NovelToon NovelToon
[Transmigrasi]Wanita Licik Ke Tubuh Menantu Tak Diinginkan

[Transmigrasi]Wanita Licik Ke Tubuh Menantu Tak Diinginkan

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mafia / Time Travel / Konflik etika / Dendam Kesumat
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: medusa

(Cerita dewasa🌶️)

Kisah ini, berawal dari kejadian di mana Silvia di kepun dan buru oleh keluarga besar seorang ketua Mafia, lalu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya....

Kemudian ia diberih kesempatan kedua untuk hidup kembali, merasuki tubuh seorang menantu yang tak diinginkan....

Mau tau kisah selanjutnya?
yuk...silahkan mampir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 06¹

...Langit masih remang saat jarum jam menunjukkan pukul 5:00 subuh. Silvia sudah bangun dan memacu dirinya di dalam gym pribadi milik Leon....

"Aku harus memiliki tubuh yang prima sebelum membalas perbuatan mereka," bisik Silvia pada dirinya sendiri.

...Tak lama kemudian, dari ruang tengah, Leon terlihat mengenakan pakaian kasualnya dan berjalan menuju gym. Suara gesekan besi yang samar terdengar dari sana, membuat alisnya bertaut....

"Siapa yang ada di tempat gym ku?" gumam Leon bertanya-tanya.

...Leon terus melangkah memasuki pintu ruangan gym dan melihat Silvia tengah berolaraga, membuat Leon berdecak kesal.......

Leon mengerutkan kening, bertanya-tanya dalam hati, "Siapa yang ada di gym-ku?"

...Begitu pintu gym terbuka, Leon melihat Silvia dengan santainya menggunakan peralatannya. Rahangnya mengeras, dan ia berdecak keras....

"Beraninya kau! Siapa yang mengizinkanmu memakai barang-barangku?!" hardik Leon dengan nada membentak.

...Silvia tetap fokus pada latihannya, seolah tak mendengar. Hal itu semakin membakar emosi Leon. Dengan langkah lebar, ia menghampiri Silvia, mencengkeram lengannya dengan kuat hingga Silvia meringis....

"Pergi dari sini," desis Leon seraya menarik Silvia dengan kasar.

"Aku tidak mau! Aku sedang berolahraga," balas Silvia sengit, menepis tangan Leon dengan gerakan cepat.

...Leon menggeram frustrasi. Tanpa ampun, ia kembali meraih lengan Silvia, menariknya paksa hingga terhuyung dari treadmill yang tengah bergerak pelan....

"Aaaaa!" pekik Silvia, kedua matanya membulat sempurna.

Bruk!

...Terseret tarikan Leon, Silvia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arahnya, menimpa tubuh Leon. Sekilas, bibir mereka bertemu tanpa direncanakan. Leon merasakan kejengkelan yang mendalam. Dengan kasar, ia mendorong Silvia hingga terlepas dari tubuhnya, menyebabkan punggung wanita itu menghantam sudut treadmill dengan keras....

Brak.

"Aduh!" rintih Silvia, berusaha duduk di lantai sambil memeluk punggungnya yang terasa nyeri.

"Dasar licik! Kau pasti sengaja menjatuhkanku, kan?!" sergah Leon dengan nada menuduh.

...Dengan susah payah, Silvia bangkit berdiri. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya saat ia menatap Leon....

"Aku tahu kamu merasa jijik berada di dekatku, Leon. Tapi tidak sepantasnya kamu memperlakukan wanita malang sepertiku dengan kasar seperti tadi!" isak Silvia, air matanya tumpah ruah membasahi wajahnya.

...Selama dua tahun Leon menjadi suami Silviana, yang juga dikenal sebagai Silvia, ini adalah pertama kalinya ia menyaksikan air mata istrinya jatuh. Sebuah perasaan bersalah perlahan menyusup ke dalam hatinya....

