Alinea Alexandra sangat bahagia saat orang tuanya menjodohkan dirinya dengan Diksi Galenio, pria yang selama ini diam-diam dia cintai.
Namun, kenyataan tak sesuai dengan harapannya, Alinea harus menelan pil pahit karena hanya dijadikan istri rahasia oleh Galen.
"Kamu tidak perlu bertingkah seperti seorang istri! Karena Aku menikahimu hanya untuk balas budi. Satu lagi, rahasiakan pernikahan ini dari kekasih ku!" Diksi Galenio.
Namun, saat Alinea terus memperjuangkan cintanya, Dia justru dipertemukan kembali dengan mantan kekasihnya.
Apakah Alinea akan terus berjuang untuk mendapatkan cinta suaminya?
Atau menyerah dan memilih mantan kekasihnya?
"Aku tunggu jandamu!" Skala Bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
"Dasar Kak Kala, bikin malu!" Alinea terus menggerutu. Namun rona di pipinya tidak bisa menyembunyikan kebohongannya, wanita cantik itu sangat bahagia diperlakukan manis oleh kekasihnya.
"Kak, aku ke kamar mandi dulu, ya!"
Skala mengangguk sambil tersenyum, pria tampan itu tahu wanitanya hanya beralasan saja. "Mau Kakak temenin gak, Yank?"
Alinea menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya melesat meninggalkan Skala yang terbahak melihat wanitanya salah tingkah.
"Kamu jangan godain Alin terus!" Orion menatap tajam Skala yang tidak berhenti menertawakan adiknya.
"Adikmu sangat manis, apalagi dengan pipi merona nya."
Orion tidak menanggapi ucapan Skala, Abang Alinea itu hanya menatap tajam Skala yang terlihat sangat menyebalkan di matanya.
Sementara itu Alinea baru saja keluar dari kamar mandi, tiba-tiba saja dari arah belakang seseorang menarik tangannya.
"Mas, lepasin!" Alinea berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Galen. Namun tenaga Alinea tidak sebanding dengan tenaga yang dimiliki mantan suaminya.
Galen baru melepaskan Alinea setelah sampai di rooftop hotel. Pria itu menyudutkan Alinea ke dinding lalu mengungkungnya dengan kedua tangannya.
Alinea memalingkan wajahnya dari Galen yang terus menatapnya. Galen tersenyum sinis melihat Alinea yang menghindari tatapannya, mantan suami Alinea itu yakin jika Alinea masih memiliki perasaan untuknya.
"Kamu sangat cantik, Al. Tapi sayang, hatimu sangat busuk," ucap Galen masih dalam posisi yang sama. Pria itu bisa melihat tatapan Alinea berubah marah saat dirinya mengatai mantan istrinya itu. "Dan dengan bodohnya, aku bahkan sempat jatuh cinta sama Kamu."
Alinea tidak menanggapi ucapan Galen, wanita cantik itu sibuk berpikir bagaimana caranya lepas dari kungkungan mantan suaminya itu.
Melihat Alinea hanya diam saja Galen pun kembali mengeluarkan suaranya. "Kenapa Kamu tega ngelakuin ini sama aku, Al? Aku sudah minta maaf, aku juga meminta kesempatan ke-dua, tapi kamu sendiri yang menolak. Dan sekarang, dengan teganya Kamu menghancurkan perusahaan keluargaku!" Ucap Galen dengan napasnya yang memburu menahan amarah.
"Maksud Kamu apa?" Alinea mengernyitkan keningnya karena tidak mengerti dengan ucapan Galen. Dan hal itu kembali memicu amarah Galen menjadi kian memuncak.
"Cih! Ternyata Kamu sama saja seperti Daddymu, licik!"
Plak
Alinea menampar Galen karena tidak terima dengan ucapan mantan suaminya yang mengatai Daddynya licik. Galen pun dengan reflek mengusap sudut bibirnya yang terasa perih akibat tamparan Alinea.
"Kamu boleh mengatai ku, tapi jangan pernah sekalipun menghina Daddyku!" Alinea menatap nyalang mantan suaminya, matanya bahkan memerah karena menahan tangis dan sesak di hatinya.
