NovelToon NovelToon
La' Grande

La' Grande

Status: tamat
Genre:Tamat / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:980
Nilai: 5
Nama Author: Shan_Neen

Seorang penulis pemula yang terjebak di dalam cerita buatannya sendiri. Dia terseret oleh alur cerita yang dibuatnya, bahkan plot twist yang sama sekali tak terpikirkan sebelumnya. Penasaran kelanjutan cerita ini? Ikuti lah kisah selengkapnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan_Neen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Kabar meninggalnya Marlin membuat tim 4 yang mulai dekat dengannya, merasa kehilangan sosok cerdas yang sempat mereka benci.

Namun semua itu tak berarti bagi sebagian besar orang, karena ada kabar yang lebih panas dari pada kasus tabrak lari di depan gedung La’ Grande.

Berita menghilangnya cucu Tuan Wang dan batalnya pertunangan Aiden dengan Camilla menjadi topik terpanas kala itu.

Bahkan ada kabar bahwa perusahaan mengalami perampokan.

Sejumlah besar dana proyek hilang, dan membuat La’ Grande mengalami krisis keuangan yang sangat parah.

Setelah ditelusuri, seseorang di bagian keuangan telah melakukan manipulasi dana dan mengalihkan dana besar itu ke suatu rekening di luar negeri.

Para ahli sedang berusaha melacak akun tersebut, namun rupanya tak semudah membalik telapak tangan.

“Pelakunya sangat jenius. Dia tau akan dilacak, sehingga dia menanam virus di sistem komputer kantor agar tak mudah melacaknya,” ungkap salah satu tim IT La’ Grande.

Hanya ada satu orang yang tau siapa pelakunya, dan dia memilih untuk tetap diam. Sang kepala bagian personalia terlihat bungkam dan memendam semuanya seorang diri.

Julius Wang jatuh sakit karena jantungnya tak kuat menerima kabar buruk yang datang bersamaan.

Disisi lain, Lorena yang kesal dengan orang suruhannya karena gagal membunuh Aiden dan hanya membunuh Marlin, karyawan biasa di La’ Grande, merasa sedikit diuntungkan dengan jatuh sakitnya sang mertua.

Yang paling sedih adalah Ibu Marlin, yang tak menyangka akan ditinggal mati anak satu-satunya, yang baru saja berhasil mewujudkan mimpinya menjadi seorang desainer interior.

Sementara di tempat Lain, Aiden yang berhasil kabur ke perbatasan, saat ini sedang duduk termenung menatap keluar jendela kamar penginapannya.

“Kita akan berangkat melalui dermaga malam ini, Kak,” ucap Julia yang tiba-tiba datang membuyarkan lamunan Aiden.

Pria itu menoleh dan melihat adik baptisnya baru pulang dari pelabuhan.

“Ehm... baiklah. Oh ya, bagaimana denga Ibu dan adik-adik?” tanya Aiden.

“Mereka sudah sampai di tempat tujuan. Sebagian uang yang kita curi juga sudah ku kirim ke rekening Ibu di sana. Kakak tidak perlu khawatirkan mereka,” jelas Julia.

Aiden hanya mengangguk pelan. Tatapannya kembali ke arah luar, menikmati matahari senja yang hangat menerpa wajahnya.

Bayangan Marlin si gadis ceria itu terus terlintas di benaknya. Rasa bersalah terus memenuhi hatinya.

Julia yang paham akan hal itu memilih pergi, memberikan ruang sendiri kepada kakak baptisnya.

Terimakasih, Marlin. Sampai kapanpun, aku tak akan pernah melupakanmu, ucap Aiden dalam hati.

pada akhirnya, Marlin berhasil menjadikan dirinya sebagai NPC dalam ceritanya sendiri.

...🐟🐟🐟🐟🐟...

Di tempat lain, terlihat seorang gadis tengah menggeliat di atas tempat tidurnya. Dia merasa terusik karena sinar mentari bersinar begitu terik, dan menyilaukan matanya tang masih terpejam.

“Ehm... Ibu, tolong matikan lampunya,” teriaknya yang masih enggan membuka mata.

Dia menarik selimut hingga menutupi wajahnya yang terpapar sinar mentari pagi.

Namun, tiba-tiba dia menyadari sesuatu yang aneh.

“Kenapa sepi sekali?” gumamnya.

Dia pun bangun dengan malas, menyingkirkan selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya.

“Bu. Ibu...,” panggil gadis itu.

Dia beranjak dari ranjangnya dan berjalan ke arah pintu.

Namun langkahnya terhenti kala melihat sesuatu yang aneh dari pantulan cermin di dekat pintu.

Gadis tersebut pun menoleh dan matanya seketika membola.

AAAARRRGGHHHHH....

Dia cepat-cepat keluar kamar dan terus memanggil-manggil ibunya.

“Bu. Ibu dimana?” pekiknya sembari berkeliling di dalam rumah.

Namun dia sama sekali tak mendapatkan sahutan dari mana pun.

Gadis itu pun terduduk di kursi yang berada di dapur. Dia menatap dengan pandangan kosong. Otaknya mulai mencerna kondisinya saat ini.

Mencoba mengingat kembali apa yang sudah terjadi.

Apa aku sudah kembali?

Bersambung▶️▶️▶️▶️▶️

Jangan lupa like, komen, rate dan dukungan ke cerita ini 😄🥰

1
Evelyne
haiii... awal yg bagus... cuuusss... kita lanjut... apakah semakin seru di part selanjut nya...☺️🤗
🐌KANG MAGERAN🐌: semoga suka ya kak 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!