"Silviana, maafkan a—"

"Lupakan, Leon! Aku akan bicara pada Ayah mertua tentang perceraian kita. Aku sudah muak diperlakukan seperti sampah di mansion ini," sela Silvia dengan nada tegas, lalu berbalik hendak pergi.

...Tiba-tiba, pandangan Silvia tertuju pada seorang pelayan—anak buah Tamara—yang sedang bersembunyi di antara pilar-pilar, jelas sedang menguping pembicaraan mereka. Sebuah rencana berani muncul di benak Silvia. Ia tersenyum samar ke arah Leon....

"Ada apa lagi?" ucap Leon, menatap Silvia dengan tatapan bertanya.

"Sebelum aku benar-benar pergi, aku akan mengambil kembali ciuman pertamaku," bisik Silvia sebelum dengan gerakan tiba-tiba meraih tengkuk Leon dan menariknya mendekat.

...Tanpa menunggu reaksi, ia mengecup bibir Leon....

Baik Leon maupun pelayan Tamara sama-sama terkejut, mata mereka membulat tak percaya. Leon tercengang, tak menyangka Silviana yang selalu tampak tenang akan melakukan tindakan seberani ini.

"Baiklah ... sampai jumpa."

...Silvia menarik diri, lalu dengan langkah tenang pergi menaiki tangga. Di balik punggung Leon, ia menyeka air mata yang mengalir di pipinya, bibirnya menyunggingkan senyum licik....

"Laporkan saja semuanya pada tuanmu," bisik Silvia dengan senyum kecil yang tersembunyi.

...Di balik pilar megah mansion, pelayan itu masih terpana. Ia bahkan mencubit kedua pipinya, memastikan apa yang dilihatnya bukan ilusi....

"Ya Tuhan! Apa aku bermimpi? Tidak mungkin 'si udik' itu berani mencium Tuan Leon! Ini skandal! Aku harus memberitahu Nyonya Tamara secepatnya," gumam pelayan itu dengan mata melebar.

...Dengan tergesa-gesa, pelayan itu mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan singkat kepada Tamara, sebelum akhirnya menghilang dari balik pilar....

...Leon masih membeku di tempatnya, jari-jarinya menyentuh bibirnya dengan lembut. Ada perasaan asing yang menggelayuti hatinya, sensasi yang berbeda dari sentuhan bibir mana pun yang pernah ia rasakan....

"Ciuman... pertama?" Leon bergumam, masih terkejut.

"Astaga, Leon! Apa kau sudah gila? Dia bukan siapa-siapamu! Ingat, hatimu hanya untuk Tamara!" Leon merutuk dalam hati, penuh kejengkelan.

...Dengan kasar, Leon mengusap wajahnya yang terasa panas. Ia memutuskan untuk pergi dari gym, tak lagi berminat berolahraga setelah kejadian dengan Silvia....

...Sementara itu, di dalam kamar, Silvia telah selesai membersihkan diri. Degan setelan rapi ia menuruni anak tangga menuju ruang tengah, tangannya sibuk memasang anting di telinganya, dan......

Tring!

...Tiba-tiba, anting yang dipegang Silvia terlepas dan jatuh. Benda kecil itu menggelinding ke arah meja makan, berhenti tepat di samping kaki Leon yang tengah menikmati sarapannya. Leon terdiam, pandangannya tertuju pada anting di dekat kakinya....

"Maafkan saya," ujar Silvia sambil berjalan mendekati meja makan.

...Silvia hendak berjongkok mengambil antingnya, namun Leon dengan cepat mengangkat tangannya, mengisyaratkan untuk berhenti. Ia kemudian membungkuk dan meraih anting itu dari lantai, lalu mengulurkannya kepada Silvia....

"Ini dia."

"Terima kasih banyak, Tuan Leon," jawab Silvia dengan nada dingin seraya mengambil anting tersebut dari tangan Leon.

"Hendak ke mana?" tanya Leon dengan nada datar.

