NovelToon NovelToon
Daddy Morgan Untuk Saka

Daddy Morgan Untuk Saka

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Single Mom / Nikah Kontrak / Cerai
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: GRACIA SYLIA

Morgan & Emily,

Perjanjian bisnis orang tua Morgan, memmbuat Morgan & Emily harus menikah.

"Walaupun pernikahan kita atas dasar org lain, tapi aku tidak ingin ada org lain dalam rumah tangga ini ketika nanti kita sah menjadi pasangan suami istri". ucap Emily

Menjadi seorang Wanita karir sekaligus seorang istri, Emily selalu berusaha membuat suaminya bahagia dan menjaga rumah tangganya ditengah-tengah kesibukannya mengejar target menjadi kepala rumah sakit dan menyelesaikan proyek pembangunan rumah sakit miliknya sendiri.

"Aku hanya ingin kau fokus dengan Rumah tanggal & kandunganmu Emily, aku tidak meminta kau berhenti bekerja setidaknya kurangi beban pekerjaanmu". ucap Morgan frustasi sambil mengacak-ngacak wajahnya dengan telapak tangannya


Disaat Hubungan dengan Suaminya mulai terbangun sebuah peristiwa mengubah segalanya & membuat Emily keluar dari rumah dan meninggalkan segalanya dalam keadaan mengandung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GRACIA SYLIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan Mood

Pov Morgan

Aku terbangun dengan sedikit perasaan terintimidasi, bagaimana tidak saat aku membuka mata langsung sosok Emily yang berdiri menatapku sambil menyilangkan tangannya di dada. Tidak menghiraukan tatapan Emily, Aku memilih meraba kasur mencari ponselku dan melihat jam.

"Apa kamu begitu lapar, hingga sepagi ini sudah rapi!" tanyaku sarkas padanya yang masih menatapku, mendengar ucapanku dia memutar malas bola matanya seolah menunjukkan padaku bahwa dia sedang badmood pagi ini.

Dia mundur dan berlajan menuju sofa. "kili kimi cipek ninti aki siji yang mincerinye sindiri." Ucapnya seolah sedang mengejekku

"Kita tidak punya waktu banyak, cepatlah bangun dan bersiap untuk sarapan...lalu mencari kado pernikahan untuk sahabatmu...setelah itu kita ke bandara menjemput Bianca." Ucapnya singkat padat bertele-tele, tanpa pengulangan aku segera turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.

Aku begitu heran sejak kedatangannya dijerman seolah semua yang aku lakukan salah, "apa dia sedang datang bulan?!" Melihat tong sampah dalam kamar mandi tak ada tanda-tanda sampah pembalut. "

End Pov

...***...

Saat ini Morgan & Emily sedang berjalan dilorong kamar menuju lift untuk turun sarapan, sejujurnya kalau ditanya kenapa se pagi ini bukan karena mereka mempunyai banyak aktivitas hari ini tapi betul apa kata Morgan Karena Emily sejak bangun pagi dia sudah meras sangat lapar padahal sebelum tidur dia juga sudah makan, makanan yang sebelumnya dipesan oleh Morgan saat mereka dari Bandara.

"Kau ingin makan apa?" Ucap Emily saat mereka baru sampai dipantry sebelum Morgan mencari tempat duduk.

Walaupun mereka terlihat tidak akur bahkan harmonis akan tetapi urusan melayani makan dan pakaian, Emily selalu mengutamakan hal itu.

"Aku ingin...bakery coklat dan minumannya secangkir kopi." Ucap Morgan sambil tetap fokus mengetik pada laya ponsel

"Cari tempat duduk pojok, dan pastikan menghadap langsung ke arah luar" Titah Emily sebelum meninggalkan Suaminya.

Emily tampak tidak kesusahan, memapah sarapan miliknya dan juga milik Morgan. Ini bukan pertama kalinya ia menginap bersama Morgan dipastikan dia sudah hafal beberapa kebiasan Suaminya saat sarapan dihotel.

