Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah
Lily memandang Yu-Seok dengan mata yang penuh emosi, mencoba untuk meyakinkannya agar pergi. Namun, Yu-Seok tidak mau mendengarkan.
"Apa yang kamu tidak paham, Lily? Aku tidak akan pergi sampai keluarga Park memaafkanku dan mengizinkan kamu dan Ju-Anh tinggal bersamaku,"
Lily merasa frustrasi dan marah. Ia tidak bisa memahami mengapa Yu-Seok begitu keras kepala.
"Yu-Seok, apa yang terjadi denganmu? Kamu tidak bisa terus-menerus memaksa keluarga Park seperti ini,"
"Kamu tidak tahu apa yang terjadi, Lily. Kamu tidak tahu bagaimana rasanya dibenci dan ditinggalkan oleh keluarga sendiri," .
Lily merasa sakit hati mendengar kata-kata Yu-Seok. Ia ingin membantu Yu-Seok, tapi tidak tahu bagaimana.
"Yu-Seok, aku tahu kamu sakit hati. Tapi memohon seperti ini kepada keluarga Park tidak akan membuatmu bahagia. Aku mohon, pergilah dan pulihkan dirimu,"
Yu-Seok memandang Lily dengan mata yang masih tajam, tapi ada sedikit kelembutan di dalamnya. Ia tahu Lily benar, tapi masih belum bisa mengatasi rasa bersalahnya terhadap keluarga Park.
"Baiklah. Jika kamu seperti ini, aku lebih baik pergi dan tak pernah kembali". Ucap Lily melemparkan payung dan berlalu masuk kedalam rumah.
Yu-Seok memandang Lily yang berlalu masuk ke dalam rumah, merasa sedikit menyesal dengan kata-katanya yang kasar. Ia tahu bahwa Lily tidak bersalah dan hanya ingin membantu.Ia memandang payung yang terlempar di tanah, lalu memungutnya dan memanggil Lily.
"Lily, tunggu,"
Lily berhenti di depan pintu dan memandang Yu-Seok dengan mata yang masih merah karena menangis.
"Apa yang kamu inginkan, Yu-Seok?"
"Aku ingin meminta maaf atas kata-kataku yang kasar. Aku tahu aku tidak seharusnya berbicara seperti itu."
"Pergilah".
Yu-Seok menatap kepergian Lily yang menghilang dibalik pintu. Dengan penuh penyesalan Yu-Seok melangkah pergi.
...
Seminggu berlalu.
"Zack, aku tidak yakin akan bisa melakukannya". Ucap Lily.
"Jangan khawatir Ly, kamu hanya perlu hadir disana. Mereka mau kenal kamu".
Zack mengajak Lily ke perusahaannya. Untuk memperkenalkannya pada direktur, semua staff dan teman-temannya. Sesampainya disana, Lily terpana dengan keindahan isi dari gedung yang baru ia lihat.
Lily tersenyum lebar ketika disambut dengan hangat oleh semua orang di perusahaan Zack. Ia merasa sedikit gugup karena tidak terbiasa dengan situasi seperti ini, tapi kehadiran Zack membuatnya merasa lebih nyaman.
"Selamat datang, Lily!" ucap direktur perusahaan dengan senyum ramah. "Saya senang sekali bisa bertemu denganmu. Zack telah menceritakan banyak hal tentangmu."
Lily memandang Zack dengan mata yang sedikit terkejut. "Oh, ya?".
"Ya, saya menceritakan tentang bagaimana kamu membantu saya dalam situasi sulit," kata Zack.
Lily merasa sedikit malu karena Zack menceritakan tentang kebaikannya di depan orang banyak. Namun, ia juga merasa bangga karena Zack menghargai kebaikannya.
Setelah perkenalan, Zack membawa Lily ke ruang konferensi untuk bertemu dengan beberapa klien penting. Lily merasa sedikit tegang karena tidak terbiasa dengan situasi tegang, tapi Zack membuatnya merasa lebih nyaman dengan penjelasannya yang jelas.
"Dengan hormat, saya selaku perwakilan perusahaan serta staff mengucapkan terimakasih banyak untuk Lily". Tutu direktur. "Atas kejadian yang pernah menimpa Zack dan Lily, kami pula meminta maaf sebesar-besarnya. Membuat Lily terlibat didalamnya".