"Saya akan pergi menemui ayah mertua. Ada hal penting yang perlu dibicarakan mengenai perceraian kita. Permisi," jawab Silvia tanpa menatap Leon, lalu berbalik.

"Tunggu sebentar," ujar Leon cepat, bangkit dari duduknya dan mendekati Silvia.

...Silvia mengangkat wajahnya, menatap Leon dengan tatapan bertanya, namun kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain....

"Apa yang ingin Anda sampaikan, Tuan? Mohon cepat katakan," pinta Silvia dengan nada tidak sabar, menghindari kontak mata dengan Leon.

"Silviana, dengarkan aku. Ayah memiliki riwayat penyakit jantung yang serius. Aku khawatir berita tentang perceraian ini akan membuatnya terkejut dan kondisinya memburuk," ujar Leon dengan nada cemas.

...Penjelasan Leon justru membuat amarah Silvia semakin berkobar. Ia mendongak, menatap Leon dengan tatapan penuh kejengkelan....

"Jadi, aku harus terus pura-pura bahagia dan menerima semua perlakuan buruk ini demi ayahmu, Leon? Aku juga punya hati! Aku hanya ingin kedamaian dan kebahagiaan, tanpa harus setiap hari dihantui rasa takut akan hinaan yang akan kuterima," balas Silvia dengan suara bergetar.

"Sebenarnya, apa yang kau inginkan dariku?" tanya Leon, tampak frustrasi.

Ini dia, pikir Silvia dalam hati, sebuah harapan mulai tumbuh.

...Silvia melangkah maju, matanya tak lepas dari Leon. Perlahan, ia mengulurkan tangan, menyentuh lembut rahang pria itu. Namun, Leon dengan cepat memalingkan wajah, menolak sentuhannya....

"Jangan berani melewati batas, Silviana," ucap Leon dengan nada tajam, menatap Silvia dengan tatapan beku.

"Kau lihat sendiri, kan? Aku hanya menginginkanmu, Leon. Bukan yang lain. Aku mencintaimu, Leon," bisik Silvia, sebelum kemudian mendekap Leon erat, menyembunyikan wajahnya di dadang Leon.

Duar!

...Leon membeku, begitu pula pelayan suruhan Tamara yang menyaksikan dari kejauhan, dan Tamara yang baru saja tiba. Mereka semua terkejut melihat adegan di hadapan mereka....

...Tamara baru saja memasuki pintu mansion setelah menerima kabar dari pelayannya. Namun, pemandangan Silvia memeluk erat Leon dan mendengar pengakuan cintanya membuatnya naik pitam....

"LEON!" pekik Tamara dengan suara penuh amarah.

...Leon langsung tersadar dan mendorong Silvia menjauh darinya. Tamara dengan langkah lebar menghampiri Silvia, mencengkeram rambut wanita itu dengan kasar dan menariknya ke belakang....

"Aduh! Sakit sekali," rintih Silvia kesakitan.

"Kau wanita murahan! Berani-beraninya kau menyentuh Leon! Dia hanya milikku!" geram Tamara sambil melontarkan makian dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi, siap menampar Silvia.

Grap.

...Sebelum tangan Tamara menyentuh pipi Silvia, Leon dengan cepat mencengkeram pergelangan tangannya. Tamara tersentak dan menoleh pada Leon dengan ekspresi terkejut bercampur marah....

"Leon! Apa-apaan ini? Kenapa kau menghentikanku? Jangan bilang kau membelanya?!" tanya Tamara dengan nada histeris.

"Tenanglah, Tamara. Bukan begitu maksudku. Aku hanya tidak ingin ada keributan, ini masih terlalu pagi untuk bertengkar," jawab Leon dengan nada datar, mencoba menghindari tatapan Silvia.

Swoos.

...Dengan kasar, Tamara menarik tangannya dari genggaman Leon, lalu menatapnya dengan tatapan penuh amarah dan curiga....