Morgan termasuk perokok aktif, hanya saja atas permintaan Emily dan kesepakatan mereka berdua Morgan tidak akan merokok jika sedang bersama Emily, ditempat-tempat yang biasa Emily datangi termasuk ruang kerjanya dikantor. Beberapa hari dijerman kemarin, Morgan merasakan kebebasan menghisap rokok namum seketika pagi ini harus menahan asam pada bibirnya karena harus menahan diri untuk tidak merokok.

"Apa kamu yakin akan menghabiskan makanan-makanan ini?" Tanya Morgan heran pada istrinya pasalnya dia mempunyai kebiasan tidak sarapan dengan porsi banyak apalagi kali ini bermacam-macam.

"Aku yakin, jika tidak kamu harus membatuku menghabiskannya" Jawabnya malas sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

...***...

Pov Emily

Sejak bangun tadi, aku merasakan perutku sangat keroncongan. aku sendiri merasa aneh kenapa tiba-tiba aku merasakan minggu-minggu ini nafsu makanku sangat tinggi, aku selalu merasa lapar dan selalu ingin menguyah.

Dan bukan hanya itu saja, sejak kejadian dibassement tadi malam aku merasa sangat tidak mood setiap melihat Morgan. "Bisa-bisanya dia berlagak seolah tidak terjadi apa-apa semalam, padahal dengan jelas ia berpelukan dengan perempuan lain di parkiran mobil"

Pov End

...***...

Saat ini Morgan sedang berada dalam mobil menuju pusat perbelanjaan terbesar di salah satu kota dinegara jerman, tanpa musik dan tanpa obrolan perjalanan ditemani keheningan.

Sampai dipusat perbelanjaan, Keduanya langsung menuju ke toko-toko merk terkenal untuk memilih barang apa yang akan mereka jadikan sebagai kado pernikahan David & Veronica Hingga pilihan mereka jatuh pada toko chanel & Dior.

Selesai mengemas kado, kedua buru-buru keluar menuju parkiran untuk melanjutkan tujuan selanjutnya yaitu ke bandara menjemput Bianca. Namun sebelum turun ke lantai dasar Morgan memastikan kembali apakah tidak ada yang ingin Emily beli. "Aku pengen ituu..." tunjuk Emily

Milk Boba! Emily memesan satu Milk Boba 100% gula dan juga creepes.

...***...

"Akhirnyaaa..." Teriak Bianca sembari memeluk Emily dan disusul Morgan yang mencoba mengambil koper Bianca dan membiarkan dua wanita itu berjalan seperti seorang ratu.

"Ck. Sepertinya kalian membawa semua isi lemari pakaian yang ada dindonesia" Ucap pelan Morgan yang ternyata didengar oleh Emily yang seketika itu menoleh dengan tatapan sinis tanpa intimidasi.

Saat sampai di hotel Bianca langsung masuk ke kamarnya tidak lupa disusul Emily yang juga ikut masuk meninggalkan Morgan yang selesai membawakan koper milik sahabatnya dan mungkin Emily tak kembali ke kamar suaminya dia akan ikut menginap bersama Bianca.

Kedua nampak asing mengobrol ria didalam kamar sampai lupa waktu bahkan dia juga lupa bahwa suaminya di kamar sendirian.

Emily kembali ke kamarnya setelah berkeliling sekitar hotel bersama Bianca. Dan Morgan entah Emily pun tidak tau apa saja yang suaminya lakukan selama ia menghabiskan waktunya bersama Bianca. Apakah tidur, bermain game, atau..bertemu kembali dengan wanita itu..apa mereka sedang didalam kamar.!!!!

Tunggu langkah kakinya terhenti, seketika bayangan Morgan & Wanita Bassement muncul membuatnya geram, "Jangan-jangan dia benar sedang menikmati waktunya bersama perempuan lain sampai tidak mencariku." Batin Emily kesal

Tanpa ia sadari dari tadi Bianca berjalan sendiri depan sambil mengoceh bercerita.

