NovelToon NovelToon
Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ladies_kocak

Malam itu, Gwen seorang gadis remaja tidak sengaja memergoki cowok yang dia kejar selama ini sedang melakukan pembunuhan.

Rasa takut tiba-tiba merayap dalam tubuhnya, sekaligus bimbang antara terus mengejarnya atau memilih menyerah, Karena jujur Gwen sangat takut mengetahui sosok yang dia puja selama ini ternyata seorang pria yang sangat berbahaya, yaitu Arsenio.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladies_kocak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Anj*ng!" teriak Gwen kaget, matanya membulat melihat seragamnya yang kini kotor berwarna coklat.

Teriakan gadis itu membuat dia jadi pusat perhatian lagi. "Ih, bau banget baju gue,"

"Uhu... Besti gue kayak kambing kecebur got," Ejek Selly sambil membersihkan seragam Gwen dengan sapu tangannya.

"Kok lo ngejek gue sih?" Marah Gwen kesal.

"Lo lucu! " Canda Selly tak bisa menahan ketawanya.

"Awas lo ya! Nanti gue bales bau tahu rasa,"

Mengesampingkan perdebatan kecil dengan Selly, Gwen mengangkat kepalanya dan melihat gadis yang berdiri di depannya, dia mengerutkan kening karena tidak mengenal gadis tersebut.

"Eh, sayur oncom, maksud lo apa nyiram gue, hah!?" tanya Gwen dengan nada marah.

"Ups, gue nggak sengaja, maaf ya," kata gadis itu sambil menutup mulutnya dengan tangan.

"Ngak sengaja katanya, jelas-jelas lo mau cari masalah sama gue. Emangnya gue pernah ganggu lo apa?" tanya Gwen dengan nada kesal. kembali tersulut emosi.

"Siapa dia?" tanya Gwen dengan nada kesal kepada Selly.

Selly mendekat dan berbisik, "Itu adiknya Kak El, Aldara."

Gwen tersenyum sinis. "Oh, cuma anak angkat keluarga Zilank toh," ucapnya meremehkan.

"Apa lo bilang?" Aldara mendekat dengan marah.

"Emang benar kan? Anak angkat," ejek Gwen lagi.

Dengan geram, Aldara mendorong Gwen sampai terjatuh. Arsenio, yang melihat kejadian itu, hendak mendekat tapi terhenti saat melihat Gwen tertawa puas.

"Haus kasih sayang tepatnya," sindir Gwen dengan suara yang cukup pelan, hanya terdengar oleh Selly dan Aldara.

Aldara, yang semakin geram, menjambak rambut Gwen sehingga kepala gadis itu terdongak.

" lo apakan sahabat gue hah!? lepasin nggak?" teriak Selly sambil melepaskan tangan Aldara dari rambut Gwen.

"Diam lo!" bentak Aldara.

"Di bilangin juga, " Kesal Selly. "kalo sahabat gue udah ngamuk, tahu rasa lo," tambahnya kesal.

"Lepas," suara dingin Eliano terdengar, sudah berdiri di samping Aldara.

"Tapi dia yang mulai, Bang. Dia yang mukul abang tadi," keluh Aldara dengan nada manja sambil melepaskan jambakan di rambut Gwen.

"Lo ga usah ikut campur masalah gue," sahut Eliano dengan nada datar, membuat Gwen tertawa terbahak-bahak.

"Uh, Princess di acuhin nih. Ternyata sifat aslinya keluar juga. Penasaran deh reaksi orang tua angkat lo pas tau anak angkatnya sendiri punya sifat buruk," goda Gwen.

"Gwen!" bentak Aldara sambil menendang kaki Gwen, membuat gadis itu meringis kesakitan.

Karena Gwen di kenal dengan sosok badas dan tidak suka ditindas, dia langsung membalas dengan menendang kaki Aldara sampai terjatuh. Tidak berhenti di situ, dia menarik tangan Aldara dan mematahkannya dengan satu gerakan cepat.

Krak

"Aaaa!" teriak Aldara, merasakan sakit di tangannya yang patah.

"Itu kalau berani macam-macam sama gue," bisik Gwen dengan tegas. "Gue nggak suka diusik," tambahnya lagi."Dan satu lagi, jauhin kakak gue, gue ga suka kalo ada yang bikin kakak gue nangis, camkan itu!"