"Pasti kau jadi tidak tega padanya setelah dia mengakui cintanya padamu, kan? Apa kau merasa iba dan mulai menyukainya, Leon?" tuduh Tamara dengan nada sinis.

"Tamara, hentikan omong kosong ini. Kau tahu betul bahwa cintaku hanya untukmu, dulu, sekarang, dan selamanya," jawab Leon dengan nada tegas namun sedikit terluka.

"Pembohong!" pekik Tamara, menggelengkan kepala tanda tidak percaya.

"Maafkan saya, sepertinya kehadiran saya justru menimbulkan masalah di antara kalian. Lebih baik saya undur diri," ujar Silvia dengan nada menyesal.

"Benar! Sebaiknya kau enyah dari hadapanku!" hardik Tamara sambil menoleh pada Silvia dengan tatapan penuh kebencian.

...Tanpa membalas perkataan Tamara, Silvia membalikkan badan dan melangkah pergi menuju pintu utama mansion. Ia cepat-cepat masuk ke dalam mobilnya, lalu melajukan kendaraan itu meninggalkan mansion dengan senyum kemenangan terukir jelas di bibirnya....

(Bersambung)

1
Mama Nakal
kalo menurut aku sih storynya makin seru ajaaa...aku suka alur storynya...gak bertele² juga bagikuh...yah Thor terus semangat yah untuk berkarya nya....
Ricka Monika
aduh Silvia ngapain di ceritain biarkan sj tuh rahasiamu SMP Pedro mati
Nonna Mel
bingung pada kalimat yang merupakan ayah mendiang mertuany,,maksunya yang merupakan ayah mertua mendiang kakanya x thor...?

lain x dicek ulang deh tulisannya biar reader gg bingung menafsirkannya
klo ada masukan jgn marah ya thor semangat 💪💪
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: ok, terima kasih./Pray/
total 1 replies
Ricka Monika
yg salah suaminya kenapa orang lain yg dituduh merebut suaminya,aneh perlu diruqiah nih orang🤣🤭
hibatul wafiroh
keren papah mertuanya
aku suka Antonio semoga jadian Ama silvia
Ricka Monika
sama sama selingkuh aja PD marah marah
Ricka Monika
serem x wajahnya Antonio
Ricka Monika
Silvia cantik banget dan aku suka bibir seksinya
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Alfa Kristanti
Luar biasa
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
mampuss kauu Etaaa 🤣🤣🤣
Sweet Girl
kok sering double double ya Tor...?
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: Thor minta tolong, komen di bab yang terdapat ada doublenya, biar Thor perbaiki.🙏
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: Efek samping akibat terlalu begadan sambil merevisi ulang./Frown/
total 2 replies
Nanin Rahayu
Leon kasihan thorr
Sweet Girl
lhaaaa keintiman yang kemarin apa kabar?
pakek pengaman Ndak...?
Sri Mulyaningsih
Luar biasa
Sweet Girl
bwahahaha makanya jangan main main lagi, kamu Silvia...
siti fatimah
Luar biasa
Nazwa nabila
Leon jelek amat
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: matamu perlu diperiksa.
total 1 replies
ira rodi
kenapa tidak tayangkan vidio tamara bunuh devian....
Aries suratman Suratman
Iya Thor Makin kesini kok Alur Ceritanya
jadi Begini... tidak sesuai dengan harapan, Seharusnya Silvia itu karakternya Wanita kuat Ahli IT, Beladiri, Ahli menggunakan senjata api/pedang Terus punya anak buah dll
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: baca aja novel genre huru-hara
judulnya-TUKAN KOMPLAIN GAK PUNYA OTAK.

Silahkan mencoba☺️🙏.
total 1 replies
Aries suratman Suratman
Apakah Silvia Tidak punya teman atau Orang yang Bisa Diandalkan untuk Balas dendam
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: maksudmu mengandalkan orang lain? lalu untuk apa dia menjadi MC, lebih jadi beban. dan makan tidur dirumah.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!