Setelah berpisah dengan Bianca, dengan kesal ia mengetuk-ngetuk pintu kamarnya namun tak ada pergerakan dari Morgan untuk membuka pintu.

Sekali lagi dia mengetuk-ngetuk sambil mencoba menelpon nomor suaminya, belum sempat ia menekan panggilan pintu kamar hotel itu terbuka. Dengan pemandangan Morgan hanya memakai handuk sedangkan tato didada bidangnya terekspos sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

Melihat itu makin membuat Emily kesal.

Ia langsung memaksa masuk dan pandangannya seperti mencari sesuatu yang sedang hilang lebih tepatnya disembunyikan suaminya. "Apa ada barangmu yang hilang?" Tanya Morgan santai sambil mengeringkan rambutnya.

Emily Tak menjawab pertanyaan suaminya, ia hanya fokus mengecek seluruh ruangan terutama dalam kamar mandi, andai betul ada wanita lain dalam ruangan ini.

Kalau ditanya kenapa Morgan berani membuka pintu dengan hanya memakai handuk, sebelumnya ia sudah mengintip lewat door view ketika mendengar pintu kamarnya diketuk-ketuk.

Namun beda halnya dengan Emily melihat itu makin menambah kecurigaannya.

"Aneh sekali."gumam Morgan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Emily.

Morgan selesai berpakaian saat ini sedang memakai jam tangannya, sambil sesekali meperhatikan gerak-gerik Emily yang sejak tadi seperti orang kesurupan.

"Kau dari mana saja selama aku keluar bersama Bianca." Tanya ketus Emily yang saat ini sedang duduk ditepi ranjang

"Aku?"

"Apa kamu melihat org lain dalam kamar ini selain kita?... aku bertanya sama kamu dari mana saja?" Tanya Emily makin kesal namun tidak terdengar seperti sedang membentak.

"Aku ga kemana-mana, dari tadi aku dikamar." ucap Morgan mengerutkan keningnya kesal mencoba membela dirinya seolah sedang tertangkap basah mencuri."

Tidak ingin membuat keadaan ini makin rumit, Morgan menyuruh Emily bersiap-siap untuk menemaninya keluar mencari makan dan untuk menghirup udara.

"Aku belum makan dari siang, kau terlalu sibuk dengan sahabatmu." ucap Morgan sedikit kesal dan sarkas namun masih terdengar lembut

"ck." Emily memutar malas bola matanya mendengar hal itu

Ia pun bersiap-siap mengganti pakaian yang sejak pagi ia gunakan, untuk keluar bersama suaminya.

sebelum keluar kamar, Emily menyempatkan diri untuk mengomentari outfit suaminya. "Di luar sangat dingin, kamu bisa masuk angin hanya dengan memakai kaos itu." ucap Emily

Mendengar itu Morgan menundukkan pandangannya mencoba melihat bajunya, tanpa berpikir panjang ia langsung mengambil jaket & juga tidak lupa topi hitamnya.

"Sudah?" Tanya Morgan santai, namun terdengar seperti sedang mengejek ditelinga Emily.

Tak memberi respon Emily memilih jalan duluan keluar kamar mereka.

Saat ini mereka sedang dinner disalah satu restoran mewah dijerman, Emily yang sebelumnya sudah makan memilih untuk tidak memesan menu makanan berat.

Disela-sela menyantap makananya, Emily memulai membuka obrolan dengan Morgan.

"Selesai Acara pernikahan Sahabatmu, apa kamu akan langsung pulang ke indonesia?" Tanya Emily serius sambil menatap Suami yang sedang menikmati makan malamnya

Morgan berhenti sejenak dari aktivitas makannya mencoba mengingat jadwalnya,"Aku masih ada dua hari waktu luang, sebelum harus kembali ke Indonesia." Tutur Morgan

Mendengar hal itu, Emily hanya mengangguk tanpa ekspresi.

"Kamu mengajukan cuti dua minggu, apa selama itu kamu akan bersama Bianca." Tanya Morgan penasaran

"Aku juga belum tau akan berapa lama dan kemana saja bersama Bianca." Ucap Emily santai

Sebenarnya Emily sangat ingin mengajak liburan suaminya.