Mata Gwen yang asalnya hazel coklat, kini sudah berubah menjadi hitam pekat, beralih menatap Maudy yang berdiri kaku, "Jangan coba-coba ada yang ganggu Gwen, Gue bisa aja buat lebih dari ini. Ini bukan pemberitahuan, tapi peringatan buat lo!" Nunjuknya ke arah Maudy. "Lo berusaha rebut semua milik Gwen kan? silahkan lakukan apa yang lo mau, tapi jangan harap keinginan lo bakal terkabul"

Gwen kembali menatap Aldara yang sedang meringis pelan, "Gue ga tahu motif lo apa bikin hubungan Kak Tata sama kak El renggang. Gue curiga lo nyimpen rasa sama kak El sebagai laki-laki bukan seorang abang kan?" katanya. "Jangan dek ya! itu menjijikkan,"

"Gwen!" teriak seorang guru paruh baya yang datang dengan rotan di tangannya, Pak Bondan. "Berapa kali saya peringatkan, jangan ke kampus kalau nggak ada keperluan penting," ujarnya lagi.

"Terserah gue dong," sarkas Gwen membuat semua orang syok dengan perkataan kurang sopan dari Gwen. Melihat itu, Selly mendekat membisikkan sesuatu kepada pak Bondan. Guru BK itu hanya menatap kaget Gwen dan memilih diam.

"Lo liat gak, perubahan bola mata Gwen?" Bisik Danny kepada tiga sahabatnya."kayak ada jiwa lain di tubuh Gwen, anjir!"hebohnya lagi. Mereka hanya mengangguk kaku, sekaligus terkejut. Tapi, tidak dengan Arsenio. Dia menatap dalam bola mata Gwen menemukan jawabannya sendiri.

"Adek!" Tiba-tiba Agatha baru datang berdiri di samping Gwen yang masih menatap tajam Aldara. "Kamu apain Dara hm?" tanyanya pagi sambil meraih lengan Gwen.

Namun, Gwen menyentak keras tangan Agatha sambil berujar dengan suara lantang, "jangan sentuh gue bangsat!"

Agatha yang belum siap dorongan Gwen, hampir terjungkal ke tanah, beruntung Eliano siap menangkap tubuh Agatha. Seketika Agatha tertawa sinis membuat orang-orang semakin terheran. "Ara?"

"Kenapa lo datang?" tanya Agatha dengan dingin. Gwen hanya mengedikkan bahunya santai. "Gue tanya lo, Ara. Ngapain lo datang hah!?" Agatha sudah kepalang emosi. "Om ngelarang lo datang, trus kenapa keras kepala ngotot datang hah!?"

"Gadis sialan ini yang mulai duluan, dia buat Gwen emosi," jawab Gwen dengan suara tak kalah tinggi sambil menunjuk ke arah Aldara yang masih tersungkur di lantai. "Lagian apa sih urusan lo" sinis Gwen.

"Lo kuasai tubuh adek gue bangsat!" sentak Agatha. Semua orang melongo melihat Agatha emosi, Biasanya mereka hanya mengenal Agatha sebagai gadis lemah lembut.

"Terus mau lo apa hah!?Gue udah kasih pelajaran nih cewek" ucap Gwen.

"Keluar! " satu kata dingin yang di keluarkan Agatha membuat orang merasa merinding.

"Ga mau!" tolak Gwen sambil meraih tangan Selly meninggalkan tempat tersebut.

"Kalo lo ga keluar, gue telepon Om! " teriak Agatha, membuat Gwen berhenti melangkah.

Gwen menghela nafas berat membalikkan tubuhnya kembali. "Ah, gue ga takut. Si duda kan di luar kota," jawabnya enteng dengan memanggil ayahnya dengan sebutan Duda.

Agatha terdiam, dia melupakan keberangkatan pamannya semalam keluar kota. "kenapa gue bisa lupa" Agatha menepuk jidatnya. Seketika Agatha menarik sudut bibirnya berbentuk seringai. "Gue telepon abang Nicho suruh ke sini,"

Gwen tertawa sinis, "Pria itu di luar negeri, kalo lo lupa, Agatha Maharani,"

"Lo yakin?lo ga lupakan, apa yang Gwen minta semalam ke papinya?" kata Agatha.

"Sial!" Umpat Gwen berjalan cepat merebut ponsel di tangan Agatha, namun kalah cepat dengannya Agatha yang sudah mengangkat ponsel tinggi.

Gwen melebarkan pupil matanya, saat layar ponsel sedang melakukan panggilan 'abang '. Gwen berteriak frustrasi, "iya,"

Agatha langsung tersenyum penuh kemenangan, lalu menatap Selly. "Selly" panggil Agatha sambil mengisyaratkan matanya.

