaralah kepada Bibi Sumi. Minta pekerjaan padanya. Katakan kalau aku sudah menerimamu di tempat ini. Taati apa yang diperintahkan Bibi Sumi, karena dia adalah kepala pelayan di sini. Dia yang sudah aku percayai dengan seluruh tanggung jawab di rumah ini!” putus Tuan Rama pada akhirnya.
“Terima kasih, Tuan…!” Indah reflek bersujud syukur karena Tuan Rama bersedia berbaik hati menampung dan memberinya pekerjaan. Kalau tidak, entah apa yang bisa ia lakukan untuk bertahan hidup.
Sejak saat itu, resmilah Indah bekerja sebagai salah satu pelayan di rumah Tuan Rama. Sifat Indah yang ceria dan juga karena ia rajin bekerja dan tidak pemalas membuat ia sangat disenangi oleh teman-temannya sesama pelayan, terutama oleh Bibi Sumi.
Mereka juga sudah tahu bahwa Indah sedang hamil muda, tetapi tak seorang pun mempermasalahkannya. Dalam pikiran mereka, jika Tuan Rama saja bersedia menampungnya, kenapa mereka yang hanya sesama pelayan tidak mau menerima?
Karena itu, Indah bisa bekerja dengan tenang. Dalam hati, ia bertekad akan membalas budi atas kebaikan Tuan Rama suatu saat nanti. Dan suatu saat nanti ketika putranya lahir dan menjadi dewasa, maka putranya itu akan mengabdikan hidupnya dan bekerja pada Tuan Rama. Bahkan itu pun mungkin belum setimpal untuk membalas kebaikan Tuan Rama.
"Huhh, anak baru. Mana dah hamil pula. Datang-datang dah nyari perhatian Mamas Rama lope ku. Awas saja dia...!"
Tanpa Indah sadari, di antara wajah-wajah yang tersenyum manis, ada juga yang sedang mengepalkan tangan untuknya.
keselek biji kedondong gak tuh/Smug//Smug/