Alinea sudah mengikhlaskan dan memaafkan semua perlakuan Galen, saat pria itu masih menjadi suaminya. Namun lagi-lagi Galen kembali menyakitinya bahkan berani menghina Daddynya.
"Kenapa? Memang benar kok, Daddymu itu licik. Dia menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya. Contohnya, Dia mengancam dan memaksaku untuk menikahimu. Dan itu karena Kamu yang memintanya, kan?"
"Cukup! Aku sudah bilang, aku tidak tahu apa-apa. Dan aku juga sudah minta maaf soal itu." Alinea berusaha membela dirinya. Wanita cantik itu juga sangat geram dengan Galen yang terus menghina Daddynya.
"Lalu, kenapa Kamu membuat perusahaan keluargaku bangkrut?"
"Aku tidak pernah melakukan itu!"
Galen tersenyum sinis. Pria itu tidak percaya sedikitpun dengan ucapan Alinea, karena Dia sendiri yang mendengar bahwa kebangkrutan perusahaannya itu ada hubungannya dengan Alinea.
"Kamu jangan bohong, Al! Aku tahu, Kamu meminta Daddymu untuk menarik semua sahamnya di Perusahaanku. Kamu juga minta kekasihmu untuk membatalkan project nya dengan Perusahaanku, kan?"
Alinea menggelengkan kepalanya, tuduhan Galang itu sama sekali tidak benar. Alinea mencoba menjelaskannya, tapi Galen tetap tidak mempercayainya.
"Kamu dengerin aku dulu, Mas. Aku---"
"Semua yang aku dengar sudah cukup jelas! Yang aku heran, kenapa Tuan Skala bisa dengan mudah menuruti permintaanmu? Atau jangan-jangan Kamu menjual tubuhmu sama Dia, Al?"
Bugh
Bugh
"Kurang ajar!"
Bugh
Skala menghajar Galen dengan brutal, mendengar wanitanya dihina membuatnya gelap mata dan tidak bisa lagi menahan diri.
"Berani sekali Anda menghina wanitaku! Apa Anda tidak memiliki kaca?" Skala menatap nyalang Galen yang sudah terkapar tak berdaya. "Saya membatalkan project kerja sama kita, itu karena Anda tidak jujur. Dan Saya tidak suka bekerja sama dengan orang-orang seperti itu. Mengenai status saja Anda berbohong, bagaimana caranya saya percaya dengan Anda?"
Deg
Galen mulai mengingat dirinya pernah mengatakan pada Skala bahwa statusnya masih sendiri dan belum menikah. Itulah penyebab Skala membatalkan project kerja samanya. "𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘠𝘢𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯... 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘈𝘭𝘪𝘯."
Skala ingin kembali menghajarnya, namun suara Alinea menghentikannya.
"Kak!"
Skala menatap Alinea yang berkaca-kaca lalu membawa wanitanya itu kedalam pelukannya. Pria itu merasakan tubuh wanita cantiknya bergetar, membuatnya ingin sekali menghabisi Galen karena sudah membuat Alinea menangis.
Galen meringis menahan sakit karena pukulan keras yang dilayangkan Skala. Namun dengan sisa kekuatan yang dimilikinya Galen mencoba untuk bangkit.
Galen menatap Alinea yang terisak di pelukan Skala. Rasa bersalah tiba-tiba saja menyeruak di hati Galen.
"Kak, aku mau pulang!" Lirih Alinea.
Skala tidak menjawabnya, namun pria itu langsung menggendong Alinea ala bridal style, meninggalkan Galen yang menatap kepergian keduanya penuh penyesalan.
"Maafkan aku, Al."
Skala membawa Alinea pergi dari acara itu, namun langkahnya terhenti karena Orion berlari menghampiri keduanya.
"Alin kenapa? Kamu apakan dia, Kalajengking?" Orion menatap tajam Skala. Abang Alinea itu mencengkram kerah Skala dan bersiap untuk menghajarnya.
"Diksi Galenio," ucap Skala menekankan nama orang yang sudah menyakiti wanitanya.
Mendengar satu nama yang keluar dari mulut Skala membuat Orion paham, dan melepaskan cengkraman nya dari Skala.
"Kurang ajar! Kamu bawa Alin pergi dari sini, biar aku yang mengurus pria sialan itu!"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