Sampai usia pernikahan merek 1,5 mereka belum pernah sekalipun menghabiskan waktu berdua apalagi bulan madu. Walaupun beberapa kali Emily ikut menemani Morgan keluar negeri namun itu semua hanya sebatas menemani suaminya bekerja tentu selama dia ikut menemani suaminya tidak banyak waktu intim untuk mereka berdua ditambah lagi paling lama tidak lebih dari 3 hari.

Ditambah lagi kesibukan mereka yang padat dengan jadwal yang sering bertabrakan, Emily merasa sangat sulit untuk merengek meminta waktu untuk lebih dekat dengan suaminya meninggalkan sejenak beban kerja mereka.

Morgan melambai-lambai tangannya tepat diwajah Emily. "Kau melamun." ucap Morgan menyadarkan Emily

Seketika itu Emily sadar, dan berusaha menetralkan perasaannya.

"Apa yang kamu pikirkan? Apa ada masalah dengan pekerjaanmu? Atau hal lain?" Tanya Morgan sambil mengangkat tangannya memanggil pada pelayan meminta Bill untuk membayar makan malamnya.

Mendengar kata Masalah yang kepikiran dalam jawaban Emily adalah wanita bassement, seketika ia berpikir keras membayangkan 2 minggu jauh dari Morgan tidak mungkin tidak mereka akan ketemuan dibelakangnya.

"Mamah ingin kita ke australia menjenguk mereka." ucap Emily berbohong entah dari mana ide itu muncul.

"Apa mereka baik-baik saja? Maksudku tiba-tiba." Tanya Morgan sedikit khawatir pada kedua mertuanya.

"Hanya rindu pada anak & menantunya." Lanjut Emily

"Tapi aku masih ingin disini, setidaknya 2 hari masih banyak tempat yang ingin aku kunjungi."

Tidak penolakan dari Morgan,ia mengangguk, meskipun habis ini ia akan menelpon Rudi sekretarisnya untuk merombak kembali jadwalnya untuk beberapa hari kedepan.

Selesai Membayar makanan, mereka langsung saja menuju mobil dan kembali ke Hotel.

Diperjalanan pulang, Emily sedikit kepikiran kenapa Morgan tak mempermasalahkan permintaannya yang mendadak & terkesan memaksa.

Ia tau betul bagaimana padatnya jadwal suaminya.

...****...

(Kilas Balik meja makan)

Selesai Emily membantu Bi Hana membereskan meja makan, ia langsung saja naik ke kamarnya dan mengemasi barang-barang milik Morgan.

Tanpa sepengetahuannya Morgan kembali lagi kerumah karena ada dokumennya yang tertinggal, bermaksud untuk masuk ke dalam kamar langkahnya terhenti karena mendengar Emily sedang menelpon dengan ibunya dan panggilan itu di loudspeaker.

Emily tidak ingin Percakapan dengan ibunya terganggu dengan aktivitasnya packing-packing barang suaminya, begitupun sebaliknya ia harus buru-buru menyelesaikan packing tanpa harus terganggu dengan panggilan telepon dari ibunya.

Dan diluar kamar Morgan mendengar jelas percakapan mereka, terutama percakapan terakhir Emily & ibunya tentang Bulan madu & cucu.

...(Emang spesialis Nguping Pak Morgan)...

1
Dartihuti
vote tuk semangat Authour...
Anonymous: Makasiihhh kaka @Dartihuti
love sekebonn dehh🫶🫶
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
di tunggu celotehan saka thor
Anonymous: ditunggu yaa...wajibb pantengin setiap chapterrr biar gaa ketinggalan
total 1 replies
Milla
semgt kk
Anonymous: semangatt juga untuk kakakkk...
total 1 replies
Happy Kids
ttp ae nemui agatha.
Rizky Muhammad
Kejutan-kejutan dalam alur cerita membuat saya terus terpikat.
lilhyanaaaa
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!