"Baik kak," sahut Selly berlalu dari sana.

Seketika panggilan tersambung membuat Gwen ketar-ketir di tempat. "kenapa Tata?" tanya Nicholas di seberang sana.

Tanpa melepaskan tatapan tajamnya dari Gwen sedang meneguk sebotol air dari Selly, dia menjawab,"Abang udah sampe?"

"Udah dari tadi,"

"Abang bisa jemput Gwen sekarang nggak?"

"Bisa dong. kenapa adek abang? masuk ke ruang BK lagi? atau dia lagi sakit?"

"Dia masuk ke ruang BK"

"Ya udah, abang Otw"

Agatha menyimpan ponselnya ke sakunya kembali sambil menatap teduh Gwen yang sudah tidak di kuasai Ara lagi.

Gwen menatap sendu Aldara yang sedang di bantu berdiri oleh dua orang mahasiswa. "Ara datang?" tanyanya sendu. "Berarti ini perbuatan nya dong?" lanjutnya.

Agatha menghela nafas panjang merapikan rambut Gwen yang menutupi wajahnya, "Ga papa, dia pantes dapetin itu semua. Jangan salahkan diri kamu ya," ucapnya lembut.

Gwen hanya mengangguk lemah, pandangannya tak lepas dari Aldara sedetikpun, dia berkata,"Kak Dara, lain kali jangan cari masalah sama aku, aku juga ga suka Ara datang, dia jahat, ga punya hati,"

"Ya udah sana ganti baju dulu, Selly bakal temenin kamu," suruh Agatha mendapat anggukan dari Gwen.

Agatha beralih menatap pak Bondan yang menatap iba anak didiknya."Pak, sebentar lagi abangnya bakal ke ruang BK. Maaf, Gwen bikin bapak sakit kepala terus,"

"Suruh gadis yang cidera itu juga," kata pak Bondan menunjuk ke arah Aldara.

"Baik Pak. sekali lagi maaf Pak ya!"

Pak Bondan hanya mengangguk berlalu dari sana, membuat Agatha menghela nafas panjang.

"Gwen punya alter ego ya?" tanya Danny kepo.

Agatha mengangguk pelan,"Bahkan bukan satu kepribadian, ada dua,"

"Dua?"

Agatha mengangguk lagi,"satunya lagi ganas, laki-laki. Dia datang hanya pada waktu tertentu, saat Gwen sedih dan banyak pikiran"

"Sejak kapan itu terjadi" tanya Arsenio khawatir.

"Setelah maminya meninggal. Awalnya kami ngira dia kerasukan, sampe di rukyah. Kata orang pinter itu, Gwen ga kerasukan, tapi ada kepribadian ganda di tubuhnya," jawab Agatha, lalu menatap Arsenio yang masih tampak khawatir, "Lo tenang aja, Ga bahaya kok. Cuman... "

"Cuman?" tanya Arsenio lebih lanjut karena penasaran.

"Cuman kalo Ren datang, ga ada yang bisa hadapi dia kecuali papinya," lanjut Agatha.

"Dia bisa bunuh diri, " bisik Rafa.

Seketika tiga cowok itu menatap Rafa bersamaan, "lo tahu?"

Rafa mengangguk mantap, "pertama kali masuk Si Ren, gue ada di sana"

Agatha menghembuskan nafas berat sambil menatap punggung Maudy sudah menjauh dari mereka. "Dia tahu kelemahan Gwen, makanya gue takut banget dia menetap di sini"

"Berarti wajah aku, Ara yang mukul?" tanya Arsenio manja kepada Agatha bermaksud mencairkan suasana.

Agatha terkekeh ringan menggeleng,"bukan, itu emang adik aku,"

"kenapa bisa tahu?"

"Ga tahu aja semalam, Gwen sama Selly ngomong terus di samping orang sakit, katanya Gwen ga sabar nunggu besok buat mukul wajah kamu," ucap Agatha mengelus luka di sudut bibir Eliano.

"trus gimana keadaanmu sekarang yank?"Eliano meletakkan telapak tangannya di dahi Agatha.

" Aku udah ga papa,"sahut Agatha, menurunkan tangan Eliano untuk di genggam.

Eliano mengerucut bibirnya manja, "tapi wajah aku sakit yank," keluhnya.

Rafa dan Danny mendesah berat, "Bangsat! mulai lagi dah"

1
Gebi Tompul
lanjut
Myra Myra
kasihan Gwen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!