"Maaf karena salah satu dari kami tidak bisa menghadiri acara ini karena berhalangan". Lanjutnya kemudian memperkenalkan semua orang pada Lily satu persatu.
Lily hanya memangut-mangut karena dirinya sadar bahwa semua orang yang hadir disana bukanlah orang sembarangan. Mereka adalah para pendiri perusahaan brand-brand mewah terkenal didunia yang bekerja sama dengan para anggota satu grup dengan Zack. Lebih dari dua puluh pengusaha duduk berkumpul disana bersama Lily dan yang lainnya.
"Ini bentuk ucapan terimakasih dari saya untukmu, semoga bermanfaat". Ucap satu klien menyerahkan sebuah amplop pada Lily
"Ini apa?". Tanya Lily menatap sekilas amplop yang tergeletak diatas meja.
Kemudian, satu persatu orang yang ada disana mengeluarkan sesuatu lalu memberikannya pada Lily sebagai tanda hormat dan rasa terimakasih telah menyelamatkan Zack.
"Saya dengan senang hati telah membantu Zack. Tapi, mohon maaf ini bukan yang saya harapkan." Ucap Lily berhati-hati. "Disambut dengan baik pun sudah lebih dari cukup".
"Terimalah, kamu pantas mendapatkannya". Ucap Zack.
Setelah pertemuan selesai, Zack membawa Lily ke ruang makan untuk makan siang. Lily merasa sedikit lega karena bisa beristirahat sejenak dari suasana formal.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Zack sambil makan.
"Kenapa mereka harus memberikan semua itu?".
"Itu bukan hal besar bagi mereka. Kamu tahu sendiri mereka semua klien perusahaan yang berterimakasih padamu. Coba bayangkan kalau aku yang terluka, mereka akan rugi karena aku tidak bisa bekerja dengan baik". Jawab Zack.
"Tapi ini terlalu berlebihan Zack, siapa yang memberi orang lain apartement, saham, dan barang mewah lainnya sebagai hadiah?. Ini gila Zack".
Zack terkekeh mendengarnya. "Mungkin Tuhan-mu lagi ngangkat derajat kamu".
Lily terdiam mendengar ucapan Zack. Ia masih berfikir bahwa orang-orang terlalu berlebihan, dan ia tidak pernah mengharapkan hal seperti ini.
"Zack, aku sedikit penasaran. Dari sebanyak itu masih ada yang tidak bisa hadir. Dia siapa?".
Zack menyunggingkan senyumnya. "Nanti kamu tahu sendiri".
...
Disisi lain, seorang pria yang seharusnya ia ikut hadir dalam acara pertemuan dengan Lily malah terbaring tak berdaya dan lemah diatas ranjang Rumah Sakit.
Yu-Seok!
Ya, dialah Yu-Seok salah satu investor perusahaan yang menaungi Zack. Yu-Seok tidak bisa hadir karena kondisinya yang sangat lemah setelah dirinya diguyur hujan beberapa hari lalu, dan sekarang ia harus menjalani proses pemulihan yang panjang.
Lily tidak tahu tentang kondisi Yu-Seok, dan tidak ada yang memberitahunya tentang hal ini. Ia masih berada di perusahaan Zack, menikmati perhatian dan penghargaan dari orang-orang.
Sementara itu, di rumah sakit, dokter sedang memeriksa Yu-Seok. "Bagaimana kondisinya?" tanya dokter kepada perawat.
"Pasien masih dalam proses pemulihan," jawab perawat. "Ia masih lemah dan tidak bisa bergerak banyak."
Dokter mengangguk. "Baiklah, kita harus terus memantau kondisinya. Ia perlu waktu untuk pulih sepenuhnya."
Yu-Seok mendengar percakapan dokter dan perawat, tapi ia tidak bisa bereaksi. Ia hanya bisa memikirkan tentang Lily, dan bagaimana ia bisa menghubunginya. Rasa gengsi untuk mengabari Lily mengukung dirinya.
Tiba-tiba, Yu-Seok mendengar suara langkah kaki di luar kamar. Ia berharap itu adalah Lily, tapi ketika ia memandang keluar, ia malah melihat seseorang datang.
"Siapa kamu?"
"Ini pak Yul, Tuan". Jawabnya.
"Acaranya sudah dimulai?".
"Sudah selesai, Tuan". Jawabnya.
"Bagaimana dengan hadiah yang telah aku siapkan?".
"Jangan khawatir, Tuan".
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.